Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bapanas: Prabowo Benci Kita Gak Bisa Penuhi Pangan Dalam Negeri

Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Intinya sih...
  • Prabowo ingin swasembada pangan dengan produksi lokal
  • Niat ini berpotensi menyetop impor, meski ada risiko harga naik
  • Pemanfaatan pangan lokal mendukung program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto sangat ingin kebutuhan pangan rakyat Indonesia dipenuhi produk dalam negeri.

Hal itu sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024 mengenai penganekaragaman konsumsi, bahwa seluruh sumber pangan kebutuhan rakyat Indonesia berasal dari produksi lokal.

Arief menyebut, aturan itu menjadi dasar Prabowo menargetkan swasembada pangan selama masa jabatannya.

"Pak Menko Pangan meeting sama kita, menyampaikan yang paling benar adalah kita dorong produksi dalam negeri. Pak Prabowo tuh sebenarnya benci banget gitu kita gak bisa pemenuhan (pangan) dalam negeri," ujar Arief saat wawancara dengan media, dikutip Selasa (5/11/2024).

1. Pemerintah sadar risiko stop impor

ilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Niat mendorong pemenuhan pangan dari produksi dalam negeri itu lalu memunculkan kemungkinan menyetop impor. Arief menyebut, pemerintah menyadari bakal ada risiko dari kebijakan menyetop impor. Namun, pemerintah siap menghadapi risiko itu.

"Pokoknya semua dorong produksi dalam negeri. Kalau kita mau stop impor, ya semua kita sudah tahu risikonya. Kadang memang ada satu peralihan begitu kita stop memang resikonya ya resikonya kan memang kita tahu harga pasti akan naik gitu ya," tutur Arief.

2. Pangan lokal bisa tekan bujet makan bergizi gratis

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Bapanas, Rina Syawal dalam IdeaTalks, IDEAFEST 2024 di JCC, Jakarta, Sabtu (28/9/2024). (IDN Times/Trio Hamdani)

Di sisi lain, penekanan terhadap produksi pangan lokal juga bisa menjadi keuntungan bagi program Prabowo-Gibran lainnya, yakni makan bergizi gratis (MBG). Pemanfaatan sumber daya pangan lokal dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan dalam penyediaan makan bergizi gratis.

Namun, Bapanas tidak memiliki wewenang untuk menghitung secara rinci anggaran yang dibutuhkan dalam program makan bergizi gratis Prabowo.

"Kalau misalnya pemanfaatan sumber daya lokal kita gunakan tentu akan bisa lebih meringankan biaya yang dikeluarkan," kata Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rina Syawal dalam IdeaTalks, IDEAFEST 2024 di JCC, Jakarta, Sabtu (28/9/2024).

3. Setiap daerah di Indonesia punya potensi pangan lokal beragam

Uji coba program makan gratis (IDN Times/Larasati Rey)

Menurut Rina, setiap daerah di Indonesia memiliki potensi pangan lokal yang beragam dan secara gizi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dia mencontohkan papeda, makanan dari sagu sebagai menu di wilayah timur Indonesia.

"Misalnya papeda, contoh saja bukan harus seperti itu. Papeda misalnya sagu adalah karbohidratnya, ikan kuah kuning adalah proteinnya, bunga papaya atau pakis itu adalah sumber vitamin/mineralnya," tutur dia.

Menurut Rina, keberagaman pangan sangat penting karena tubuh membutuhkan setidaknya 40 zat gizi yang tidak dapat dipenuhi oleh satu jenis makanan saja.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us