AS Berlakukan Tarif Baru Emas Batangan 1 Kilogram, Swiss Tertekan

- Pemerintah AS menetapkan tarif impor untuk emas batangan 1 kilogram.
- Swiss sebagai pusat penyulingan emas terbesar di dunia, terancam keberlanjutan ekspor ke AS.
- Harga emas kontrak berjangka di pasar Comex melonjak tajam setelah pengumuman tarif tersebut.
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Amerika Serikat (AS) resmi menetapkan tarif impor untuk emas batangan seberat satu kilogram pada Jum'at (8/8/2025). Kebijakan ini mengejutkan banyak pihak dan berpotensi mengguncang pasar bullion dunia serta memberikan dampak serius terhadap perdagangan emas Swiss, yang merupakan pusat penyulingan emas terbesar di dunia.
Langkah tersebut tertuang dalam surat keputusan dari U.S. Customs and Border Protection (CBP) yang diterbitkan pada Kamis (31/7/2025). Surat itu menyatakan bahwa emas batangan seberat satu kilogram dan 100 ons kini diklasifikasikan ke dalam kode bea cukai yang dikenai tarif, berbeda dengan klasifikasi sebelumnya yang bebas dari tarif. Perubahan ini memunculkan ketidakpastian besar dalam perdagangan emas global.
1. Pengenaan tarif oleh pemerintah AS pada emas batangan 1 kilogram
CBP mengeluarkan surat resmi yang menyatakan bahwa emas batangan satu kilogram dan 100 ons harus dimasukkan dalam kode bea cukai 7108.13.5500 yang dikenai tarif. Industri sebelumnya memperkirakan produk tersebut akan masuk ke kode 7108.12.10 yang bebas dari tarif. Keputusan ini diambil setelah permintaan klarifikasi dari salah satu penyuling emas Swiss, menurut laporan Financial Times.
"Perubahan klasifikasi ini membawa pukulan baru bagi perdagangan emas Swiss dengan AS. Ini akan mempersulit kami memenuhi permintaan pasar," ujar Christoph Wild, Presiden Asosiasi Produsen dan Pedagang Logam Mulia Swiss, dilansir India Today.
2. Dampak terhadap perdagangan emas di Swiss
Swiss sebagai pusat utama penyulingan emas dunia, menjadi pemasok terbesar emas batangan berkualitas investasi ke pasar AS. Christoph Wild menyatakan bahwa tarif ini akan menghambat perdagangan emas Swiss dan mengancam keberlanjutan ekspor ke AS.
Dalam periode 12 bulan hingga Juni 2025, ekspor emas Swiss ke AS bernilai sekitar 61,5 miliar dolar AS (Rp1 kuadriliun), di mana potensi bea masuk akibat tarif baru ini mencapai 24 miliar dolar AS (Rp390,9 triliun).
Sebagian penyuling emas di Swiss telah menangguhkan atau mengurangi pengiriman emas ke AS sambil mencari kepastian hukum mengenai pengklasifikasian produk. Ketidakpastian ini menyebabkan gangguan pasokan emas dan memicu volatilitas harga di pasar berjangka.
3. Reaksi pasar dan proyeksi masa depan perdagangan emas
Setelah pengumuman tarif tersebut, harga emas kontrak berjangka di pasar Comex melonjak tajam. Premium harga emas Desember mencapai lebih dari 100 dolar AS (Rp1,6 juta) per ons di atas harga spot di London, menandakan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan akibat biaya tambahan dari tarif baru ini.
Keputusan ini menambah ketegangan dalam hubungan dagang antara AS dan Swiss yang sebelumnya sudah memburuk setelah pengenaan tarif impor sebesar 39 persen terhadap produk Swiss.
Situasi ini menimbulkan spekulasi akan perubahan pola perdagangan bullion global dan strategi penyesuaian yang perlu dilakukan Swiss agar tetap kompetitif di pasar AS.
"Kami tidak pernah mengira emas batangan akan terkena tarif, hal ini mempengaruhi pasar dan hubungan bisnis secara signifikan," kata Robert Gottlieb, mantan pedagang logam mulia, dilansir Bloomberg.