Beri Bunga Tanpa Batas Waktu, Begini Cara Kerja Obligasi Perpetual

- Obligasi perpetual tidak memiliki tanggal jatuh tempo, memberikan imbal hasil berupa bunga tanpa batas waktu
- Kelangkaan obligasi ini disebabkan oleh tingginya faktor kepercayaan, digunakan dalam sejarah untuk membiayai perang dan menghindari biaya pembiayaan ulang
- Harga obligasi perpetual ditentukan dengan membagi pembayaran bunga tetap dengan tingkat diskonto konstan yang mencerminkan penurunan nilai uang akibat inflasi
Jakarta, IDN Times - Instrumen investasi di pasar modal terus berkembang dengan berbagai karakteristik unik, salah satunya adalah obligasi perpetual yang tidak memiliki tanggal jatuh tempo sehingga uang pokoknya tidak akan pernah dikembalikan oleh penerbit.
Berbeda dengan obligasi konvensional, instrumen yang sering disebut sebagai perp ini justru menawarkan imbal hasil berupa bunga yang dibayarkan secara konsisten tanpa batas waktu. Simak penjelasan lengkapnya!
1. Karakteristik obligasi perpetual yang menyerupai ekuitas

Dilansir Investopedia, obligasi perpetual, atau yang sering disebut sebagai consol bond dan perp, dijelaskan sebagai instrumen pendapatan tetap yang tidak memiliki tanggal jatuh tempo, membuat uang pokok yang diinvestasikan oleh pemodal tidak akan pernah dikembalikan oleh penerbit obligasi.
Meski pokoknya tidak dapat ditebus, pemegang obligasi akan menerima pembayaran bunga secara konsisten tanpa batas waktu. Karena sifatnya yang memberikan imbal hasil selamanya, instrumen ini sering kali dikategorikan sebagai ekuitas ketimbang utang.
Dalam sejarahnya, obligasi ini mengisi ceruk khusus di pasar modal dan pernah diterbitkan oleh lembaga besar seperti Departemen Keuangan Inggris.
2. Alasan kelangkaan dan sejarah penggunaannya di pasar global

Instrumen ini tergolong langka di pasar obligasi karena faktor kepercayaan yang sangat tinggi. Hanya sedikit entitas yang dinilai cukup aman sehingga investor bersedia menanamkan modalnya pada obligasi yang pokoknya tidak pernah dikembalikan.
Beberapa contoh penggunaan obligasi ini yang cukup terkenal adalah saat Departemen Keuangan Inggris membiayai Perang Dunia I dan peristiwa South Sea Bubble pada tahun 1720. Sementara itu, di Amerika Serikat muncul aspirasi agar pemerintah federal menerbitkan obligasi serupa.
Langkah tersebut dinilai dapat membantu pemerintah menghindari biaya pembiayaan ulang (refinancing) yang biasanya muncul pada obligasi dengan tanggal jatuh tempo tertentu.
3. Mekanisme penentuan nilai dan harga obligasi perpetual

Mengenai cara penilaiannya, pembayaran bunga pada obligasi perpetual dianggap memiliki kemiripan dengan dividen saham karena sama-sama memberikan imbal hasil tanpa batas waktu. Hal ini membuat metode penentuan harganya pun dilakukan dengan cara yang serupa.
Harga obligasi ini ditentukan dengan membagi pembayaran bunga tetap dengan tingkat diskonto konstan yang mencerminkan penurunan nilai uang akibat inflasi. Tingkat diskonto tersebut berfungsi sebagai penyebut yang secara teoritis mengurangi nilai riil kupon nominal hingga mencapai titik nol seiring berjalannya waktu.
Dengan perhitungan tersebut, obligasi perpetual tetap memiliki nilai terbatas yang merepresentasikan harganya di pasar, meskipun pembayaran bunganya dijanjikan mengalir selamanya.


















