BCA Kantongi Laba Bersih Rp29 Triliun, Kredit Melesat 12,9 Persen

- BCA memperoleh laba bersih sebesar Rp29 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini, tumbuh 8 persen secara tahunan atau year on year (yoy)
- Kredit BCA naik 12,9 persen yoy menjadi Rp959 triliun per Juni 2025
Jakarta, IDN Times - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I-2025. BCA dan entitas anak tercatat memperoleh laba bersih sebesar Rp29 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Capaian tersebut tumbuh 8 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan semester I-2024
Kinerja solid BCA juga dibuktikan lewat perolehan total kredit sebesar Rp959 triliun per Juni 2025 atau naik 12,9 persen yoy. Pertumbuhan tersebut didukung penyaluran kredit di berbagai segmen, serta terjaganya kondisi likuiditas perseroan.
"Pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumer. Penyelenggaraan BCA Expoversary 2025 turut menopang kinerja pembiayaan pada paruh pertama 2025. BCA senantiasa menyalurkan kredit secara pruden, mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan disiplin dalam menerapkan manajemen risiko,” kata Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong dalam konferensi pers virtual, Rabu (30/7/2025).
"Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh nasabah, dukungan pemerintah, otoritas, serta para pemangku kebijakan sehingga BCA dapat melalui semester pertama 2025 dengan baik," imbuhnya.
1. Rincian kredit BCA yang mengalami kenaikan

Data BCA menunjukkan, kredit korporasi mencatatkan kenaikan sebesar 16,1 persen yoy menjadi Rp451,8 triliun pada semester I-2025 dan telah menjadi kontributor utama pertumbuhan total kredit BCA. Kredit komersial juga tumbuh sebesar 12,6 persen yoy menjadi Rp143,6 triliun. Kemudian kredit UKM mengalami kenaikan sebesar 11,1 persen menjadi Rp127 triliun.
Kredit konsumer naik 7,6 persen yoy menjadi Rp226,4 triliun, ditopang KPR BCA yang tumbuh 8,4 persen menjadi Rp137,6 triliun. Adapun kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 5,2 persen yoy menjadi Rp65,4 triliun dan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) meningkat 9,4 persen yoy hingga Rp23,4 triliun.
Selain itu, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan juga turut meningkat 21,1 persen yoy menjadi sebesar Rp239,7 triliun, setara 24,9 persen dari total portofolio pembiayaan.
"BCA berkomitmen menerapkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp3,2 triliun per Juni 2025. BCA kembali menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha Kartini, menawarkan bunga spesial mulai 3,21 persen eff. p.a. untuk perempuan pengusaha atau usaha dengan mayoritas karyawan perempuan. Pada segmen komersial dan UKM yang bergerak di Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan sektor pendidikan, BCA juga menawarkan bunga spesial untuk kredit produktif," tutur Hendra.
2. Rasio NPL BCA

Dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7 persen yoy menjadi Rp42,5 triliun. Kemudian pendapatan selain bunga naik 10,6 persen yoy mencapai Rp13,7 triliun sehingga total pendapatan operasional menjadi Rp56,2 triliun atau naik 7,8 persen yoy.
Sementara itu, rasio cost to income terkelola baik di level 29,1 persen. Kemudian rasio loan at risk (LAR) dan non performing loan (NPL) atau kredit macet berada pada tingkat terjaga, masing-masing 5,7 persen dan 2,2 persen.
"Pencadangan NPL dan LAR memadai, masing-masing 167,2 persen dan 68,7 persen. Laba BCA dan entitas anak tumbuh 8 persen mencapai Rp29 triliun pada semester I-2025," ujar Hendra.
3. Pendanaan BCA selama kuartal I-2025

Di sisi pendanaan, pendanaan inti giro dan tabungan atau CASA tumbuh 7,3 persen yoy mencapai Rp982 triliun atau berkontribusi hingga 82,5 persen dari total dana pihak ketiga (DPK).
Secara keseluruhan, total DPK BCA naik 5,7 persen yoy menjadi Rp1.190 triliun. Dana CASA menjadi kontributor utama pendanaan BCA seiring dengan meningkatnya volume transaksi.
Adapun total frekuensi transaksi yang diproses BCA naik 17 persen yoy pada semester I-2025, tumbuh 3,5 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Kenaikan frekuensi transaksi tersebut ditopang oleh transaksi mobile dan internet banking yang naik 19 persen yoy.