Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BPS: Produksi Beras Januari-Mei 2025 Capai 16,62 Juta Ton

ilustrasi beras (pixabay.com/allybally4b)
Intinya sih...
  • Proyeksi produksi beras Jan-Mei 2025 mencapai 16,62 juta ton, naik 1,83 juta ton dari tahun sebelumnya.
  • Potensi produksi beras Maret-Mei 2025 diperkirakan mencapai 13,14 juta ton dengan peningkatan luas panen padi.

Jakarta, IDN Times - Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah menyampaikan, proyeksi produksi beras untuk konsumsi pangan masyarakat periode Januari-Mei 2025 mencapai 16,62 juta ton.

Capaian ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu yang berada di kisaran 14,79 juta ton. Artinya, produksi beras Indonesia akan bertambah 1,83 juta ton.

"Produksi beras sepanjang Januari hingga Mei 2025 diperkirakan akan mencapai 16,62 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 1,83 juta ton atau naik sebesar 12,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024," ujar Habibullah dalam konferensi pers rilis BPS, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

1. Potensi produksi beras Maret-Mei capai 13,14 juta ton

Data produksi beras. (Dok/BPS).

Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Maret - Mei 2025 diperkirakan mencapai 13,14 juta ton. Produksinya naik 0,62 juta ton atau 4,96 persen dibandingkan Maret - Mei 2024.

Potensi produksi ini berdasarkan angka potensi luas panen Maret - Mei 2025 dan rata-rata produktivitas subround sepanjang 2022–2024.

2. Luas panen padi di Februari capai 0,76 juta hektare

Panen raya padi di Bulak Japanan, Margodadi, Seyegan, Sleman, Senin (7/4/2025). (Dok. Istimewa)

Adapun luas panen padi pada Februari 2025 mencapi 0,76 juta hektare (ha) atau meningkat 63,53 persen dibandingkan Februari tahun lalu 0,46 juta ha. Sementara itu dari hasil KSA, potensi luas panen padi sepanjang Maret - Mei 2025 diperkirakan mencapai 4,30 juta ha atau bertambah 0,23 juta ha (5,53 persen) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Dengan demikian, luas panen padi sepanjang Januari - Mei 2025 diperkirakan sebanyak 5,47 juta ha. Jumlah ini mengalami peningkatan seluas 0,64 juta ha dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

"Angka realisasi bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada potensi. Hal ini bergantung pada kondisi pertanaman sepanjang Maret - Mei tahun ini," ungkapnya. 

3. Produksi gabah kering giling diproyeksi capai 22,81 juta ton periode Maret-Mei

ilustrasi padi (pexels.com/Sergei A)

Sementara produksi padi pada Februari 2025 diperkirakan mencapai 3,88 juta ton gabah kering giling (GKG) atau meningkat 0,86 persen dibandingkan Februari 2024 sebesar 2,41 juta ton GKG. 

"Potensi produksi padi sepanjang Maret-Mei 2025 mencapai 22,81 juta ton GKG atau naik 1,08 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, produksi padi sepanjang Januari-Mei 2025 diperkirakan mencapai 28,85 juta GKG atau alami peningkatan 3,18 juta ton GKG atau 12,40 persen secara yoy," tuturnya. 

Tak hanya itu, BPS  mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional Maret 2025 sebesar 123,72 atau naik 0,22 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP didukung kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 1,51 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 1,29 persen.

"NTP Maret 2025 tercatat 123,72 naik 0,22 persen dibanding Februari 2025 kenaikan terjadi indeks harga yang diterima petani 1,51 persen lebih tinggi dari indeks harga bayar petani 1,29 persen, komoditas penyumbang kelapa sawit, bawang merah, gabah, cabai rawit," kata Habibullah. 

Kenaikan NTP Maret 2025 dipengaruhi oleh naiknya NTP di tiga subsektor pertanian, yaitu Subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 3,89 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,09 persen, dan Subsektor Peternakan sebesar 0,46 persem. Sementara itu, NTP di dua subsektor lainnya mengalami penurunan, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,57 persen dan Subsektor Perikanan sebesar 0,35 persen. 

BPS juga melaporkan pada Maret 2025, NTP Provinsi Gorontalo mengalami kenaikan tertinggi sebesar 4,05 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Papua Barat Daya mengalami penurunan terbesar sebesar 5,50 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us