Suzuki Carry vs Mitsubishi L300: Mana Paling Tangguh Buat Niaga?

- Kapasitas bak menentukan daya angkut: L300 lebih besar, cocok untuk bisnis logistik. Carry lebih fleksibel di perkotaan.
- Mesin, performa, dan efisiensi bahan bakar: Carry hemat bahan bakar, L300 kuat di jalan menanjak dan distribusi jarak jauh.
- Harga dan segmen pengguna: Carry terjangkau untuk usaha kecil-menengah. L300 cocok untuk pekerjaan berat dengan investasi jangka panjang.
Pasar mobil niaga ringan di Indonesia masih dikuasai oleh dua pemain lama yang sama-sama populer, yaitu Suzuki Carry dan Mitsubishi L300. Keduanya dikenal sebagai kendaraan andalan para pelaku usaha mikro hingga distribusi besar karena kemampuannya mengangkut barang dalam jumlah signifikan.
Namun, meskipun keduanya sama-sama menyasar segmen pick-up, ada perbedaan mencolok dalam hal kapasitas bak, spesifikasi mesin, konsumsi bahan bakar, serta harga jual yang membuat konsumen perlu menimbang dengan cermat sebelum menentukan pilihan.
Suzuki Carry dikenal sebagai pick-up yang praktis, ekonomis, dan sangat irit bahan bakar. Sementara Mitsubishi L300 hadir dengan tenaga lebih besar, kapasitas muatan lebih luas, dan sudah dibekali mesin diesel Euro 4 yang lebih ramah lingkungan. Perbedaan ini membuat masing-masing kendaraan memiliki segmen pengguna tersendiri—Carry lebih cocok untuk usaha kecil dengan mobilitas tinggi di perkotaan, sedangkan L300 lebih tepat untuk usaha distribusi dengan muatan berat yang menuntut performa mesin lebih tangguh.
1. Kapasitas bak yang menentukan daya angkut

Dari sisi kapasitas bak, Mitsubishi L300 memiliki dimensi yang lebih besar. Bak L300 versi flatbed memiliki panjang sekitar 2.630 mm, lebar 1.600 mm, dan tinggi 310 mm, sehingga memberikan ruang ekstra untuk mengangkut barang dalam jumlah lebih banyak. Hal ini membuat L300 lebih unggul untuk bisnis logistik atau distribusi skala besar.
Sementara itu, Suzuki Carry tersedia dalam dua pilihan, yakni flat deck dengan volume bak sekitar 1.905 liter dan wide deck dengan volume lebih besar mencapai 2.160 liter. Walaupun lebih kecil dibanding L300, Carry menawarkan fleksibilitas dengan ukuran bak yang tetap cukup memadai untuk usaha harian di perkotaan, terutama yang membutuhkan kendaraan lincah masuk ke jalan sempit.
2. Mesin, performa, dan efisiensi bahan bakar

Suzuki Carry terbaru dibekali mesin bensin K15B-C 1.462 cc, 4-silinder, MPI dengan tenaga sekitar 96–97 hp dan torsi 135 Nm. Mesin ini terkenal bandel, mudah perawatannya, dan sangat hemat konsumsi bahan bakar. Berdasarkan uji lapangan, Carry bisa menempuh rata-rata 12–14 km per liter, angka yang sangat menarik bagi pengusaha yang ingin menekan biaya operasional.
Di sisi lain, Mitsubishi L300 kini mengandalkan mesin diesel modern 4N14 2.268 cc Common Rail Turbo Euro 4 yang menghasilkan tenaga sekitar 98–99 PS dan torsi lebih besar hingga 200 Nm. Tenaga besar ini menjadikan L300 pilihan tepat untuk mengangkut beban berat di jalan menanjak atau rute distribusi jarak jauh. Konsumsi bahan bakarnya berkisar 8–9 km/liter di perkotaan, dan bisa mencapai 11–12 km/liter di jalan luar kota—lebih boros dibanding Carry, tetapi sebanding dengan daya angkut dan performa yang diberikan.
3. Harga dan segmen pengguna

Dari segi harga, Suzuki Carry jauh lebih terjangkau dengan kisaran Rp170,7 juta hingga Rp179,6 juta tergantung varian flat deck, wide deck, atau tambahan fitur AC dan power steering. Harga ekonomis ini menjadikan Carry sebagai opsi paling ideal untuk pengusaha kecil hingga menengah yang membutuhkan kendaraan operasional dengan modal terbatas.
Mitsubishi L300 dipasarkan dengan harga lebih tinggi, yakni sekitar Rp234,1 juta (cab & chassis) hingga Rp236,6 juta (flatbed). Dengan banderol yang lebih mahal, L300 jelas menyasar pelaku usaha yang memerlukan daya angkut besar, kehandalan mesin diesel, serta ketahanan untuk pekerjaan berat. Walaupun biaya operasional dan pembelian awal lebih tinggi, banyak pengusaha logistik dan distribusi besar menilai investasi ini layak untuk jangka panjang.