Kenapa CVT Jebol? Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya

CVT atau Continuously Variable Transmission dikenal sebagai sistem transmisi otomatis yang halus dan efisien. Namun, apakah kamu pernah dengar istilah CVT jebol?
Nah, istilah ini mengacu pada kerusakan serius pada sistem CVT yang berpotensi membuat kendaraanmu mogok dan butuh biaya perbaikan besar. Namun, sebenarnya kenapa CVT jebol? Berikut pembahasannya.
Kenapa CVT jebol?
Ada beberapa penyebab CVT bisa jebol. Kamu perlu tahu hal ini supaya bisa lebih waspada dan menghindari kerusakan yang bikin kantong kering.
Overheat
CVT sangat sensitif terhadap panas. Kalau sistem pendingin tidak bekerja maksimal atau kamu pakai oli transmisi yang sudah jelek, suhu bisa naik drastis. Ini bisa merusak belt, pulley, bahkan variator di dalam CVT.
Kurang perawatan bulanan rutin
Kalau kamu malas servis, jangan heran kalau CVT jadi bermasalah. Oli transmisi yang tidak diganti bisa berubah warna dan mengendap. Komponen seperti belt dan pulley bisa kotor, aus, hingga rusak total.
Ada komponen di dalam CVT yang rusak
Belt dan pulley adalah jantung CVT. Kalau dipakai terus tanpa dicek, lama-lama bisa aus. Apalagi kalau kamu suka menarik gas mendadak, komponen ini bisa jebol lebih cepat.
Terlalu sering membawa beban berlebih
Motor kamu punya batas beban maksimal. Kalau sering dipakai angkut beban berat atau bahkan narik trailer, CVT akan bekerja lebih keras dari seharusnya. Lama-lama bisa rusak, lho.
Gaya mengemudi dan kondisi jalan juga
Akselerasi mendadak, ngerem tiba-tiba, dan kebiasaan tahan gas saat macet atau nanjak bikin CVT kerja lebih berat. Ini salah satu penyebab paling umum dari kerusakan CVT. Selain itu, jalan rusak, menanjak curam, atau sering banjir bikin sistem CVT tertekan. Apalagi kalau air terlalu banyak masuk ke dalam transmisi, bisa langsung bikin rusak total.
Cara mencegah CVT agar tidak jebol

Kabar baiknya, kamu bisa mencegah CVT jebol dengan beberapa langkah sederhana. Coba cek poin-poin di bawah ini sebagai bentuk dari perawatannya:
Rutin servis CVT
Dengan rutin membersihkan CVT, komponen-komponen didalamnya juga akan terawat dan tidak mudah rusak. Untuk itu, setidaknya 1 bulan sekali kamu perlu membersihkan CVT motormu.
Berkendara secara halus
Kamu perlu berkendara dengan halus. Hindari hentakan gas atau rem mendadak karena bisa bikin tekanan CVT melonjak tinggi.
Jangan bawa beban berlebihan
Pastikan kendaraan membawa beban sesuai kapasitasnya, ya. Kalau terlalu berat, kerja CVT jadi lebih berat dan cepat rusak.
Jangan terlalu sering menerobos banjir
CVT sangat rentan terhadap air. Kalau kamu sering nerobos genangan atau banjir, air bisa masuk ke dalam dan merusak komponen.
Hindari menahan gas terlalu lama
Saat macet atau nanjak, hindari menahan gas terlalu lama. Lebih baik gunakan teknik mengemudi perlahan dan halus untuk menghindari panas berlebih.
Apakah gaya berkendara berpengaruh pada CVT yang jebol?
Perlu digarisbawahi, gaya berkendara agresif sangat berpengaruh pada umur CVT. Itu karena akselerasi mendadak dan kick-down dapat membuat belt dan pulley bekerja terlalu keras sehingga mempercepat keausan komponen. Selain itu, beban kerja tinggi akibat gaya agresif juga menyebabkan overheat dan mempercepat degradasi oli. Dua hal tersebut juga menurunkan performa CVT, lho.
Tak heran jika kebiasaan mengemudi agresif dapat menyebabkan kerusakan CVT lebih cepat. Selain hal itu, tindakan tersebut juga bisa meningkatkan konsumsi bahan bakar serta menimbulkan getaran dan suara aneh saat kendaraan digunakan.
Itulah penyebab kenapa CVT jebol dan cara mencegahnya. Semua itu bisa kamu cegah dengan perawatan rutin, penggunaan oli yang tepat, dan gaya mengemudi. Ingat, CVT memang nyaman untuk akselerasi, tapi juga sensitif. Jadi, kalau kamu ingin kendaraanmu awet dan tidak sering keluar uang untuk perbaikan, mulai sekarang ubah kebiasaan berkendara dan rawat sistem CVT dengan benar, ya.