4 Tips Atasi Kerugian dalam Berjualan, Siapkan Nilai Estimasi!

Para penjual pasti pernah mengalami yang namanya kerugian bisnis. Seperti produk yang tidak laku, lamanya pengembalian modal, hingga nilai piutang yang tinggi bisa membuat bisnis macet dan bahkan rugi. Meskipun kerugian sesuatu hal yang tidak diinginkan, namun nilainya patut diprediksi untuk meminimalisir terjadinya kegagalan bisnis.
Biasanya para pebisnis memiliki mental yang kuat saat menghadapi masa-masa sulit. Lalu bagaimana dengan penjual kecil yang bergantung pada perputaran modal dengan laba yang sedikit? Tentu saja kerugian menjadi momok yang sangat menakutkan.
Rugi sedikit saja sudah kehilangan laba, apalagi nilainya yang besar! Bisa-bisa modalnya pun habis. Biar siap, yuk belajar atasi kerugian dalam berjualan lewat tips-tips berikut!
1. Rencanakan estimasi kerugian saat memulai bisnis

Membuat perhitungan untuk kerugian sama pentingnya seperti menghitung keuntungan. Dengan adanya estimasi atau perkiraan kerugian kita bisa bersiap pada risikonya. Nilai prediksi dari kerugian tersebut sebagai cermin untuk berjaga-jaga pada kejadian terburuk.
Cara menghitung nilai estimasi kerugian bisa dimulai dari per transaksi atau per produk yang tidak laku. Kemudian, total keseluruhan dari kerugian selama periode tertentu bisa menjadi acuan dalam produksi produk. Selama kerugian tidak menganggu proses produksi, maka bisnis atau kegiatan jual beli masih aman untuk diteruskan.
2. Pastikan nilai kerugian bisa ditutupi dari cadangan kas yang dimiliki

Cadangan kas menjadi hal penting dalam berdagang. Bukan hanya memiliki modal yang cukup, namun memiliki cadangan kas untuk keadaan darurat. Bagi pemula jangan risau belum memiliki cadangan kas. Karena seiring berjalannya sebuah bisnis, profit bisa digunakan untuk cadangan kas ke depannya.
Maka seorang penjual harus cerdas dalam mengubah laba menjadi aset berguna di masa depan. Terutama mengantisipasi terjadinya kerugian yang tidak diinginkan. Lewat cadangan kas, bisnis bisa tetap berjalan dan bertahan meskipun sedang mengalami kerugian.
3. Lakukan perjanjian dengan pembeli sebelum transaksi

Sebagai langkah pencegahan terjadinya kerugian, buat perjanjian dengan pembeli sebelum melakukan transaksi. Lakukan perjanjian sedetail mungkin agar penjual dan pembeli sama-sama paham akan risiko yang terjadi. Untuk penjualan offline, perjanjian memang sulit dilakukan atau bahkan tidak perlu.
Namun, bagi penjualan berbasis online, butuh ikatan perjanjian untuk memastikan tidak ada yang mengalami kerugian. Ikatan perjanjian ini bisanya dibuat oleh pihak penjual dengan catatan sama-sama memberi kepuasan bagi keduanya.
4. Nilai estimasi kerugian dibuat sebagai cara untuk persiapan kesehatan bisnis

Kenapa kerugian itu perlu diperhitungkan bahkan sebelum terjadinya kerugian? Hal ini dilakukan untuk memastikan kesehatan sebuah bisnis. Terutama untuk bisnis yang kecil, prediksi kerugian perlu diperhitungkan agar bisnis tetap bertahan. Sehingga para penjual bisa lebih sadar dan hati-hati dalam proses penjualan.
Pada hakikatnya para pedagang atau penjual atau pebisnis yang menjalankan proses jual beli produk dan jasa sama-sama bisa merasakan untung maupun rugi. Mereka yang siap menerima keuntungan juga harus siap menerima kerugian. Jadi siapa pun sekarang yang mengalami kerugian bisnis, yuk bangkit lagi dengan wacana yang lebih siap!