BPS: Momentum Pemulihan Ekonomi 2021 Mesti Dijaga pada 2022

Jakarta, IDN Times - Perekonomian Indonesia berhasil tumbuh positif sepanjang 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, perekonomian Indonesia pada 2021 tumbuh 3,69 persen.
Capaian tersebut tentunya lebih baik bila dibandingkan pada 2020 yang mengalami kontraksi sebesar minus 2,07 persen.
Kepala BPS, Margo Yuwono pun berharap momentum pemulihan ekonomi yang terjadi pada 2021 bisa berlanjut pada 2022 dengan syarat pemulihan kesehatan tetap bisa terus terjaga.
"Pemulihan kesehatan menjadi faktor penting dalam pemulihan ekonomi. Ekonomi kita tumbuh bagus karena memang pandemik berkurang dan mobilitas masyarakat bagus. Harapannya momentum ini dapat terjaga di 2022 dengan catatan kita semua sepakat untuk mengurangi kasus harian dan membuat mobilitas makin bagus," tutur Margo, dalam konferensi pers virtual, Senin (7/2/2022).
1. Pertumbuhan ekonomi kuartal-IV 2021 di atas lima persen

Di sisi lain, positifnya pertumbuhan ekonomi kumulatif pada 2021 sebesar 3,69 persen tak terlepas dari pertumbuhan ekonomi kuartal-IV 2021 yang mencapai lebih dari lima persen.
BPS melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal-IV 2021 secara year on year (yoy) sebesar 5,02 persen.
Pertumbuhan ekonomi kuartal-IV 2021 juga lebih baik dibandingkan kuartal-IV 2020 dan 2019. Pada kuartal-IV 2020, PDB Indonesia mengalami kontraksi sebesar minus 2,19 persen
"Angka 5,02 persen ini lebih baik dibandingkan Q4 2020 dan juga Q4 2019, tetapi masih lebih rendah dibandingkan Q4 2018," ujar Margo.
2. Naiknya harga komoditas mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-IV 2021

Kenaikan harga beberapa komoditas unggulan Indonesia seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan nikel turut meningkatkan nilai ekspor Indonesia dan berimbas pada pertumbuhan PDB yang positif.
Catatan BPS menunjukkan harga minyak kelapa sawit naik 42,41 persen year on year (yoy) dan 15,8 persen quarter to quarter (qtq). Kemudian harga batu bara meningkat 168,01 persen yoy dan 8,75 persen qtq. Lalu harga nikel mengalami keniakan sebesar 23,9 persen yoy dan 3,44 persen qtq.
"Peningkatan harga internasional ini tentu saja mendorong ekspor kita dan memperngaruhi ekonomi dalam negeri. Ekspor selama triwulan-IV 2021 tumbuh impresif, secara qtq meningkat 9,47 persen dan yoy 45,65 persen," ujar Margo.
3. Aktivitas masyarakat meningkat sepanjang Q4 2021

Sementara itu, menurunnya kasus COVID-19 pada kuartal-IV 2021 juga turut membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tersebut dan secara full year ada dalam angka positif.
"Di triwulan-III 2021 lalu di mana varian Delta merebak di Juli membuat gelombang kedua COVID dan trennya Oktober-Desember terjadi penurunan kasus harian dan berpengaruh terhadap mobilitas penduduk, terlihat aktivitas di tempat-tempat atau pusat kegiatan kalau dibandingkan antara triwulan-III ada perbaikan apalagi kalau dibandingan dengan triwulan-IV 2020," tutur Margo.