Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Amerika Serikat Dominasi Surplus Dagang Indonesia di Maret 2025

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). (unsplash.com/Aaron Burden)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AS). (unsplash.com/Aaron Burden)
Intinya sih...
  • Surplus neraca dagang RI dengan AS mencapai 1,98 miliar dolar AS.
  • Neraca perdagangan barang RI mencatat surplus sebesar 4,33 miliar dolar AS.
  • Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) menjadi komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia ke AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mencatat Amerika Serikat masih menjadi penyumbang surplus neraca dagang tertinggi untuk Indonesia. Bahkan data Maret surplus neraca perdagangan non minyak dan gas (migas) dengan AS sebesar 1,98 miliar dolar AS. Surplus tersebut bahkan meningkat bila dibandingkan Februari 2025 yang mencapai 1,57 miliar dolar AS.

"Amerika Serikat menjadi penyumbang surplus terbesar pertama bagi Indonesia," tegas Amalia dalam Konferensi Pers BPS, Senin (21/4/2025).

Adapun neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 4,33 miliar dolar AS atau naik sebesar 1,23 miliar dolar AS secara bulanan. Surplus ini telah terjadi selama 59 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020.

1. Daftar ekspor nonmigas ke AS

Infografis 15 Daftar Ekspor RI yang Paling Terdampak Tarif Trump (IDN Times/Aditya Pratama)
Infografis 15 Daftar Ekspor RI yang Paling Terdampak Tarif Trump (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Negeri Paman Sam menyerap beragam produk unggulan Indonesia, terutama dari kelompok mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), alas kaki (HS 64), serta pakaian rajutan dan aksesoris rajutan (HS 61).

"Ketiga komoditas tersebut memberikan kontribusi besar dalam memperkuat posisi neraca perdagangan Indonesia dengan AS," ungkapnya.

Secara nominal, nilai ekspor nonmigas Indonesia terdiri dari beberapa komoditas utama: 

  • Mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) mencapai 465 juta dolar AS
  • Alas kaki (HS 64) sebesar 239,7 juta dolar AS
  • Lemak dan minyak hewan dan nabati (HS 15) sebesar 238,7 juta dolar AS.

3. India

bendera India. (pexels.com/Studio Art Smile)
bendera India. (pexels.com/Studio Art Smile)

Sementara itu, India mencatatkan surplus perdagangan nonmigas terbesar kedua bagi Indonesia dengan nilai sebesar 1,04 miliar dolar AS. Rinciannya, ekspor Indonesia ke India mencapai 1,4 miliar dolar AS, sementara impornya tercatat sebesar 369,7 juta dolar AS.

Surplus ini terutama berasal dari ekspor bahan bakar mineral seperti batu bara (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati termasuk minyak sawit (HS 15), serta komoditas besi dan baja (HS 72).

"Permintaan tinggi dari India terhadap komoditas energi dan bahan baku industri menjadi pendorong utama kinerja positif ini," ungkapnya.

4. Filipina

Ilustrasi bendera Filipina (pixabay.com/Philippines)
Ilustrasi bendera Filipina (pixabay.com/Philippines)

Filipina mencatatkan surplus perdagangan nonmigas terbesar ketiga bagi Indonesia dengan nilai sebesar 714,1 juta dolar AS. Rinciannya, ekspor Indonesia ke Filipina mencapai 817 juta dolar AS, sementara impornya tercatat sebesar 102,9 juta dolar AS.

Surplus ini didorong oleh ekspor kendaraan dan bagiannya (HS 87), bahan bakar mineral seperti batu bara (HS 27), serta lemak dan minyak hewan/nabati, termasuk minyak sawit (HS 15).

Ketergantungan Filipina terhadap impor barang modal dan energi menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk terus memperluas pasar ekspornya di kawasan Asia Tenggara.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us