Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Hal yang Terjadi saat Kamu Gadai Barang, Nomor 4 Krusial!

ilustrasi pegadaian (vecteezy.com/bigcxlotus)
ilustrasi pegadaian (vecteezy.com/bigcxlotus)

Pernah kepepet butuh uang dalam waktu cepat, tapi bingung harus cari dari mana? Salah satu solusi yang mungkin terlintas di kepalamu adalah menggadaikan barang.

Pawn shop atau tempat pegadaian memang sudah jadi alternatif klasik untuk mendapatkan dana darurat tanpa ribet. Tapi meskipun kelihatannya simpel, proses gadai barang itu punya tahapan-tahapan yang harus kamu pahami biar gak salah langkah.

Artikel ini bakal ngajak kamu untuk melihat lebih dalam, apa aja sih yang sebenernya terjadi saat kamu gadai barang. Ada tujuh hal yang perlu kamu tahu, dan percaya deh, urutan ke-4 ini bisa jadi penentu antara baliknya barang kamu atau malah lenyap selamanya.

1. Barang akan dinilai dulu, bukan sekadar dilihat bentuknya

Ilustrasi ponsel pintar (unsplash.com/Rodion Kutsaev)
Ilustrasi ponsel pintar (unsplash.com/Rodion Kutsaev)

Langkah pertama saat kamu datang ke tempat gadai, adalah proses penilaian barang. Petugas akan mengecek kondisi, kelengkapan, dan nilai pasarnya. Misalnya, kalau kamu gadai HP, petugas bakal lihat apakah masih lengkap dengan dus, charger, dan nota pembelian. Untuk emas atau perhiasan, mereka akan uji keaslian dan beratnya.

Penting diingat, nilai sentimental gak akan masuk hitungan, ya. Hal yang dinilai adalah seberapa tinggi nilai jualnya di pasaran saat ini. Jadi, walaupun itu hadiah dari mantan yang penuh kenangan, nilainya tetap dihitung dari seberapa laku barang itu kalau dijual.

2. Kamu akan ditawari pinjaman

ilustrasi rupiah (pixabay.com/IqbalStock)
ilustrasi rupiah (pixabay.com/IqbalStock)

Berbeda dengan toko gadai di luar negeri yang kadang memberi pilihan antara pinjam atau jual barang, rumah gadai di Indonesia biasanya hanya memberikan opsi pinjaman. Artinya, barang tetap jadi milikmu selama kamu bisa melunasi pinjaman dan bunganya. Jadi, gak ada opsi jual langsung di sini.

Setelah nilai barang ditentukan, petugas akan kasih tahu berapa maksimal pinjaman yang bisa didapatkan berdasarkan nilai jaminan tersebut. Biasanya, jumlah pinjaman yang ditawarkan berkisar antara 85 persen hingga 92 persen dari nilai taksiran barang, tergantung jenis barang dan kebijakan rumah gadai.

3. Ada perjanjian yang harus kamu tandatangani

ilustrasi dokumen (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi dokumen (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebelum uang cair, kamu harus menandatangani perjanjian atau Surat Bukti Gadai (SBG). Dokumen ini mencakup informasi soal jumlah pinjaman, bunga, tenor (jangka waktu pinjaman), dan apa yang terjadi kalau kamu gak bisa bayar. Di Pegadaian misalnya, tenor biasanya 30-120 hari dan bisa diperpanjang.

Pastikan kamu baca semua detailnya, ya. Jangan asal tanda tangan, karena ini menyangkut hak milik barangmu.

4. Kalau gak bisa menebus, barangmu akan hilang selamanya

ilustrasi lelang (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi lelang (pexels.com/Sora Shimazaki)

Nah, ini poin paling penting! Banyak orang menggadaikan barang dengan niat akan menebusnya, tapi ternyata terkendala finansial. Kalau kamu gak bisa melunasi pinjaman plus bunganya dalam waktu yang ditentukan, sayangnya barangmu akan diambil alih oleh pegadaian.

Beberapa tempat mungkin memberikan opsi perpanjangan waktu, tapi biasanya dengan biaya tambahan. Jadi, pastikan kamu benar-benar yakin bisa melunasinya sebelum memutuskan menggadaikan barang berharga, ya.

5. Bunga bisa bikin kamu tekor kalau gak dihitung dengan cermat

ilustrasi rupiah (pexels.com/Robert Lens)
ilustrasi rupiah (pexels.com/Robert Lens)

Satu hal yang sering disepelekan adalah bunga atau biaya sewa modal. Di Pegadaian, bunga memang relatif lebih terjangkau dibanding toko gadai swasta, terutama untuk produk seperti Gadai Emas atau Gadai Tabungan Emas. Tapi tetap aja, kalau kamu telat bayar atau terus memperpanjang tenor, biaya bisa numpuk.

Makanya penting banget buat hitung dulu kemampuan bayar kamu sebelum gadai barang. Jangan sampai barang kesayangan malah hangus cuma karena kamu kelupaan atau gak siap buat menebusnya.

6. Kamu butuh KTP dan harus datang langsung (kecuali gadai online)

ilustrasi data kependudukan (freepik.com/freepik)
ilustrasi data kependudukan (freepik.com/freepik)

Untuk bisa menggadai barang, kamu wajib bawa identitas diri seperti KTP. Di Pegadaian, kamu juga harus isi formulir pengajuan.

Tapi sekarang ada juga layanan gadai online lewat aplikasi Pegadaian Digital, terutama buat Gadai Tabungan Emas atau Gadai Efek. Prosesnya lebih praktis, tapi tetap ada syarat dan ketentuan yang harus kamu pahami.

7. Ada alternatif lain yang mungkin lebih aman

ilustrasi pusing masalah uang (pexels.com/Kaboompics.com)
ilustrasi pusing masalah uang (pexels.com/Kaboompics.com)

Gadai memang cepat, tapi bukan satu-satunya solusi. Kamu bisa coba jual barang secara langsung lewat marketplace seperti Tokopedia atau OLX.

Kalau masalahnya soal cicilan, kamu bisa mencoba hubungi pihak pemberi pinjaman untuk negosiasi keringanan. Jika memungkinkan, kamu juga bisa mengambil opsi untuk meminjam lewat kerabat, sehingga bisa bebas bunga.

Seperti yang disarankan oleh lembaga keuangan nonprofit Money Fit, kamu sebaiknya berpikir dua kali sebelum gadai. Kadang, solusi jangka pendek malah bikin masalah jangka panjang.

Menggadaikan barang bisa jadi pilihan saat kepepet, tapi bukan tanpa risiko, lho. Dari proses penilaian sampai nasib barang kalau kamu gak bisa bayar tepat waktu, semua harus dipahami dan dipertimbangkan matang-matang. Apalagi bunga yang cukup tinggi bisa bikin kamu rugi kalau gak hati-hati.

Kalau kamu tetap memutuskan untuk gadai, pastikan kamu paham setiap langkahnya dan punya rencana pelunasan yang jelas. Jangan sampai gegabah dan malah kehilangan barang berharga hanya karena kurang informasi.

Bijak dalam mengambil keputusan keuangan itu penting, apalagi saat kondisi sedang mendesak. Semoga artikel ini bisa bantu kamu buat ambil langkah yang tepat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us