Bank Sentral Eropa Umumkan Pertemuan Darurat Bahas Kejatuhan Pasar

Jakarta, IDN Times - Bank Sentral Eropa (ECB) tiba-tiba mengumumkan pertemuan kebijakan moneter pada Rabu (15/6/2022) ini. Pengumuman itu disampaikan pada saat imbal hasil obligasi melonjak di banyak pemerintah di seluruh zona euro.
"Mereka akan mengadakan pertemuan ad hoc untuk membahas kondisi pasar saat ini," kata juru bicara bank sentral kepada CNBC, dikutip Rabu (15/6/2022).
1. Imbal hasil obligasi melonjak

Laporan menyebut biaya pinjaman bagi banyak pemerintah di kawasan telah meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Perbedaan antara imbal hasil obligasi Italia dan Jerman yang banyak diawasi oleh investor, juga melebar pada Rabu lalu. Bahkan, paling lebar sejak awal 2020.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah Italia tenor 10-tahun juga melewati 4 persen awal pekan ini.
2. Penyebab imbal hasil obligasi melonjak

Pergerakan di pasar obligasi, yang menyoroti kegelisahan di kalangan investor, terkait dengan kekhawatiran bahwa bank sentral akan memperketat kebijakan moneter lebih agresif dari yang diperkirakan sebelumnya.
Pada saat yang sama, ECB pekan lalu gagal memberikan rincian tentang kemungkinan langkah-langkah untuk mendukung negara-negara zona euro yang terlilit utang. Hal ini memicu kekhawatiran di antara komunitas investasi.
Namun, setelah pengumuman hari Rabu, imbal hasil obligasi turun dan euro bergerak menguat terhadap dolar AS. Euro diperdagangkan naik 0,7 persen pada 1,04 dolar AS menjelang pembukaan pasar di Eropa.
Saham bank-bank Italia juga menguat (rally) karena pengumuman tersebut. Saham Intesa Sanpaolo dan Banco Bpm keduanya melonjak 5 persen di awal jam perdagangan Eropa.
3. Harapan pelaku pasar

Reaksi pasar sejauh ini menunjukkan bahwa beberapa pelaku pasar mengharapkan ECB untuk mengatasi kekhawatiran atas fragmentasi keuangan dan memberikan kejelasan tentang tindakan seperti apa yang mungkin diambil untuk mendukung negara-negara yang banyak utang.
Pengumuman Rabu juga dilakukan setelah pidato salah satu anggota bank sentral yang bertujuan untuk mengatasi sebagian kegelisahan pasar baru-baru ini atas fragmentasi keuangan.
“Komitmen kami terhadap euro adalah alat anti-fragmentasi kami. Komitmen ini tidak ada batasnya. Dan rekam jejak kami dalam melangkah saat dibutuhkan mendukung komitmen ini,” kata Isabel Schnabel, anggota dewan eksekutif ECB di Paris, Selasa.
Fragmentasi keuangan adalah risiko bagi zona euro. Meskipun 19 anggota kawasan euro memiliki kapasitas fiskal yang berbeda, mereka berbagi mata uang yang sama. Dengan demikian, ketidakstabilan di satu negara dapat meluas ke ibu kota euro lainnya.
“Kami akan bereaksi terhadap keadaan darurat baru dengan alat yang ada dan berpotensi baru. Alat-alat ini mungkin sekali lagi terlihat berbeda, dengan kondisi, durasi, dan perlindungan yang berbeda untuk tetap kokoh dalam mandat kami," kata Schnabel.
"Tetapi tidak ada keraguan bahwa, jika dan ketika diperlukan, kami dapat dan akan merancang dan menggunakan instrumen baru untuk mengamankan transmisi kebijakan moneter dan karenanya mandat utama kami untuk stabilitas harga.”