Ada Desakan Setop Operasional KRL selama PSBB, Luhut Akui Kesulitan

Jakarta, IDN Times - Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) akan resmi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) besok (15/4). Para kepala daerah mendesak agar operasional KRL commuterline dihentikan selama masa tersebut.
Menanggapi berbagai desakan tersebut, Plt Menteri Perhubungan Luhut Binsar Pandjaitan menilai tak mudah melakukan kebijakan penutupan operasional tersebut.
"Soal mau nutup KRL ini kita lihat. Kan gak kayak balik tangan semua," ujarnya dalam video conference, Selasa (14/4).
1. Luhut sudah ajak bicara Anies soal masih banyaknya masyarakat yang menggunakan KRL

Luhut menyampaikan bahwa dirinya telah berbicara dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal masih banyaknya masyarakat yang mengakses KRL commuterline.
"Pak Anies bicara sama saya mengenai KRL ini, pak Anies tolong dilihat masih banyak orang ke Jakarta," ucapnya.
2. Soal kebijakan penanganan virus corona, perkembangan kasus akan menentukan

Luhut mengatakan bahwa data kasus virus corona atau COVID-19 yang terjadi di Indonesia akan menentukan kebijakan pemerintah ke depan dalam penanganan virus corona di Tanah Air. Pemerintah akan terus melakukan survei untuk menentukan kebijakan ke depan.
"Pelaksanaan PSBB ini kita lihat ada yang disetujui ada yang tidak. Minggu depan kita ada survei lagi mengenai ini dan jumlah data yang infeksi, sembuh meninggal menentukan," imbuh dia.
3. Pasien positif virus corona jadi 4.839 orang

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto melaporkan bahwa jumlah pasien positif virus corona di Indonesia telah berjumlah 4.839 kasus per Selasa (14/4). Angka tersebut naik dari data sebelumnya yaitu 4.557 kasus.
"Pada pemeriksaan hari ini kita dapatkan kasus positif 282 orang, sehingga total 4.839," kata Yuri dalam siaran langsung di TVRI, Selasa (14/4).
Total penyebaran virus corona tersebut terdapat di 34 Provinsi. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penyumbang terbanyak kasus virus corona yaitu sebanyak 2.335 kasus. Lalu, peringkat kedua diduduki oleh Jawa Barat 530 kasus dan dilanjutkan oleh Jawa Timur 475 kasus.