Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pilih Mobil Bekas atau Motor Baru? 5 Hal yang Bisa Dijadikan Pertimbangan

ilustrasi menyetir mobil (pexels.com/Berna)
Intinya sih...
  • Sesuaikan kendaraan dengan kebutuhan harianmu, jangan beli hanya karena gengsi atau tampilan luar saja. Efisiensi dan kenyamanan harus jalan bareng.
  • Pertimbangkan biaya operasional, mobil bekas memiliki biaya perawatan yang lebih tinggi, sementara motor baru memiliki konsumsi BBM yang lebih hemat.
  • Kenyamanan dan keamanan saat berkendara juga penting, mobil menawarkan kenyamanan dan keamanan yang lebih tinggi, sementara motor memiliki keunggulan dalam kelincahan dan kecepatan di perkotaan.

Buat kamu yang lagi punya budget terbatas tapi pengin punya kendaraan pribadi, pasti pernah galau antara beli mobil bekas atau motor baru. Pilihan ini memang nggak bisa dianggap sepele, karena menyangkut kenyamanan, keuangan, sampai kebutuhan harian kamu. Banyak orang yang tergoda beli mobil bekas karena harga lebih miring, tapi lupa menghitung biaya perawatan. Sebaliknya, motor baru memang praktis dan irit, tapi belum tentu cocok buat semua situasi.

Makanya, sebelum kamu ambil keputusan, penting banget untuk mempertimbangkan berbagai aspek. Nggak cuma soal harga, tapi juga soal gaya hidup, rencana jangka panjang, sampai efisiensi penggunaan. Jangan sampai kamu beli kendaraan cuma karena ikut-ikutan atau tergiur tampilan luar saja. Di artikel ini, kita bahas lima hal penting yang bisa bantu kamu memilih kendaraan yang paling pas buat kebutuhanmu.

1. Sesuaikan dengan kebutuhan harian kamu

ilustrasi naik motor (freepik.com/kroshka__nastya)

Hal pertama yang perlu kamu pertimbangkan adalah kebutuhan kamu sehari-hari. Kalau kamu butuh kendaraan buat antar anak, kerja jarak jauh, atau sering bawa barang banyak, mobil jelas jadi pilihan yang lebih masuk akal. Tapi kalau mobilitasmu lebih ke dalam kota, jaraknya dekat, dan sering sendirian, motor bisa lebih praktis.

Jangan sampai kamu beli mobil hanya karena gengsi, padahal setiap hari kamu cuma pakai buat belanja ke warung. Sebaliknya, motor mungkin jadi kurang nyaman kalau kamu sering bepergian dengan keluarga atau saat cuaca lagi ekstrem. Jadi, sebelum beli, pikirkan lagi bagaimana kendaraan itu bakal kamu pakai setiap hari. Efisiensi dan kenyamanan harus jalan bareng.

2. Pertimbangkan dari sisi biaya operasional

ilustrasi mobil modifikasi (pexels.com/Auto Records)

Mobil dan motor punya perbedaan besar dalam hal biaya operasional. Mobil bekas mungkin harganya bisa setara dengan motor baru, tapi biaya perawatannya cenderung lebih tinggi. Mulai dari pajak tahunan, konsumsi bahan bakar, hingga servis berkala, semua pasti lebih mahal dibanding motor. Apalagi kalau kamu dapet mobil yang perawatannya sudah agak rumit.

Di sisi lain, motor baru biasanya punya garansi dan konsumsi BBM yang lebih hemat. Spare part-nya juga mudah didapat dan relatif murah. Jadi, kalau kamu masih harus mikir panjang buat biaya operasional tiap bulan, motor mungkin pilihan yang lebih realistis. Tapi kalau kamu punya tabungan cadangan dan ingin lebih nyaman, mobil tetap bisa dipertimbangkan.

3. Kenyamanan dan keamanan saat berkendara

ilustrasi motor baru (freepik.com/fxquadro)

Faktor ini juga nggak boleh kamu lewatkan. Mobil memang menawarkan kenyamanan dan keamanan yang lebih tinggi, terutama kalau kamu sering melewati jalan yang rawan atau cuaca yang tidak bersahabat. Kamu juga bisa bawa keluarga atau teman tanpa harus kehujanan atau kepanasan. Plus, soal keamanan saat kecelakaan, mobil jelas lebih unggul dibanding motor.

Tapi bukan berarti motor kalah sepenuhnya. Motor baru sekarang sudah dilengkapi dengan teknologi yang cukup canggih, seperti rem ABS atau sistem penguncian pintar. Keunggulannya ada pada kelincahan dan kecepatan saat harus bermanuver di tengah macet. Jadi, kalau kamu lebih sering berada di perkotaan yang padat, motor bisa lebih efisien dari segi waktu dan tenaga.

4. Tingkat penyusutan harga (depresiasi)

ilustrasi jual-beli mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Depresiasi atau penurunan nilai kendaraan juga jadi hal penting yang sering dilupakan. Mobil bekas biasanya sudah melewati fase depresiasi terbesar di 1–3 tahun pertama, jadi harga jualnya cenderung lebih stabil. Kalau kamu pilih mobil bekas yang usianya tepat dan dirawat dengan baik, kamu nggak bakal rugi-rugi amat kalau nanti dijual lagi.

Sebaliknya, motor baru akan langsung mengalami depresiasi besar di tahun pertama. Nilai jualnya bisa turun drastis, meskipun jarang dipakai. Jadi, kalau kamu punya rencana ganti kendaraan dalam waktu dekat atau lihat kendaraan sebagai aset yang bisa dijual kembali, mobil bekas bisa lebih menguntungkan. Tapi kalau kamu cari kendaraan buat jangka panjang dan siap merawat, motor baru juga oke.

5. Faktor kenyamanan saat mengemudi

ilustrasi mobil dengan sunroof (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Kalau kamu tipe orang yang gampang pegal atau sering berkendara jarak jauh, mobil jelas menang telak soal kenyamanan. Kursinya empuk, ada AC, dan kamu bisa dengerin musik sambil nyetir tanpa harus pakai helm. Bahkan saat hujan, kamu tetap bisa lanjut jalan tanpa takut basah kuyup.

Namun, kenyamanan juga bisa datang dari kepraktisan. Motor lebih cepat, nggak perlu cari parkiran susah-susah, dan bisa dipakai langsung tanpa banyak persiapan. Jadi, tinggal kamu sesuaikan lagi: apakah kamu lebih menghargai kenyamanan menyeluruh atau kepraktisan sehari-hari? Semua balik lagi ke prioritas kamu masing-masing.

Memilih antara mobil bekas atau motor baru memang nggak ada jawaban yang benar atau salah. Semua tergantung dari kebutuhan, gaya hidup, dan kemampuan finansial kamu. Yang penting, jangan asal ikut-ikutan tren tanpa tahu apa yang benar-benar kamu butuhkan. Semoga setelah membaca ini, kamu bisa ambil keputusan yang paling pas, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us