7 Tips Jadi Content Creator jika Kamu Punya Pekerjaan Utama

Jakarta, IDN Times – Menjadi content creator merupakan salah satu pekerjaan yang didambakan banyak generasi millennial dan Gen Z. Selain sebagai sarana melepas penat dan menyenangkan, membuat konten bahkan bisa menghasilkan cuan jika diseriusi.
Hal yang menarik adalah banyak generasi muda yang menjadikan content creator sebagai pekerjaan sampingan. Ada banyak hal yang bisa mereka bagikan, mulai dari suasana kerja di kantornya, kehidupan sehari-hari, hingga passion-nya di bidang kecantikan atau traveling.
Berikut ini tips bagi kalian yang ingin menjadikan content creator sebagai kegiatan sampingan kamu!
1. Temukan passion kamu dulu

Dhiaz Putri Desectasari, alumni Universitas Diponegoro yang kini bekerja di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), membagikan sejumlah tips bagi generasi muda yang ingin menjadikan content creator sebagai kegiatan sampingannya.
Pertama, pastikan kamu mengetahui apa passion kamu. Sehingga, konten yang kamu buat akan terasa menyenangkan dan tidak membebankan hati. Adapun pemilik akun Instagram @dhiazpd ini memiliki passion di bidang edukasi dan tips bermanfaat lainnya.
“Passion sejatinya lebih kepada berbagi pengalaman dan gaya berbusana profesional melalui Instagram,” kata Dhiaz.
2. Mulai dulu, jangan kebanyakan galau

Tips kedua yang tidak kalah penting adalah mulai dahulu, jangan kebanyakan berpikir konten apa yang bagus, bagaimana nanti kalau ada haters, atau takut tidak dapat endorse. Layaknya Dhiaz yang memulai dari konten seputar kuliah, kini dia menjadi content creator lifestyle, kecantikan, olahraga, hingga traveling.
“Awalnya dulu takut sering upload konten karena takut disebut sebagai 'influencer' yang banyak kritik. Namun, respons positif dan feedback dari followers dan audiens membuat saya berkembang,” kata dia.
“Di konten juga berbagi tentang ketidaksempurnaan yang saya miliki, sehingga hal itu menjadi kelebihan dan membuat saya terus berkembang lebih baik lagi," tambahnya.
3. Atur waktu sebaik mungkin

Tips lainnya adalah pastikan kamu memiliki manajemen waktu yang baik. Menurut Dhiaz, ketika kamu memutuskan untuk bekerja di suatu perusahaan, maka komitmen utama kamu adalah untuk perusahaan tersebut.
Dengan kata lain, pekerjaan utama tidak boleh terganggu oleh tuntutan membuat konten.
“Kalau aku biasanya pakai time planner. Jadi untuk kerja aku maksimalkan semuanya buat bekerja. Nah di sela-sela libur atau malam, baru aku buat konten, storyline, storyboard,” katanya.
Dia menambahkan, “kalau misal kontennya butuh kunjungan, aku atur waktunya di akhir pekan biar maksimal.”
4. Manfaatkan lingkungan kerja kamu

Untuk mengoptimalkan konten, Dhiaz pun memanfaatkan lingkungan kantornya sebagai inspirasi pembuatan konten. Dia kerap membagikan pengalaman kerjanya di salah satu perusahaan pelat merah.
“Aku udah beberapa kali buat konten di YouTube terkait kerja di BUMN,” katanya, seraya berpesan agar tahu batasan publik dan privat di perusahaan kita bekerja, sehingga konten yang dibuat tidak melanggar aturan.
Bukan hanya perusahaannya, kamu juga bisa memanfaatkan jaringan tempat kamu bekerja untuk membuat konten.
“Jadi punya banyak relasi,” tambah dia.
5. Jangan pupus dengan komentar yang menjatuhkan

Seorang pembuat konten pasti tidak bisa memuaskan seluruh audiens. Oleh sebab itu, Dhiaz berpesan agar kita bisa sedikit “tutup telinga” terhadap komentar negatif orang di sekitar.
“Yang jadi tantangan lainnya adalah omongan dari lingkungan aja,” kata Dhiaz yang pernah menjadi best content creator di @lemon8indonesia.
Dhiaz juga pernah menghadapi titik terlemahnya sebagai pegawai dan content creator.
“Itu ketika konten menumpuk, kerjaan utama juga lagi banyak. Di situ aku kadang burnout,” katanya.
6. Bangun komunikasi yang baik dengan semua pihak

Saat kamu mulai serius dengan dunia konten, kamu bisa mendapatkan penghasilan dari jasa endorse. Dhiaz pun mengingatkan pentingnya komunikasi dengan pemberi endorse terkait waktu deadline, termasuk kalau kita punya kesibukan yang lebih mendesak.
“Waktu endorse sama jam kerja yang mepet dari deadline juga kadang jadi tantangan,” katanya.
“Oh iya, tantangan lainnya juga kita kadang-kadang harus ngikuti tren supaya gak ketinggalan,” sambung dia.
7. Pertahankan kualitas konten

Dari dunia konten, Dhiaz kini sudah mendapatkan cuan yang setara dengan penghasilannya sebagai pegawai BUMN.
“Kalau penghasilan bisa dibilang cukup ya, tapi tergantung endorse dan engagement di media sosial kita juga ya. Ada juga dari YouTube yang bisa continue, itu cukup banget penghasilannya,” kata dia.
Dhiaz pun sudah memiliki asisten untuk membantu proses pengambilan gambar dan foto.
“Tapi untuk edit aku masih pegang sendiri, karena ada test editing-ku. Akupun belajarnya otodidak, nonton tutotial, baca buku, ikut pelatihan,” ujar dia, soal bagaimana menjaga kualitas konten.