Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-27 at 21.37.14.jpeg
Asosiasi Garment dan Textile Indonesia (AGTI) bakal menjaga daya saing global. (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Sektor tekstil menjadi penopang penting dalam perekonomian, menyerap jutaan tenaga kerja di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

  • Perusahaan garmen nasional menjadi mitra utama merek pakaian global dan memenuhi standar internasional yang ketat.

  • Industri tekstil diharapkan memperkuat rantai pasok global dengan dukungan kebijakan fiskal dan industri yang tepat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Asosiasi Garment dan Textile Indonesia (AGTI) menegaskan komitmennya terus menjaga daya saing global, keberlanjutan lapangan kerja, serta kontribusi sektor tekstil terhadap ekspor nasional. Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi global dan dinamika kebijakan perdagangan internasional, AGTI memastikan industri tekstil dan garmen Indonesia akan terus beradaptasi dan berkembang demi mempertahankan posisinya yang vital di pasar global.

Ketua AGTI Anne Patricia Sutanto mengatakan, meskipun industri menghadapi tekanan akibat peningkatan impor dan fluktuasi permintaan global, sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia tetap menjadi salah satu kontributor terbesar ekspor nonmigas nasional, dengan nilai yang diperkirakan mencapai 11,9 miliar dolar AS pada 2024.

“Kami ingin menegaskan industri tekstil Indonesia tidak sedang melemah, tetapi sedang beradaptasi. Kami terus berinvestasi dalam efisiensi energi, digitalisasi, dan keberlanjutan untuk memastikan daya saing produk Indonesia di pasar global tetap kuat,” ujar Anne Sutanto.

1. Sektor tekstil jadi penopang penting dalam perekonomian

Ilutrasi barang-barang eksportir

Selain berorientasi ekspor, sektor ini juga menjadi penopang penting perekonomian daerah dengan menyerap jutaan tenaga kerja, terutama di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Oleh karena itu, para pengusaha menilai pentingnya dukungan kebijakan pemerintah yang seimbang, antara melindungi industri dalam negeri dan membuka akses ke pasar global.

“Kami meyakini dengan peningkatan daya saing baik dari sisi SDM, teknologi, energi, maupun rantai pasok industri garmen dan tekstil nasional mampu bertahan, bahkan tanpa kebijakan proteksi berlebihan yang tidak selalu menguntungkan semua pihak. Tentu ini bukan pekerjaan ringan dan tidak bisa dilakukan oleh segelintir pihak saja. Dibutuhkan kerja gotong royong serta semangat nasionalisme yang tinggi, berlandaskan pada asas Pancasila. Fokus kami adalah menjaga produktivitas dan keberlanjutan industri nasional,” kata Anne.

2. Perusahaan garmen nasional jadi mitra utama merek pakaian global

ilustrasi pekerja tekstil (unsplash.com/Issa Ben)

Sementara itu, asosiasi industri menilai narasi yang menggambarkan industri tekstil Indonesia seolah tidak mampu bersaing secara global, dianggap tidak sepenuhnya mencerminkan realitas di lapangan.

Banyak perusahaan garmen nasional justru telah menjadi mitra utama bagi merek-merek global ternama dan memenuhi standar internasional yang ketat.

3. Industri tekstil diharapkan perkuar rantai pasok global

Asosiasi Garment dan Textile Indonesia (AGTI) bakal menjaga daya saing global. (Dok/Istimewa).

Terkait isu impor ilegal dan oknum yang terlibat, Anne Patricia meminta agar pihak yang menuduh dapat memberikan bukti langsung kepada pihak berwajib. Dengan demikian, persoalan tersebut dapat segera ditangani, serta meredakan kegaduhan yang seolah-olah menunjukkan bahwa sektor garmen dan tekstil di Indonesia sulit berkembang.

Dengan dukungan kebijakan fiskal dan industri yang tepat, pengusaha yakin sektor TPT Indonesia dapat menjadi motor pertumbuhan hijau (green growth) yang mendorong ekspor berkelanjutan serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global dan meningkatkan daya saing lokal.

“Kami percaya, masa depan industri tekstil Indonesia adalah masa depan yang berkelanjutan, inovatif, dan inklusif. Tantangan yang ada hari ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat,” ucapnya.

Editorial Team