Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tarif Trump Ancam Toyota Rugi Rp154 Triliun

Papan nama Harcourt House di 39 Gloucester Road, Wan Chai, Hong Kong, menampilkan logo Toyota dan Crown Motors. (Mioarseralyain, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Papan nama Harcourt House di 39 Gloucester Road, Wan Chai, Hong Kong, menampilkan logo Toyota dan Crown Motors. (Mioarseralyain, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Kinerja keuangan Toyota dan Honda anjlok akibat tarif
  • Penjualan Toyota naik, tapi ketidakpastian masih menghantui
  • Industri chip Jepang dan investasi besar terpengaruh kebijakan baru
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Toyota Motor Corporation memprediksi kerugian sebesar 1,4 triliun yen (setara Rp154 triliun) akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Perusahaan otomotif terbesar di dunia itu juga melaporkan penurunan laba bersih dan memangkas target proyeksi laba untuk tahun depan. Target laba operasional Toyota kini hanya 3,2 triliun yen, turun 16 persen dari target sebelumnya sebesar 3,8 triliun yen.

Pukulan tahunan dari tarif AS meliputi bea masuk atas mobil, kenaikan harga bahan baku, dan penguatan yen. Kebijakan ini diumumkan bersamaan dengan dimulainya gelombang tarif baru pada Kamis (7/8/2025), yang menaikkan tarif dasar ekspor Jepang dari 10 persen menjadi 15 persen. Perubahan ini merupakan hasil kesepakatan antara Tokyo dan Washington bulan lalu.

1. Kinerja keuangan Toyota dan Honda anjlok akibat tarif

ilustrasi portofolio investasi (pexels.com/Artem Podrez)
ilustrasi portofolio investasi (pexels.com/Artem Podrez)

Dilansir dari The Guardian, Toyota melaporkan laba operasionalnya turun hampir 11 persen menjadi 1,17 triliun yen dalam tiga bulan yang berakhir Juni 2025. Tarif perdagangan disebut sebagai penyebab utama, menggerus laba kuartalan sebesar 450 miliar yen. Efisiensi biaya dan kurs yen yang merugikan turut memperparah kondisi keuangan perusahaan.

Honda Motor, juga terkena imbas dengan penurunan laba hingga 50 persen menjadi 244 miliar yen. Dari jumlah itu, 124 miliar yen disebut berasal langsung dari dampak tarif AS. Meski Honda mengurangi proyeksi beban tarif menjadi 450 miliar yen, turun 31 persen, mereka tetap waspada.

Berbeda dengan Toyota dan Honda, Sony justru menaikkan proyeksi laba tahunannya sebesar 4 persen menjadi 1,33 triliun yen. Perusahaan teknologi itu memperkirakan dampak tarif AS turun menjadi 70 miliar yen dari perkiraan sebelumnya sebesar 100 miliar yen. Subaru menyatakan beban tarif pada kendaraannya telah berkurang, tapi masih terasa besar.

2. Penjualan Toyota naik, tapi ketidakpastian masih menghantui

ilustrasi Toyota (pexels.com/Erik Mclean)
ilustrasi Toyota (pexels.com/Erik Mclean)

Meski diterpa kebijakan perdagangan yang keras, Toyota mencatat rekor penjualan dalam enam bulan pertama 2025. Total pengiriman naik 5,5 persen menjadi 5,1 juta unit, didorong oleh permintaan kendaraan hibrida. Penjualan eceran global mencapai 2,4 juta unit, meningkat dari 2,2 juta unit tahun sebelumnya, dilansir dari The Asahi Shimbun.

Namun, saham Toyota anjlok lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini akibat ketidakpastian tarif. Takanori Azuma, kepala keuangan Toyota, mengatakan pada Kamis bahwa situasi pasar sulit diprediksi.

“Sejujurnya sangat sulit bagi kami untuk memprediksi apa yang akan terjadi mengenai lingkungan pasar,” ujarnya, dikutip dari CNA.

Ia menambahkan bahwa produksi untuk konsumen AS tetap berjalan meski ada tarif. “Bahkan saat ini, insentif sangat rendah dan inventaris terbatas, sehingga banyak pelanggan yang menunggu. Itu berlaku tidak hanya di AS, tetapi juga di Jepang,” imbuhnya.

3. Industri chip Jepang dan investasi besar terpengaruh kebijakan baru

Ilustrasi chip (pexels.com/Pok Rie)
Ilustrasi chip (pexels.com/Pok Rie)

Industri semikonduktor Jepang ikut terdampak kebijakan tarif baru dari Trump yang menetapkan bea masuk 100 persen untuk beberapa produk chip. Perusahaan yang memproduksi di AS atau berkomitmen untuk berinvestasi di sana dikecualikan dari kebijakan ini. Saham Tokyo Electron Ltd. turun 2,7 persen, sementara Advantest Corporation merosot hampir 1 persen.

Sebaliknya, perusahaan chip yang sedang ekspansi ke AS mengalami kenaikan saham. Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) naik 5 persen dan Samsung asal Korea Selatan naik 2,5 persen. Jepang sendiri merupakan investor asing terbesar di AS dengan total investasi 819 miliar dolar AS hingga akhir 2024.

Pemerintah Jepang juga berhasil memastikan tarif semikonduktor dan produk farmasinya tidak lebih buruk dari negara lain. Pada 2024, Jepang mencatat surplus perdagangan bilateral hampir 70 miliar dolar AS dari total nilai perdagangan sekitar 230 miliar dolar AS dengan AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us