Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus 4,33 Miliar Dolar AS

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. (Dok/Istimewa).
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • Neraca perdagangan Indonesia surplus 4,33 miliar dolar AS pada Maret 2025, naik 1,23 miliar dolar AS dari bulan sebelumnya, dengan surplus selama 59 bulan berturut-turut.
  • Surplus neraca perdagangan didominasi oleh komoditas nonmigas seperti lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja. Sementara komoditas migas mengalami defisit.
  • Nilai ekspor Indonesia naik sebesar 5,95 persen dibandingkan Februari 2025, didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas. Nilai impor juga mengalami peningkatan secara tahunan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 surplus 4,33 miliar dolar AS atau naik 1,23 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, angka tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 0,25 miliar dolar AS. 

"Pada Maret 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 4,33 miliar dolar AS atau naik sebesar 1,23 miliar dolar AS secara bulanan," kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (17/2/2025). 

Dengan capaian kinerja neraca dagang hingga akhir Maret, maka Indonesia telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut turut sejak Mei 2020. 

1. Komoditas nonmigas topang surplus neraca dagang

Ilustrasi grafik pertumbuhan keuangan (pixabay.com/publikdomainpicture)
Ilustrasi grafik pertumbuhan keuangan (pixabay.com/publikdomainpicture)

Surplus neraca perdagangan Maret 2025 lebih ditopang oleh surplus dari komoditas nonmigas sebesar 6 miliar dolar AS,  dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).

"Pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,67 miliar dolar AS dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah," jelas dia.

2. Ekspor lebih tinggi dibandingkan imbor

ilustrasi ekspor (pexels.com/Kai Pilger)
ilustrasi ekspor (pexels.com/Kai Pilger)

Lebih rinci, kinerja ekspor Indonesia mencapai 23,25 miliar dolar AS atau naik sebesar 5,95 persen dibandingkan Februari 2025. Nilai ekspor migas tercatat 1,45 miliar dolar AS  naik sebesar 28,81 persen.

Sementara itu, nilai ekspor nonmigas juga tercatat naik sebesar 4,71 persen dengan nilai 21,80 miliar dolar AS. Menurut Amalia, peningkatan nilai ekspor Maret 2025 secara bulanan terutama didorong dengan kenaikan ekspor nonmigas yaitu pada komoditas bijih logam, kerak, dan abu (HS 26), kemudian besi dan baja (HS 72) dan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85). 

"Kenaikan nilai ekspor migas terutama didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang memberikan andil sebesar 1,18 persen," jelas Amalia.
 
Secara tahunan, nilai ekspor Maret 2025 mengalami peningkatan sebesar 3,16 persen. Amalia menuturkan, kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), nikel dan barang daripadanya (HS 75), serta mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85).

3. Kinerja impor capai 18,92 miliar dolar AS

Ilustrasi impor. (Dok. Kemenkeu)
Ilustrasi impor. (Dok. Kemenkeu)

Lebih lanjut, Amalia menjelaskan total nilai impor mencapai 18,92 miliar dolar AS atau naik 0,38 persen dibandingkan Februari 2025. Impor migas sebesar 3,13 miliar dolar AS atau naik 9,07 persen secara bulanan.

"Impor nonmigas senilai 15,79 miliar dolar AS, mengalami penurunan secara bulanan sebesar 1,18 persen. Peningkatan nilai impor secara bulanan didorong oleh nilai impor migas memberikan andil sebesar 1,38 persen," ujarnya.
 
Secara tahunan, nilai impor Maret 2025 meningkat sebesar 5,34 persen, di mana impor nonmigas naik 7,91 persen dan impor migas turun sebesar 5,98 persen. Peningkatan nilai impor secara tahunan didorong oleh kenaikan impor nonmigas dengan andil kenaikan terhadap total impor sebesar 6,45 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us