Skuter Topper Jadi Produk Gagal Harley-Davidson?

- Harley-Davidson pernah memproduksi skuter mungil bernama Topper pada era 1960-an untuk membendung tren Vespa dan Lambretta dari Italia.
- Topper memiliki tampilan unik dengan mesin 165cc dua-tak dan transmisi otomatis CVT, namun kurang bertenaga dibanding skuter Eropa populer saat itu.
- Topper gagal mencuri hati pasar karena persaingan sengit, persepsi publik yang kurang cocok, dan masalah performa mesin, namun kini menjadi barang koleksi langka.
Kalau kamu pikir Harley-Davidson cuma bikin motor gede yang berat dan berisik, kamu keliru. Sebab pabrikan asal Amerika Serikat ini pernah memproduksi skuter mungil bernama Topper. Yup, Topper adalah skuter lucu yang praktis layaknya skuter-skuter Jepang.
Topper dirilis pada era 1960-an, ketika tren skuter sedang naik daun. Skuter ini juga dibuat untuk membendung tren Vespa dan Lambretta dari Italia. Dengan Topper, Harley seolah ingin menawarkan skuter versi “Amerika banget” .
Sayangnya, nasib Topper tak seperti Vespa dan Lambretta.
1. Skuter Imut dari Harley-Davidson

Ketika mendengar nama Harley-Davidson, yang terbayang pasti motor besar berotot dengan suara menggelegar dan pengendara berjaket kulit hitam. Tapi, tahukah kamu bahwa Harley-Davidson pernah bikin skuter mungil bernama Topper? Yup, skuter ini dirilis antara tahun 1960 hingga 1965, dan jadi satu-satunya skuter yang pernah diproduksi Harley sepanjang sejarahnya!
Topper punya tampilan yang unik untuk ukuran Harley. Bodinya kecil, ramping, dan lebih mirip skuter Vespa daripada motor chopper ala Easy Rider. Tapi jangan salah, meskipun ukurannya mungil, aura Amerika-nya tetap terasa. Dengan desain sederhana, lampu bulat klasik, dan bodi berlapis fiberglass, Topper dirancang sebagai kendaraan praktis untuk mobilitas harian, bukan untuk touring jarak jauh.
2. Mesin 2-Tak dengan transmisi otomatis

Berbeda jauh dari motor gede Harley lainnya yang menggunakan mesin besar dan transmisi manual, Topper dibekali mesin 165cc dua-tak. Yang menarik, skuter ini menggunakan transmisi otomatis dengan sistem CVT (Continuously Variable Transmission). Jadi, pengendara cukup gas dan rem tanpa harus ribet oper gigi, mirip seperti naik motor metik zaman sekarang.
Fitur ini cukup revolusioner pada masanya, apalagi untuk brand yang dikenal dengan motor besar dan bertenaga. Topper juga menggunakan sistem start dengan menarik tali seperti mesin pemotong rumput (pull-start). Cukup unik, kan?
Sayangnya, meski praktis dan ramah untuk pemula, performa mesin dua-taknya kurang bertenaga jika dibandingkan dengan skuter-skuter Eropa yang populer di masa itu. Namun untuk penggunaan harian di kota atau jarak dekat, Topper sangat bisa diandalkan.
3. Kenapa gagal di pasaran

Meskipun punya konsep menarik dan desain yang cukup futuristik di zamannya, Harley-Davidson Topper tidak berhasil mencuri hati pasar skuter. Ada beberapa alasan di balik kegagalannya, mulai dari persaingan sengit dengan Vespa dan Lambretta, hingga persepsi publik yang kurang cocok melihat Harley jualan motor kecil.
Selain itu, beberapa pengguna mengeluhkan performa mesin yang cepat panas dan kadang susah dinyalakan. Tapi, justru karena produksinya singkat dan jumlahnya terbatas, Topper kini jadi barang koleksi langka. Banyak kolektor motor klasik yang berburu Topper karena keunikan dan nilai sejarahnya.