Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa V-Belt Motor Berbunyi? Ini Penjelasan Penyebabnya

Kenapa V-Belt Motor Berbunyi
Ilustrasi pemasangan v-belt (dok. Wahana Honda)
Intinya sih...
  • V-belt motor matik bisa berbunyi karena retak, kaku, aus, atau tidak cukup pelumas
  • Ciri-ciri v-belt bermasalah antara lain suara berisik, tarikan motor terasa berat, performa menurun
  • Perawatan rutin seperti pemeriksaan v-belt, penggantian oli transmisi CVT, dan perawatan roller sangat penting
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Suara aneh dari bagian CVT motor matik bisa jadi berasal dari v-belt yang mulai bermasalah. V-belt berperan penting dalam menyalurkan tenaga dari mesin ke roda belakang sehingga kondisinya wajib prima.

Sayangnya, komponen ini juga rentan mengalami keausan dan kerusakan seiring waktu. Supaya kendaraanmu gak sampai mogok di jalan, kamu perlu mengetahui sebenarnya kenapa v-belt motor berbunyi dan bagaimana tanda kerusakannya. Berikut uraiannya.

Kenapa v-belt motor berbunyi?

V-belt motor matil bisa menimbulkan suara "krek" atau "srek" karena berbagai penyebab. Berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui:

  • V-belt mulai retak atau sobek

V-belt yang sudah mulai retak atau sobek dapat menimbulkan bunyi "krek" dan berisiko putus sewaktu-waktu. Nah, jika terdengar bunyi ini, segera ganti V-belt di bengkel.

  • V-belt baru yang masih kaku

Setelah ganti V-belt baru, bunyi gesekan seperti "srek-srek" bisa muncul karena tekstur komponennya yang masih kaku dan belum lentur. Itu karena bagian tersebut masih menyesuaikan dengan pulley CVT. Bunyi ini biasanya normal dan akan hilang setelah motor dipakai beberapa ratus kilometer.

  • V-belt aus atau tidak cukup pelumas

V-belt yang aus atau kurang pelumasan bisa menimbulkan gesekan berlebihan antara sabuk dan pulley. Nah, hal ini bisa membuat v-belt menimbulkan bunyi berdecit saat digunakan berkendara.

  • Tegangan V-belt tidak tepat dan roller yang rusak

V-belt yang terlalu kendor atau kencang dapat menyebabkan gesekan tidak normal dan bunyi berdecit. Selain itu, roller yang sudah aus dapat menimbulkan bunyi berisik dan mengganggu kinerja motor matik.

  • Komponen CVT lain seperti kampas kopling atau tutup rumah roller bermasalah

Kampas kopling yang menipis atau tutup rumah roller yang tidak terpasang dengan baik juga bisa menyebabkan bunyi berisik dari CVT. Untuk itu, pastikan kamu memasang semua komponen CVT dengan kencang sebelum kembali menggunakan motor.

  • Kotoran, debu, atau air pada V-belt

Kotoran atau air yang menempel pada V-belt bisa menyebabkan bunyi decitan. Penggunaan pelumas secukupnya atau setel ulang kekencangan V-belt bisa membantu mengatasi hal ini.

Ciri-ciri v-belt bermasalah

Ciri-ciri v-belt bermasalah
ilustrasi v-belt motor matci (suzuki.co.id)

Munculnya suara dari area CVT sering menjadi tanda pertama kalau v-belt mulai bermasalah. Ini beberapa ciri yang dapat kamu perhatikan pada CVT motormu:

  • Muncul bunyi pada area CVT

Bunyi berisik, decitan, atau suara aneh pada boks CVT, terutama saat akselerasi awal, menjadi tanda umum V-belt mulai bermasalah atau aus. Suara ini muncul akibat gesekan tidak normal antara V-belt dan pulley. Semakin lama dibiarkan, suara bisa makin keras dan menandakan kerusakan lebih serius.

  • Tarikan motor terasa berat, kaku, atau kasar

Tarikan motor yang biasanya halus menjadi berat, tersendat, atau kasar, terutama saat menanjak atau membawa beban, menandakan v-belt kehilangan cengkeraman optimal. Hal ini disebabkan permukaan V-belt yang sudah aus dan tidak mencengkeram pulley dengan sempurna. Akibatnya, tenaga dari mesin tidak tersalurkan dengan baik.

  • Performa motor menurun

Motor terasa sulit melaju di kecepatan tinggi, akselerasi ngempos, atau RPM naik tanpa diiringi peningkatan kecepatan. Ini menunjukkan V-belt sudah tidak mampu menyalurkan tenaga dengan baik. Keausan atau pelonggaran pada v-belt membuat perpindahan tenaga menjadi tidak efisien.

  • Getaran tidak wajar pada motor

Adanya getaran atau gredek pada motor, meski getaran ini bisa hilang timbul dan tidak selalu menjadi patokan utama. Getaran biasanya terasa di kecepatan rendah dan menandakan adanya ketidakseimbangan pada sistem CVT. Bisa juga akibat roller aus atau pemasangan V-belt yang tidak presisi.

  • V-belt retak, aus, atau bentuknya tidak sempurna

Secara visual, v-belt yang bermasalah akan tampak retak, aus, permukaan mulai pecah-pecah, atau bahkan lebar v-belt sudah tidak ideal lagi. Kondisi ini sangat berisiko karena bisa menyebabkan v-belt putus mendadak saat berkendara. Pemeriksaan visual penting dilakukan secara berkala.

  • Motor terasa ngempos saat RPM tinggi

Pada putaran mesin tinggi, motor terasa ngempos atau tidak bertenaga, menandakan v-belt sudah mulai melar atau kehilangan elastisitas. Kondisi ini membuat tenaga tidak ditransfer dengan maksimal ke roda belakang. Akibatnya, efisiensi berkendara menurun dan konsumsi bahan bakar bisa meningkat.

Cara merawat CVT agar v-belt tidak cepat putus

Agar v-belt tidak cepat putus, kamu perlu memerhatikan beberapa komponen yang perlu perawatan rutin dan perhatian khusus. Berikut detailnya:

  • Rutin memeriksa kondisi v-belt

V-belt harus dicek secara berkala, misalnya setiap 8.000 hingga 10.000 km untuk memastikan tidak ada kerusakan seperti retak atau aus. Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi kerusakan dini sehingga penggantian dapat dilakukan sebelum v-belt putus dan merusak komponen lain.

  • Rutin mengganti oli transmisi CVT

Oli transmisi CVT berfungsi melumasi dan mendinginkan komponen di dalam CVT agar tidak cepat aus. Mengganti oli secara rutin sesuai jadwal pabrikan menjaga performa CVT tetap optimal dan memperpanjang umur v-belt.

  • Periksa dan bersihkan roller CVT

Roller yang kotor atau aus dapat menyebabkan tekanan tidak merata pada v-belt sehingga mempercepat keausan. Membersihkan dan memeriksa roller secara rutin menjaga kinerja CVT dan mencegah bunyi berisik serta kerusakan v-belt.

  • Rawat kampas kopling

Kampas kopling yang aus membuat tenaga mesin tidak tersalurkan dengan baik sehingga v-belt bekerja lebih berat dan cepat rusak. Memeriksa dan mengganti kampas kopling yang sudah tipis menjaga responsivitas motor dan umur v-belt.

  • Hindari beban berlebih dan cara berkendara kasar

Membawa beban berlebih atau melakukan akselerasi mendadak memberi tekanan ekstra pada v-belt sehingga mempercepat kerusakan. Berkendara dengan halus dan sesuai kapasitas beban membantu memperpanjang usia V-belt dan komponen CVT lainnya.

Itulah beberapa hal yang menjadi penyebab kenapa v-belt berbunyi. V-belt yang bunyi bukan sekadar gangguan kecil, tapi bisa jadi pertanda awal kerusakan serius pada sistem transmisi motormu. Jika kamu mengetahui penyebab bunyi dan ciri-ciri kerusakan, tentu dapat membantu mengambil tindakan lebih cepat. Jadi, jangan tunda servis jika mendengar suara mencurigakan dari motormu.

FAQ seputar kenapa V-Belt motor berbunyi

1. Kenapa V-belt motor bisa berbunyi?
Biasanya karena V-belt kering, aus, longgar, atau kotor akibat debu dan oli yang menempel di area CVT.

2. Bunyi seperti apa yang menandakan V-belt bermasalah?
Umumnya terdengar “cuit-cuit” atau “cit-cit” saat motor baru dinyalakan atau ketika gas ditarik perlahan.

3. Apakah bunyi V-belt berbahaya?
Jika dibiarkan, bisa menyebabkan performa motor menurun dan risiko V-belt putus meningkat.

4. Bagaimana cara mengatasinya?
Lakukan pembersihan dan pengecekan CVT, atau ganti V-belt jika sudah terlihat retak dan aus.

5. Kapan waktu ideal mengganti V-belt motor?
Disarankan setiap 20.000–25.000 km, tergantung kondisi pemakaian dan rekomendasi pabrikan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Fahreza Murnanda
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Apa Itu Ignition Coil pada Mobil? Ini Fungsi dan Cara Kerjanya

22 Okt 2025, 14:13 WIBAutomotive