BI Beberkan Alasan Rupiah Menguat Awal Maret 2025

- Rupiah menguat sejak awal Maret 2025 karena fundamental ekonomi yang baik.
- Asesmen positif dari JP Morgan terhadap saham-saham di Indonesia turut mendukung penguatan rupiah.
- Kebijakan pengetatan tarif Donald Trump yang diundur hingga April 2025 memberikan sentimen positif terhadap rupiah.
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) memaparkan nilai tukar rupiah mulai menguat sejak awal Maret 2025 didukung fundamental ekonomi Indonesia yang masih cukup baik. Selain itu, munculnya asesmen terbaru dari JP Morgan untuk beberapa saham, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA.
Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, Triwahyono mengatakan, rupiah sejak awal bulan hingga saat ini menguat dibanding negara lain yang setara atau peer countries.
"Itu membuat akhirnya berbalik (inflow) kita lihat bahwa termasuk hari ini pasar saham di Indonesia relatif mengalami rebound yang cukup tinggi, dan ini juga balik lagi dampaknya kepada rupiah karena memang banyak di-drive oleh perilaku asing di saham," tuturnya dikutip, Jumat (7/3/2025).
1. Kebijakan tarif Trump beri sentimen ke rupiah

Ia menjelaskan, pada awal pekan di bulan ini atau 3 Maret 2025, rupiah berada di level Rp16.506 per dolar AS. Kemudian menguat menjadi Rp16.443 per dolar AS. Kurs terus mengalami penguatan hingga 6 Maret 2025 berada di level Rp16.315 per dolar AS.
Selain faktor asesmen dari JP Morgan, faktor lainnya berasal dari kebijakan Donald Trump yang mulanya memastikan pengetatan tarif terhadap Kanada, Meksiko dan China akan dimulai Maret, namun diundur menjadi April 2025.
"(Sentimen) ini membuat akhirnya berbalik, kita lihat bahwa termasuk hari ini pasar saham di Indonesia relatif mengalami rebound yang cukup tinggi, dan ini juga memberi lagi dampaknya kepada rupiah," ucapnya.
2. Rupiah sempat melemah karena diturunkannya peringkat saham Indonesia

Meski demikian, ia tak menampik laju rupiah sempat melemah imbas Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Morgan Stanley menurunkan rating indeks saham Indonesia dari equal-weight ke underweight.
Menurutnya, penurunan peringkat menyebabkan pasar saham Indonesia ambruk sangat dalam beberapa waktu terakhir. Karena investor asing keluar dari bursa dan kembali ke investasi safe heaven atau beralih ke aset dolar, yang kemudian menyebabkan tekanan bagi rupiah.
"Rupiah banyak di-drive oleh perilaku asing di SBN, di saham. Lalu terkait dengan apakah BI melakukan intervensi tiap hari? Intinya bukan (seberapa sering) pasti yang kita kedepankan adalah kita selalu mengutamakan adalah market mechanism," tuturnya.
3. Rupiah melemah di awal perdagangan

Pergerakan rupiah di pasar spot melemah tipis pada awal perdagangan Jumat (7/3/2025). Rupiah berada di level Rp16.349 per dolar Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 9,50 poin atau 0,06 persen dibandingkan penutupan kemarin. Rupiah kemarin berakhir di level Rp16.339,5 per dolar AS.
Adapun mayoritas mata uang di Asia bergerak melemah, dengan rincian:
- Bath Thailand melemah 0,17 persen
- Ringgit Malaysia melemah 0,23 persen
- Yuan China melemah 0,10 persen
- Rupee India melemah 0,18 persen
- Peso Filipina melemah 0,03 persen
- Dolar Taiwan melemah 0,07 persen