Pendiri Telegram Sentil WhatsApp usai Raup 1 Miliar Pengguna

- Telegram kini memiliki lebih dari 1 miliar pengguna aktif, dengan pertumbuhan yang pesat dari 950 juta pengguna tahun lalu.
- Perusahaan membukukan profit sebesar 547 juta dolar AS pada 2024, menandai pencapaian penting bagi platform tanpa iklan berlebihan.
- Persaingan dengan WhatsApp semakin panas, Telegram terus merangsek dengan fitur anyar seperti kanal bisnis dan integrasi blockchain.
Jakarta, IDN Times – Telegram kini mengantongi lebih dari 1 miliar pengguna aktif, menurut pernyataan pendirinya, Pavel Durov. Angka ini melonjak dari 950 juta pengguna tahun lalu, mencerminkan ekspansi pesat aplikasi pesan instan tersebut.
Durov juga mengungkapkan bahwa Telegram membukukan laba sebesar 547 juta dolar AS (sekitar Rp9 triliun) pada 2024. Dalam unggahan di kanal resminya, ia sekaligus melontarkan sindiran pedas terhadap WhatsApp, menyebut aplikasi milik Meta itu sebagai “tiruan murahan yang dipermudah.”
1. Telegram raup laba ratusan juta dolar

Selain pertumbuhan jumlah pengguna, Telegram juga berhasil meraup keuntungan signifikan. Durov menuturkan bahwa perusahaan membukukan profit sebesar 547 juta dolar AS tahun lalu, menandai pencapaian penting bagi platform yang selama ini dikenal tanpa iklan berlebihan seperti pesaingnya.
Kinerja finansial ini menunjukkan bahwa Telegram tak sekadar bertahan, tetapi juga berkembang pesat.
“Telegram tumbuh, menjadi menguntungkan, dan—berbeda dengan pesaing kami—tetap independen,” kata Durov dalam pernyataannya, dikutip dari Tech Crunch, Jumat (21/3/2025).
2. WhatsApp disindir hanya meniru Telegram

Durov kembali mengarahkan kritik tajam terhadap WhatsApp, menuding aplikasi tersebut hanya menduplikasi inovasi Telegram tanpa menghadirkan terobosan baru. Ia mengatakan bahwa Telegram tetap melesat meskipun WhatsApp merogoh kocek miliaran dolar untuk strategi pemasaran dan lobi.
“Di depan kami ada WhatsApp—tiruan murahan yang dipermudah dari Telegram. Selama bertahun-tahun, mereka mati-matian mencoba menyalin inovasi kami sambil membakar miliaran dolar untuk kampanye lobi dan PR guna memperlambat kami. Mereka gagal,” ujar Durov.
Persaingan antara kedua platform ini semakin panas, terutama dalam upaya menarik perhatian bisnis dan kreator. WhatsApp masih bertengger sebagai aplikasi pesan paling dominan secara global dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif. Namun, Telegram terus merangsek dengan sederet fitur anyar, seperti kanal bisnis dan integrasi blockchain yang membidik segmen baru.
3. Durov kembali ke Dubai usai kasus di Prancis

Di tengah pencapaian ini, Durov baru saja kembali ke Dubai setelah penyelidikan hukum di Prancis yang sempat membelitnya. Ia sebelumnya diperiksa atas dugaan kaitan Telegram dengan aktivitas ilegal, termasuk transaksi terlarang dan penyebaran konten bermasalah.
Pada Agustus 2024, Durov sempat mendekam beberapa hari dalam tahanan sebelum akhirnya dibebaskan. Telegram pun bergerak cepat dengan menggandeng Internet Watch Foundation, organisasi yang berfokus pada pemberantasan konten ilegal. Mereka juga mengumumkan kebijakan baru untuk membagikan data pelaku kejahatan kepada otoritas jika diwajibkan secara hukum.
Dengan lebih dari 1 miliar pengguna dan kinerja bisnis yang terus menanjak, Telegram semakin mengukuhkan dirinya sebagai ancaman serius bagi dominasi WhatsApp. Namun, rivalitas ini tak sekadar soal fitur saja tetapi juga soal strategi besar di balik kedua platform pesan ini.