Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahlil Ungkap Swasembada Energi Tak Semudah Pangan

20250702_132751(1).jpg
Menteri ESDM dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Swasembada energi memerlukan proses kompleks
  • Kerja keras, doa, dan fokus untuk tingkatkan produksi minyak
  • Tugas berat pengelolaan energi diserahkan ke Partai Golkar

Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menilai, upaya mencapai swasembada energi memerlukan proses yang lebih kompleks dibandingkan swasembada pangan.

Jika pangan dapat dihasilkan dalam waktu sekitar tiga bulan dengan modal, lahan, dan pupuk, maka energi membutuhkan teknologi, wilayah kerja, serta waktu paling cepat tiga tahun untuk melihat hasilnya.

"Kalau pangan itu cukup ada duit, ada lahan, ada pupuk, tiga bulan ada hasil. Tetapi kalau energi ada duit, ada teknologi, ada wilayah kerja, nanti tunggu tiga tahun baru lihat hasilnya, syukur kalau ada," katanya dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7/2025).

1. Butuh kerja keras dan doa

Ilustrasi sumur minyak. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi sumur minyak. (IDN Times/Arief Rahmat)

Bahlil menegaskan upaya pencapaian swasembada energi tidak cukup mengandalkan sumber daya dan teknologi. Diperlukan kerja keras, kecermatan, serta doa dalam menghadapi tantangan eksplorasi sumber daya alam.

"Harus kerja dengan doa. Karena kalau Allah tidak membukakan pintu jalan untuk sumber daya alam ini muncul, itu susah," tuturnya.

2. Bahlil kepikiran setiap mau tidur

20250702_132751.jpg
Menteri ESDM dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Bahlil mengaku terus memikirkan upaya peningkatan produksi minyak nasional. Fokus utama saat ini adalah menaikkan angka lifting minyak untuk mendukung target swasembada energi.

Dorongan untuk mengurangi ketergantungan impor menjadi alasan penting di balik keseriusan tersebut sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto.

"Memang otak saya di minyak aja lifting terus. Saya sekarang sebelum tidur itu mikir bagaimana lifting naik, makanya saya ngomong gas pun larinya ke minyak gitu," tuturnya.

3. Bahlil sebut tugas berat diserahkan ke Golkar

ilustrasi sumur minyak mentah (freepik.com)
ilustrasi sumur minyak mentah (freepik.com)

Bahlil pun berkelakar Presiden Prabowo Subianto menempatkan tugas paling menantang dalam pengelolaan energi kepada Partai Golkar, yang saat ini dipimpin oleh dirinya.

"Memang biasanya Bapak Presiden kasih partai yang berat-berat untuk mengurusi yang berat-berat. Kalau yang ringan-ringan kasih aja ringan-ringan kira-kira," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us