Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BI Optimistis Inflasi Turun pada Semester II

IDN Times/ Istimewa

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia optimistis laju inflasi dapat menurun pada Semester II 2023, meski saat ini sejumlah bahan pokok terpantau mengalami kenaikan harga, seperti beras, minyak goreng, dan bumbu dapur.

Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo kepada IDN Times, Rabu (15/2).

"Prospek penurunan inflasi di semester II tahun 2023 sejauh ini masih terjaga dan sejalan dengan proyeksi BI dengan penurunannya secara gradual," tuturnya.

1. Faktor optimis inflasi tak melambung

Ilustrasi pedagang pasar (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Dody menjelaskan terdapat  beberapa faktor yang membuat BI optimistis bahwa inflasi tahun ini akan terkendali bahkan cenderung menurun.

Faktor sisi supply (cost-push inflation) yang mulai mereda, sejalan dengan tekanan dari sisi nilai tukar dan eksternal yang menurun, serta dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM yang lebih terbatas.

Selanjutnya inflasi yang terkendali juga tercermin dari survei pemantauan harga (SPH) Bank Indonesia yang dilakukan pada pekan pertama Februari, tercatat juga masih terpantau stabil

"Meski terdapat potensi kenaikan pada kelompok volotaile food (VF) yang dipengaruhi oleh cuaca ekstrim. Sementara itu, harga komoditas lainnya seperti daging ayam ras, cabai rawit, telur, ayam ras, dan cabai merah cenderung turun dan diperkirakan dapat mengkompensasi sumbangan inflasi secara bulanan," katanya.

2. Data BPS inflasi Januari

Unsplash/Ph B

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) di Januari 2023 menunjukkan inflasi sebesar 5,28 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan 0,34 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Alhasil terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 108,26 pada januari 2022 menjadi 113,98 pada Januari 2023 inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok transportasi 13,91 persen dan andilnya 1,67 persen.

Sementara kelompok inflasi terbesar terjadi pada komoditas bensin yang memberikan andil inflasi sebesar 1,07 persen. Kemudian diikuti bahan bakar rumah tangga sebesar 0,24 persen, harga beras sebesar 0,24 persen, angkutan udara 0,19 persen, rokok kretek 0,17 persen, kontrak rumah 0,12 persen, dan cabai merah 0,11 persen.

3. BI siapkan mitigasi hadapi lonjakan harga di Ramadhan

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 di Jakarta, Selasa (27/11/2018). Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi langkah Bank Indonesia (BI) yang berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Bank Indonesia juga mulai menyiapkan langkah strategi untuk memitigasi naiknya inflasi harga pangan disaat Ramadhan, mengingat pada momentum tersebut permintaan masyarakat cenderung meningkat. 

"BI tentunya akan terus memperkuat koordinasi pengendalian inflasi di pusat maupun daerah, khususnya melalui program GNPIP, baik dalam bentuk operasi pasar, subsidi ongkos angkut, dan kerjasama antara daerah untuk memastikan keamanan stok di beberapa daerah defisit agar risiko kenaikan harga bahan pokok selama periode Hari Besar Keagamaaan Nasional (HBKN) dapat terkendali. Termasuk untuk kebutuhan komoditas Beras dan Minyak Goreng," tutupnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us