Sederet PR buat Geber Kinerja Industri Tekstil RI

- Iklim investasi harus dijaga Di tengah kemajuan teknologi, iklim investasi di industri tekstil harus dijaga. Asosiasi-asosiasi pelaku industri tekstil diharapkan bisa menjadi jembatan solusi.
- Daya saing harus ditingkatkan Dengan iklim investasi yang baik, daya saing industri TPT Tanah Air bisa terus ditingkatkan. Investasi baru mencapai Rp5,4 triliun dan menyerap 1.907 tenaga kerja tambahan.
- Investasi asing meningkat di industri tekstil sejak 2024 Pertumbuhan industri tekstil, pakaian jadi, serta kulit dan barang jadi dari kulit didorong oleh pertumbuhan investasi dari Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMD
Jakarta, IDN Times - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) merilis data investasi di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tumbuh 4,35 persen secara year on year (yoy) pada kuartal II-2025. Nilainya mencapai Rp10,21 triliun, dengan kontribusi 0,95 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Melihat data tersebut, pengamat industri tekstil, Joni Tesmanto mengatakan kinerja di industri tersebut memang tumbuh.
"Industri tekstil Indonesia sedang bertransformasi, bukan runtuh," kata Joni dikutip Jumat, (22/8/2025).
1. Iklim investasi harus dijaga

Di tengah kemajuan teknologi, menurutnya iklim investasi di industri tekstil harus dijaga. Salah satunya melalui asosiasi-asosiasi pelaku industri tekstil, yang diharapkan bisa menjadi jembatan solusi.
"Narasi krisis yang dibesar-besarkan hanya akan menakut-nakuti investor dan merugikan bangsa sendiri,” tutur Joni.
2. Daya saing harus ditingkatkan

Dengan iklim investasi yang baik, menurutnya daya saing industri TPT Tanah Air bisa terus ditingkatkan. Pada akhirnya, kata Joni, akan terbentuk ekosistem yang sehat dan inklusif.
Apalagi, hingga kuartal I 2025, investasi baru di sektor tersebut mencapai Rp5,4 triliun, yang menyerap 1.907 tenaga kerja tambahan, dan menjaga total lapangan kerja pada angka 3,76 juta orang atau hampir 20 persen dari seluruh tenaga kerja industri manufaktur nasional.
3. Investasi asing meningkat di industri tekstil sejak 2024

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pada 2024, pertumbuhan industri tekstil, pakaian jadi, serta kulit dan barang jadi dari kulit masing-masing mencapai 0,09 persen, 5,78 persen, dan 6,83 persen.
Hal itu didorong pertumbuhan investasi dari Penanam Modal Asing (PMA) dan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN), yang nilainya mencapai Rp39,21 triliun, naik 31,1 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp29,92 triliun.
Khususnya di industri pakaian jadi yang merupakan industri padat karya, nilai investasi pada 2024 mencapai Rp10,2 triliun, naik 124,9 persen dibandingkan 2023 yang sebesar Rp4,53 triliun.