Anggarannya Disunat Separuh, Bahlil Minta DPR Panggil Sri Mulyani

- Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meminta Komisi VI DPR RI memanggil Sri Mulyani dan Suharso Monoarfa terkait kebijakan investasi.
- Bahlil kritisi penurunan anggaran Kementerian Investasi meski target investasi 2025 dinaikkan, menyarankan revisi target investasi dari Rp1.850 triliun menjadi Rp800 triliun.
- Bahlil ingin anak buahnya tidak disalahkan jika target investasi tidak tercapai, menekankan pentingnya alokasi anggaran yang memadai mendukung target ambisius pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta Komisi VI DPR RI memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Bahlil mengkritisi kebijakan Sri Mulyani dan Kepala Bappenas yang menaikkan target investasi dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 menjadi Rp1.850 triliun, tetapi justru menurunkan anggaran yang dialokasikan buat Kementerian Investasi.
Berdasarkan alokasi pagu indikatif 2025, Kementerian Investasi mendapatkan anggaran Rp681.880.285.000, turun drastis dibandingkan 2024 sebesar Rp1.229.295.942.000.
“Saya minta kepada pimpinan tolong panggil Ibu Menteri Keuangan dan Menteri Bappenas menjelaskan ini,” kata Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (11/6/2024).
1. Bahlil usul revisi target investasi 2025 jadi Rp800 triliun

Berdasarkan analisis dan anggaran yang tersedia, Bahlil menyebut, target Bappenas dan Kementerian Keuangan tak sejalan dengan dukungan anggaran yang diberikan.
Dia menyatakan target sebesar Rp1.850 triliun tidak realistis dengan anggaran yang ada, sehingga perlu dilakukan rasionalisasi. Bahlil menyarankan agar target investasi 2025 direvisi dari Rp1.850 triliun menjadi Rp800 triliun
“Jadi saya menyarankan kepada pimpinan lewat rapat yang terhormat, karena Bapak-bapak mewakili rakyat, kita revisi aja RKP-nya, Rp1.850 juta itu menjadi Rp800 triliun, karena itu rasionalisasi yang saya buat dengan tim saya,” ujarnya.
2. Bahlil tegaskan tidak ingin anak buahnya menjadi kambing hitam

Bahlil meminta kepada Komisi VI DPR RI agar anak buanya tidak dijadikan kambing hitam di masa mendatang terkait target investasi yang terlalu tinggi tanpa dukungan fasilitas memadai. Dia tidak ingin stafnya disalahkan apabila target investasi sebesar Rp1.850 triliun tidak tercapai.
Dia menjelaskan akan menyelesaikan masa jabatannya sebagai Menteri Investasi pada Oktober, tetapi anak buahnya di Kementerian Investasi akan terus bekerja. Oleh karena itu, dia tidak ingin meninggalkan warisan yang buruk bagi timnya.
“Begitu ada rapat nanti, pasca 2024, 2025 kalian meminta pertanggungjawaban kepada tim saya, jangan meminta Rp1.850 untuk realisasi investasi,” tegasnya.
3. Bahlil menyatakan dirinya tak bermaksud mengeluhkan anggaran

Menurut Bahlil, target investasi penting mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Namun, dia menekankan target ambisius tersebut seharusnya dibarengi dengan alokasi anggaran yang memadai.
“Saya tidak bermaksud untuk mengeluh, nggak. Saya hanya mau memberikan satu diskursus untuk kita. Kalau tanggung jawab idealnya itu juga harus dibarengi dengan anggaran,” jelaskan.
Bahlil menjelaskan investasi tidak seperti pembangunan gedung, jalan, atau jembatan yang bisa ditunda jika tidak ada dana. Menurutnya, RKP terkait investasi tidak demikian.
“Kalau RKP itu bicara angka nominal. Dan ini tentang proses pertumbuhan ekonomi nasional kita di 2025,” tambah dia.