Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Banyak Industri Bikin Dermaga Sendiri, Gimana Dampaknya ke Pelindo?

Layanan PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas). (dok. PTP)
Intinya sih...
  • PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas) membuka suara terkait banyaknya kawasan industri membangun dermaga sendiri.
  • Dermaga Untuk Keperluan Sendiri (DUKS), Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), dan Terminal Khusus (Tersus) dianggap sebagai peluang untuk menjalin kerja sama baru.
  • Meski banyak DUKS, grup Pelindo tetap mendapat proyek pelabuhan atau dermaga seperti Kawasan Industri Terpadu Batang, Pelabuhan Internasional Kijing, dan dermaga di Gresik.

Jakarta, IDN Times - PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas), cucu usaha dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo buka suara soal banyaknya kawasan industri membangun dermaga sendiri.

Direktur Utama PT Pelabuhan Tanjung Priok, Indra Hidayat Seni mengatakan, dermaga yang dimaksud adalah Dermaga Untuk Keperluan Sendiri (DUKS), Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), dan Terminal Khusus (Tersus). PTP tak melihat pembangunan DUKS, TUKS, dan Tersus sebagai bentuk persaingan, namun sebagai peluang untuk menjalin kerja sama baru.

“Mungkin ke depannya kemitraan Pelindo DUKS. Jadi gak mungkin juga kalau kita harus melawan keberadaan DUKS-DUKS tersebut,” kata Indra dikutip Selasa, (18/3/2025).

1. Tak semua dermaga di Indonesia dilayani Pelindo

Layanan PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas). (dok. PTP)

Indra mengatakan, biasanya DUKS, TUKS, dan Tersus dibangun saat layanan Pelindo tak ada di kawasan tersebut. Di sisi lain, memang tak semua dermaga di Indonesia dilayani Pelindo, khususnya PTP Nonpetikemas.

“Jadi selama Pelindo belum bisa masuk ke sana, memang sangat terbuka, dipersilakan,” ucap Indra.

2. Pelindo layani bongkar muat di dermaga milik perusahaan lain

Proses bongkar muat komoditas batu bara. (dok. PTP)

Terlebih, Indra mengatakan PTP juga pernah memberikan layanan bongkar muat di dermaga atau terminal milik perusahaan lain. Sehingga, kerja sama dengan dermaga lain bisa terus digenjot.

“Saya sebagai orang Pelindo pun juga pernah bekerja di Terminal Khusus orang lain. Jadi ketika di Palembang ada dermaga yang melayani bukan barangnya dia, itu kan gak boleh. Nah, KSOP melarang,” ujar Indra.

“Lalu akhirnya pemilik dermaganya bilang, ‘kalau begitu saya mesti mencari BOP? BOP-nya siapa?’ dia bilang ‘Pelindo’. ‘Memang Pelindonya mau?’ lalu KSOP menelfon saya, lalu saya bekerja di sana. Itu saya kerja di DUKS orang lain. Itu pernah terjadi,” tutur dia.

3. Pelindo tetap bisa garap proyek pelabuhan

Layanan PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas). (dok. PTP)

Meski banyak DUKS, Indra memastikan grup Pelindo tetap mendapat proyek pelabuhan atau dermaga, seperti pelabuhan untuk Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Pelabuhan Internasional Kijing, dan dermaga di Gresik.

“Dalam alhamdulillah pemerintah masih memberikan banyak kemudahan untuk Pelindo. Ada yang di Batang, kemudian tadi di Kijing, dan di Gresik yang merupakan  proyek Pelindo dengan AKR,” ujar Indra.

Hingga Februari 2025, perusahaan mencatat realisasi throughput sebesar 7.997.334 ton/meter kubik, dengan kontribusi terbesar berasal dari Curah Kering (45 persen), General Cargo (27 persen), Curah Cair (21 persen), dan Bag Cargo (7 persen).

Sejumlah cabang juga menunjukkan performa yang baik dengan capaian keseluruhan throughput dan kinerja operasional sampai dengan bulan Februari 2025. Cabang Bengkulu mencatat realisasi troughput 123,82 persen dari RKAP, yaitu sebesar 688.349 ton/meter kubik, dan Cabang Tanjung Priok 110,6 persen dari RKAP dengan capaian 2.505.235 ton/meter kubik.

"Hal ini mencerminkan komitmen PTP Nonpetikemas dalam mengoptimalkan layanan terminal nonpetikemas, terutama di pelabuhan-pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, Banten, Teluk Bayur, Panjang dan Kijing. Kami akan terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional guna mencapai target yang lebih baik di bulan-bulan mendatang," tutur Indra.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Vadhia Lidyana
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us