Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos Freeport: Tembaga adalah Logam Paling Baik untuk Membunuh Virus

IDN Times/Kevin Handoko

Jakarta, IDN Times - Tembaga merupakan salah satu logam yang memberi manfaat besar dan bernilai cukup tinggi. Tembaga diperlukan karena kemampuannya menghantar panas dan listrik.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengatakan, tembaga merupakan salah satu logam paling baik untuk membunuh virus dan bakteri.

"Jadi kalau ada bakteri di tembaga dalam beberapa menit akan hilang. Dibandingkan stainless steel, dia membutuhkan waktu 4-5 hari. Jadi kalau gagang pintu orang ramai-ramai memproduksi lebih banyak dengan tembaga," kata Wenas dalam bincang virtual dengan pemimpin redaksi media massa, Selasa (4/8/2020).

1. Wenas berharap produksi tembaga dalam negeri meningkat

Ilustrasi Tembaga (indonesian.alibaba.com)

Menurut Wenas, permintaan akan tembaga baik secara global maupun lokal terus meningkat. Dia berharap, peningkatan permintaan tembaga juga diiringi dengan produksinya.

"Sehingga dapat menghasilkan revenue lebih besar dan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara ini," katanya.

2. Penjualan tembaga PTFI merosot di kuartal I 2020

Ilustrasi Tembaga (Website/forexindonesia.org)

Berdasarkan laporan Freeport McMoran, produksi tembaga PTFI pada kuartal I 2020 tercatat sebanyak 140 juta pounds, atau turun 3,44 persen dibanding produksi pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar 145 juta pounds tembaga.

Penjualan tembaga pun turun 27 persen menjadi 127 juta pounds. Pada kuartal pertama tahun lalu, penjualan tembaga PTFI menyentuh 174 juta pounds.

3. Penjualan emas PTFI juga turun

Ilustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Tidak hanya tembaga, raksasa tambang tersebut juga mengalami penurunan penjualan dan produksi emas. PTFI mencatat, produksi emas turun 6,17 persen pada kuartal pertama tahun ini menjadi 152 ribu ounces berbanding capaian produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 162 ribu ounces.

Sementara itu, penjualan emas PTFI merosot 40,85 persen menjadi 139 ribu ounces dari sebelumnya 235 ribu ounces.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Sunariyah
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us