Jakarta, IDN Times - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memutuskan tak ada impor beras, gula konsumsi, dan jagung pakan di 2026.
Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2026, stok ketiga komoditas itu berlebih di 2025 ini, dan dinilai mencukupi untuk memenuhi kebutuhan 2026.
“Secara bersama-sama dan mufakat, pemerintah telah memutuskan tidak perlu ada impor untuk beras dan gula konsumsi serta jagung pakan untuk tahun 2026,” kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa di Jakarta, Rabu (31/12/2025).
Adapun carry over stock 2025 ke 2026 untuk beras berada di angka 12,529 juta ton. Ini sudah termasuk stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog yang sampai 31 Desember masih ada di angka 3,248 juta ton.
Dengan carry over stock beras secara nasional tersebut dikalkulasikan masih dapat memenuhi hampir 5 bulan lamanya di 2026. Ini dengan asumsi kebutuhan konsumsi beras bulanan di angka 2,591 juta ton.
Dengan proyeksi produksi beras setahun 2026 di angka 34,7 juta ton, maka stok akhir tahun 2026 beras secara nasional nantinya diproyeksi mencapai 16,194 juta ton. Kemudian untuk ekspor beras diperkirakan dapat berada sekitar 71 ton pada 2026.
Untuk jagung, carry over stock ke 2026 sebesar 4,521 juta ton. Ini diperkirakan masih dapat memenuhi hampir 3 bulan kebutuhan bulanan dengan asumsi 1,421 juta ton. Dengan estimasi produksi jagung setahun 2026 di angka 18 juta ton, nantinya stok jagung akhir 2026 dapat berada di level 4,581 juta ton.
Selain itu, terdapat perkiraan ekspor jagung di tahun 2026 yang diharapkan dapat mencapai 52,9 ribu ton. Selanjutnya untuk impor jagung pakan, benih, dan rumah tangga dipastikan Bapanas tidak ada di 2026.
Beranjak ke gula konsumsi, diperkirakan memiliki carry over stock ke 2026 sejumlah 1,437 juta ton. Dengan level stok tersebut masih dapat memenuhi hingga 6 bulan di 2026 dengan asumsi kebutuhan konsumsi bulanan di 236,4 ribu ton.
Produksi gula nasional untuk 2026 diestimasikan dapat mencapai 2,72 juta ton, sehingga stok akhir 2026 nantinya dapat berada di 1,32 juta ton.
"Tidak hanya itu, jangan lupa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia sudah tidak membutuhkan impor untuk kebutuhan konsumsi bawang merah, cabai, telur ayam ras, dan daging ayam. Indonesia telah sufficient. Produksi petani dan peternak kita mumpuni," ujar Ketut.
