4 Alternatif Instrumen Investasi di Tahun 2025 selain Emas

- Emas cocok untuk diversifikasi portofolio investasi karena tahan inflasi dan sebagai safe haven saat kondisi ekonomi tidak menentu.
- Reksadana pasar uang cocok bagi pemula dengan risiko rendah, likuiditas tinggi, dan bisa dibeli mulai dari Rp10.000.
- Saham blue chip stabil, memiliki reputasi baik, sering membagikan dividen, dan bisa dibeli fraksional mulai dari Rp10.000.
Emas sudah lama menjadi salah satu instrumen investasi yang populer. Instrumen ini memiliki sifat yang tahan terhadap inflasi dan dianggap sebagai safe haven saat kondisi ekonomi tidak menentu. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, kenaikan harga emas hanya sekitar 6–8 persen per tahun, sementara beberapa instrumen lain bisa memberikan return hingga 15–20 persen dalam periode yang sama.
Emas merupakan instrumen investasi yang tidak menghasilkan pendapatan pasif, sehingga kurang cocok untuk investor yang ingin mendapatkan arus kas rutin. Dengan semakin banyaknya akses informasi dan teknologi keuangan yang memudahkan investasi, sudah saatnya kamu mempertimbangkan alternatif lain di luar logam mulia. Berikut adalah empat alternatif instrumen investasi di tahun 2025 selain emas.
1. Reksadana pasar uang

Reksadana pasar uang adalah instrumen investasi yang sangat cocok bagi pemula karena risikonya paling rendah dibanding jenis reksadana lainnya. Dana yang kamu investasikan akan dikelola oleh manajer investasi dan dialokasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat utang jangka pendek. Keuntungan utamanya adalah stabilitas dan likuiditas yang tinggi, sehingga cocok untuk tujuan jangka pendek atau dana darurat.
Selain itu, reksadana pasar uang kini bisa dibeli mulai dari Rp10.000 saja melalui berbagai aplikasi investasi. Ini membuatnya sangat terjangkau dan tidak memberatkan pemula. Meskipun return-nya tidak sebesar saham atau kripto, tingkat risikonya juga jauh lebih rendah, menjadikannya pilihan tepat untuk membiasakan diri dengan dunia investasi.
2. Saham blue chip

Berbeda dari saham biasa yang fluktuatif dan berisiko tinggi, saham blue chip adalah saham dari perusahaan besar yang mapan, punya reputasi baik, dan kinerja keuangan yang stabil. Contohnya seperti Bank BCA (BBCA), Telkom Indonesia (TLKM), atau Unilever (UNVR). Saham jenis ini cenderung lebih tahan terhadap gejolak ekonomi dan sering membagikan dividen secara rutin.
Tahun ini, banyak analis melihat peluang menarik pada saham blue chip karena tren pemulihan ekonomi dan sentimen positif investor terhadap sektor perbankan dan teknologi. Saham ini cocok untuk pemula yang ingin terjun ke dunia ekuitas namun tetap ingin menjaga stabilitas investasi. Kini kamu bisa mulai membeli saham fraksional mulai dari Rp10.000, jadi tak perlu modal besar untuk ikut berinvestasi di perusahaan besar.
3. Obligasi negara ritel (ORI dan SBR)

Bagi kamu yang ingin investasi yang stabil dan terjamin oleh negara, ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan SBR (Savings Bond Ritel) bisa jadi pilihan ideal. Kedua produk ini menawarkan imbal hasil tetap yang biasanya lebih tinggi dari bunga deposito, dan dijamin 100 persen oleh pemerintah. Karena itu, risikonya dinilai sangat rendah.
Pemerintah secara rutin menerbitkan seri ORI dan SBR setiap tahun, dan pembeliannya bisa dilakukan secara online melalui mitra distribusi resmi. Dengan minimal pembelian hanya Rp1 juta, obligasi ini sangat terjangkau bagi pemula. Selain aman dan menguntungkan, kamu juga berkontribusi terhadap pembangunan nasional melalui dana yang kamu investasikan.
4. Bitcoin (BTC)

Bitcoin merupakan mata uang kripto pertama dan paling populer. Meski harganya fluktuatif, Bitcoin dianggap sebagai “emas digital” karena jumlahnya terbatas dan dapat berperan sebagai penyimpan nilai (store of value) dalam jangka panjang. Di tengah perkembangan regulasi dan adopsi institusional, Bitcoin makin diterima sebagai bagian dari portofolio investasi modern.
Menariknya, tahun ini menjadi momen penting karena Bitcoin baru saja melewati proses halving pada April 2024, yang secara historis sering diikuti tren kenaikan harga dalam 12–18 bulan berikutnya. Ini membuat banyak analis optimis terhadap potensi Bitcoin di tahun 2025. Meski berisiko tinggi, Bitcoin menawarkan return yang paling tinggi diantara instrumen investasi lainnya.
Ada banyak alternatif instrumen investasi di tahun 2025 selain emas. Semuanya bisa disesuaikan dengan strategi dan profil risikomu. Dengan mempertimbangkan profil risiko dan tujuan finansial, kamu bisa memilih kombinasi investasi yang tepat dari empat instrumen di atas. Tetaplah berinvestasi dengan bijak dan jangan terburu-buru.