Sarung Tangan Naik Gunung Buat Motoran, Ini yang Akan Terjadi

- Pegangan stang menjadi licin dan berisiko
- Sarung tangan gunung kurang memiliki daya cengkeram yang stabil
- Risiko kehilangan kontrol saat memegang stang motor meningkat
- Tidak ada perlindungan dari benturan dan gesekan
- Sarung tangan gunung tidak dilengkapi knuckle protector atau padding
- Kemungkinan besar tangan hanya terlindungi secara minimal dari luka gores
- Kurang tahan lama menghadapi kondisi jalan
- Bahan sarung tangan gunung cepat rusak jika digunakan dalam kondisi ekstrem
- Tidak dir
Sarung tangan untuk naik gunung dan sarung tangan untuk naik motor secara desain mungkin terlihat sama. Tapi peruntukkan keduanya jauh berbeda. Sarung tangan naik gunung didesain untuk melindungi tanganmu dari cuaca dingin. Tapi sarung tangan jenis ini gak akan bisa maksimal melindungi tanganmu saat naik motor.
Perbedaan desain, material, dan fitur membuat sarung tangan untuk naik gunung tidak akan mampu memberikan perlindungan optimal di jalan raya. Nah, ini yang akan terjadi kalau kamu menggunakan sarung tangan untuk naik gunung buat riding.
1. Pegangan stang menjadi licin dan berisiko

Sarung tangan gunung biasanya terbuat dari bahan wol, fleece, atau kain sintetis dengan fokus utama menjaga kehangatan. Bahan tersebut cenderung kurang memiliki daya cengkeram. Akibatnya, saat memegang stang motor, terutama dalam kondisi hujan atau tangan berkeringat, pegangan bisa menjadi licin. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa membuat pengendara kehilangan kontrol, apalagi ketika harus melakukan pengereman mendadak.
Berbeda dengan sarung tangan motor, yang selalu dilengkapi lapisan anti-selip di telapak tangan untuk memastikan cengkeraman stabil di berbagai kondisi. Tanpa fitur ini, risiko kecelakaan akibat hilangnya kontrol bisa meningkat tajam.
2. Tidak ada perlindungan dari benturan dan gesekan

Ketika terjadi kecelakaan, tangan adalah bagian tubuh yang paling sering menyentuh aspal lebih dulu. Sarung tangan motor dilengkapi knuckle protector di punggung tangan serta padding pada telapak untuk melindungi dari benturan dan gesekan. Sarung tangan gunung sama sekali tidak memiliki fitur ini.
Jika sarung tangan gunung dipakai untuk motor lalu terjadi insiden, kemungkinan besar tangan hanya terlindungi secara minimal dari luka gores. Gesekan keras dengan aspal bisa menyebabkan luka serius bahkan patah tulang, sesuatu yang sebenarnya bisa diminimalkan dengan sarung tangan motor khusus.
3. Kurang tahan lama menghadapi kondisi jalan

Sarung tangan gunung dirancang untuk menghadapi udara dingin, air, dan gesekan ringan dengan alam. Tapi, untuk penggunaan di motor, tantangannya berbeda: kecepatan tinggi, panas mesin, hujan deras, hingga aspal kasar. Bahan sarung tangan gunung cenderung cepat rusak jika digunakan dalam kondisi ekstrem tersebut. Jahitan bisa lepas, bahan cepat sobek, dan fungsi pelindung hilang sama sekali.
Selain itu, sarung tangan gunung tidak dirancang dengan ventilasi udara yang sesuai kebutuhan berkendara. Akibatnya, tangan bisa cepat lembap dan tidak nyaman dipakai dalam perjalanan jauh.
So, menggunakan sarung tangan gunung untuk berkendara motor memang terlihat praktis, tapi jelas bukan pilihan yang aman. Pegangan stang yang licin, ketiadaan pelindung benturan, serta bahan yang tidak tahan menghadapi kerasnya jalanan membuat risiko cedera meningkat. Karena itu, penting menggunakan sarung tangan sesuai peruntukannya.
Untuk mendaki, pilih sarung tangan gunung yang hangat dan tahan cuaca. Untuk berkendara, gunakan sarung tangan motor yang dirancang khusus demi keselamatan. Ingat, tangan adalah aset penting yang harus selalu terlindungi.