Bermasalah dengan Rusia, Jerman Ingin Kanada Tingkatkan Ekspor Gas

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan kunjungan ke Kanada untuk mencari kesepakatan bisnis termasuk impor gas alam cair. Jerman yang memiliki ketergantungan impor gas dari Rusia, kini terancam kesulitan mendapatkan pasokan saat perang di Ukraina terus terjadi.
Perang Rusia di Ukraina telah berdampak pada pasokan energi negara-negara Uni Eropa (UE), khususnya Jerman. Pada Selasa (23/8/2022), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa peningkatan ekspor gas ke Jerman dan Eropa adalah hal yang bisa dilakukan.
1. Jerman cari alternatif pasokan gas selain Rusia

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di UE, Jerman memiliki ketergantungan tinggi dari gas alam Rusia. Tapi, perang di Ukraina telah mengancam Berlin menghadapi krisis energi karena Rusia memangkas ekspor energi.
Melansir Reuters, Kanselir Jerman sangat berharap bahwa Kanada akan membantu mengurangi peralihan dari impor gas Rusia. Kanada adalah salah satu penghasil gas alam terbesar di dunia.
"Ketika Jerman bergerak menjauh dari energi Rusia, Kanada adalah mitra pilihan kami. Untuk saat ini, ini berarti meningkatkan impor LNG kami. Kami berharap LNG Kanada akan memainkan peran utama dalam hal ini," kata Scholz.
2. Hambatan infrastruktur ekspor-impor
Sebagai salah satu negara sekutu Barat, Kanada yang memiliki kekayaan LNG, punya peran penting saat UE terancam krisis energi karena Rusia mengurangi pasokan ekspornya. Saat ini Kanada tidak memiliki terminal ekspor LNG, tapi sedang membangun dan dalam proses meningkatkan ekspor gas alamnya.
Namun sebagai investasi jangka panjang, PM Trudeau menilai bahwa pembangunan infrastruktur ekspor tidak terlalu menguntungkan. Melansir CBC, hal itu dikarenakan besarnya nilai investasi dan Eropa sedang mempercepat transisi menuju energi hijau.
"Salah satu tantangan seputar LNG adalah besarnya investasi yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur. Tidak pernah ada kasus bisnis yang kuat karena jarak dari ladang gas, karena kebutuhan untuk mengangkut gas jarak jauh sebelum pencairan," kata Trudeau.
Jerman juga belum memiliki kesiapan infrastruktur untuk menerima impor LNG dalam jumlah besar. Tapi Kanselir Scholz mengatakan akan mengebut pembangunan untuk tujuan itu.
"Kami belum membangun terminal untuk mengimpor gas alam cair ke Jerman di pantai kami sendiri di utara. Ini yang kami ubah sekarang. Kami akan membangun pelabuhan, di banyak tempat, untuk mengimpor gas alam, gas alam cair, LNG, dan ini akan sangat membuat perbedaan," jelas Scholz.
3. Rusia bukan mitra yang dapat diandalkan, kata Scholz

Rusia-Jerman memiliki fasilitas pipa penyalur gas alam langsung. Namun konflik di Ukraina telah membuat UE bertekad mengurangi ketergantungan impornya dari Rusia. Jerman sendiri tidak lagi mempercayai Rusia sebagai mitra.
"Rusia bukan lagi mitra bisnis yang dapat diandalkan. Mereka telah mengurangi pengiriman gas di mana-mana di Eropa, selalu mengacu pada alasan teknis yang tidak pernah ada," kata Scholz dikutip dari The Guardian.
Kanada menjadi harapan baru bagi Kanselir Scholz agar dapat menopang kekurangan pasokan LNG dalam negeri yang terus menurun. Meski kekurangan infrastruktur, tapi PM Trudeau mengatakan bahwa ekspor LNG ke Eropa adalah hal yang bisa dilakukan, kutip Politico.
Jerman yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap gas Rusia, kini menghadapi tekanan untuk memperpanjang tiga pembangkit listrik tenaga nuklir yang rencananya akan segera dimatikan. Itu demi solusi krisis yang timbul akibat pemangkasan ekspor energi Rusia.