Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Hadi Manansang, Pendiri OCI dan Taman Safari Indonesia

Pertunjukan Oriental Circus Indonesia bertajuk The Great 50 Show pada 2020 (kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Pertunjukan Oriental Circus Indonesia bertajuk The Great 50 Show pada 2020 (kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh)

Nama Oriental Circus Indonesia (OCI) kembali menjadi sorotan setelah muncul tudingan eksploitasi terhadap pemainnya. Kasus ini memunculkan kembali rasa penasaran publik tentang siapa sebenarnya sosok di balik pendirian OCI. Ternyata, di balik sirkus legendaris tersebut ada Hadi Manansang, pria yang memulai kariernya dari jalanan dan berhasil membangun warisan budaya hiburan di Indonesia.

Tak hanya OCI, Hadi bersama keluarganya juga membentuk Taman Safari Indonesia, yang kini dikenal sebagai salah satu lembaga konservasi satwa terbesar di Asia Tenggara. Kiprahnya mencerminkan perjuangan luar biasa seorang visioner dalam mengubah nasib dari nol. Simak kisah lengkap tentang perjalanan hidupnya berikut ini!

1. Hadi Manansang memulai karier dari jalanan

Oriental Circus Indonesia (detik.com/Agung Pambudhy)
Oriental Circus Indonesia (detik.com/Agung Pambudhy)

Hadi Manansang bukan berasal dari keluarga sirkus ataupun hiburan besar. Ia adalah seorang pengamen yang berkeliling kota untuk menjajakan ramuan herbal Tiongkok sambil memperagakan atraksi jalanan. Dari Jakarta hingga Malang, ia menjual koyok dan menyisipkan aksi hiburan untuk menarik perhatian warga.

Saat mengamen, Hadi sering memukau penonton dengan trik seperti menusukkan besi ke dada hingga membengkok, serta melempar trisula secara presisi. Meski sederhana, atraksi ini menunjukkan kecintaan dan bakat alaminya di dunia akrobat. Dari situlah, ia mulai dikenal dan perlahan merintis karier yang lebih profesional.

Kegigihannya sejak kecil menjadi pondasi kuat untuk melangkah ke dunia hiburan secara lebih serius. Alih-alih puas hanya sebagai pengamen, ia bermimpi besar menciptakan grup pertunjukan sendiri. Jalan itu ia tempuh dengan konsisten dan akhirnya berhasil mewujudkannya dalam bentuk grup akrobat keliling.

2. Oriental Circus Indonesia bermula dari grup akrobat keliling

Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari (youtube.com/Taman Safari)
Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari (youtube.com/Taman Safari)

Pada 1963, Hadi mendirikan grup pertunjukan bernama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. Melalui grup ini, ia menyuguhkan atraksi seperti handstand, juggling, dan aksi lentur tubuh yang menarik perhatian masyarakat. Aksi mereka bahkan menembus panggung internasional, tampil di Malaysia dan Singapura.

Melihat antusiasme tinggi, pada 1972 Hadi membentuk Oriental Circus Indonesia (OCI), sebuah sirkus modern dengan konsep pertunjukan yang lebih besar dan profesional. OCI dikenal karena menyajikan berbagai atraksi, mulai dari akrobat udara, sulap, badut, hingga pertunjukan hewan seperti gajah dan harimau. Keseriusan Hadi menjadikan OCI sebagai pionir hiburan sirkus di Indonesia.

Pada era 1990 hingga awal 2000-an, OCI mencapai puncak kejayaan. Mereka tampil di berbagai negara seperti Inggris, China, hingga Amerika Serikat sebagai tamu undangan di panggung internasional. OCI juga menghadirkan pertunjukan teater sirkus modern seperti "Hanoman The Dreamer" yang digelar pada 2016.

3. OCI mulai ditinggalkan karena isu kesejahteraan hewan

Oriental Circus Indonesia (detik.com/Agung Pambudhy)
Oriental Circus Indonesia (detik.com/Agung Pambudhy)

Meski pernah berjaya, OCI tak luput dari tantangan seiring perubahan zaman. Kritik terhadap penggunaan hewan dalam pertunjukan mulai bermunculan, sejalan dengan meningkatnya kesadaran publik terhadap kesejahteraan satwa. Selain itu, biaya operasional untuk merawat hewan juga sangat tinggi dan sulit ditutupi dari pendapatan sirkus.

Pada 2017, OCI resmi menghentikan penggunaan hewan dalam semua pertunjukannya. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tekanan publik dan juga demi efisiensi biaya. Hadi dan tim OCI mulai mengeksplorasi konsep hiburan lain yang lebih ramah lingkungan dan modern.

Sayangnya, penghapusan hewan dari pertunjukan tak cukup mendongkrak kembali kejayaan OCI. Dunia sirkus perlahan ditinggalkan, terutama oleh generasi muda yang lebih memilih hiburan digital. Meski begitu, kontribusi OCI terhadap sejarah hiburan di Indonesia tetap layak diapresiasi.

4. Hadi dan keluarganya juga mendirikan Taman Safari Indonesia

Taman Safari Cisarua Bogor, Jawa Barat. Taman Safari (harianjogja.com/Mutiara Windalita)
Taman Safari Cisarua Bogor, Jawa Barat. Taman Safari (harianjogja.com/Mutiara Windalita)

Tak puas dengan dunia sirkus, Hadi Manansang dan ketiga putranya, Jansen, Frans, dan Tony, mengembangkan ide untuk menyelamatkan nasib satwa di kebun binatang. Saat itu, banyak kebun binatang kesulitan operasional dan satwa tidak terurus. Mereka lalu mendirikan Taman Safari Indonesia pada 1970 sebagai solusi inovatif.

Konsep taman safari yang diusung berbeda dari kebun binatang tradisional. Hewan-hewan dibiarkan hidup di habitat alami yang luas, dan pengunjung melihatnya dari kendaraan. Pendekatan ini terbukti sukses dan menarik banyak pengunjung, sekaligus membantu konservasi satwa.

Taman Safari kini telah berkembang menjadi jaringan konservasi satwa di beberapa daerah, seperti Taman Safari Indonesia II di Prigen, Bali Safari & Marine Park, Batang Dolphin Center, hingga Jakarta Aquarium. Visi Hadi untuk menyatukan edukasi, konservasi, dan hiburan dalam satu tempat benar-benar terwujud dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Kisah hidup Hadi Manansang adalah bukti bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat yang sederhana. Dari seorang pengamen jalanan, ia menjelma menjadi pelopor hiburan sirkus dan pendiri lembaga konservasi terkemuka. Namanya mungkin tidak sering disebut, tapi warisannya akan terus hidup dalam sejarah hiburan dan pelestarian satwa Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us