Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

China Minta AS Hentikan Ancaman Tarif, Dorong Perundingan Lanjutan

ilustrasi bendera China (pixabay.com/SW1994)
ilustrasi bendera China (pixabay.com/SW1994)
Intinya sih...
  • China mengecam kebijakan tarif AS.
  • Trump pertimbangkan pembatalan pertemuan dengan Xi Jinping.
  • Pengumuman tarif baru Trump memicu penurunan bursa saham AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah China mendesak Amerika Serikat (AS) untuk segera menghentikan ancaman kenaikan tarif dalam perdagangan antarnegara yang semakin memanas pada Minggu (12/10/2025). Desakan tersebut disampaikan usai Presiden Donald Trump kembali mengumumkan rencana penerapan tarif tambahan terhadap berbagai produk China awal bulan November mendatang.

China menyampaikan bahwa jalur negosiasi masih harus dikedepankan untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan. Pernyataan resmi ini merupakan respons atas kebijakan baru Washington yang dianggap dapat memperburuk tensi hubungan dagang kedua negara.

1. Tanggapan China atas kebijakan tarif terbaru pada produk ekspor

Kementerian Perdagangan China secara terbuka mengkritik langkah AS melalui pernyataan resmi. Kementerian menilai keputusan Presiden Trump untuk memberlakukan tarif baru sebesar 100 persen pada ekspor China mulai 1 November merupakan contoh nyata perlakuan standar ganda dari pihak Washington.

“Pernyataan terkait dari AS adalah contoh khas dari ‘standar ganda’,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China dalam keterangan daring, dilansir DW.

Langkah ini dipicu oleh kebijakan terbaru pemerintah China yang memperketat pengawasan ekspor mineral rare earth, sebagai komponen strategis pada teknologi tinggi dan alat militer dunia. Di sisi lain, China menyatakan kebijakannya dilakukan untuk alasan keamanan nasional dan kepatuhan hukum internasional.​

Selain itu, pemerintah China menegaskan tidak akan ragu mengambil langkah balasan jika AS tetap menjalankan ancaman tarif tersebut.

“Jika AS terus mengambil jalur yang salah, China pasti akan mengambil langkah tegas untuk melindungi hak dan kepentingan sah kami,” lanjut pernyataan resmi dari kementerian tersebut.​

2. Reaksi terhadap pembatalan pertemuan bilateral antara Trump dan Xi

Presiden Trump menyampaikan bahwa ia mempertimbangkan untuk membatalkan pertemuan bilateral dengan Presiden China, Xi Jinping, yang dijadwalkan berlangsung akhir Oktober di Korea Selatan.

"Sepertinya tidak ada alasan untuk bertemu dengan Xi," kata Trump lewat sosial medianya, dilansir Euronews.

Walau demikian, pada waktu yang sama Trump juga mengindikasikan pernyataannya itu belum sepenuhnya final.

“Saya akan tetap hadir, saya rasa pertemuan itu mungkin tetap akan berlangsung," ujar Trump pada wartawan.

Pembatasan ekspor mineral langka oleh China dan ancaman tarif balasan dari AS membuat negosiasi dagang kedua negara menjadi sangat krusial. Komoditas mineral langka yang diatur tersebut sangat dibutuhkan untuk berbagai sektor teknologi, sehingga kebijakan pembatasan China serta ancaman tarif AS dianggap bisa mengganggu rantai pasok global.​

3. Dampak ancaman tarif terhadap pasar global

Pengumuman tarif baru dari Presiden Trump segera memicu kekhawatiran di pasar keuangan internasional. Bursa saham AS tercatat mengalami penurunan signifikan tak lama setelah kabar tersebut diumumkan. Indeks Dow Jones menurun 878 poin (1,9 persen), sementara S&P 500 turun 2,7 persen dan Nasdaq anjlok 3,5 peren.​

"Setiap kali ancaman tarif dinaikkan, itu bukan cara yang baik untuk bernegosiasi dengan China," jelas sumber resmi dari Kementerian Perdagangan China.

Di sisi lain, pemerintahan Trump menegaskan ancaman tarif dilakukan sebagai tanggapan atas kebijakan ekspor China yang dinilai sangat agresif dan merugikan kepentingan AS.​

Ketidakpastian ini menghambat upaya pemulihan ekonomi global dan memicu kekhawatiran bahwa eskalasi lebih lanjut akan merusak peluang kesepakatan dagang yang adil.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Ingin Buat Lapangan Padel? Ini Rincian dan Tips Hemat Biayanya!

12 Okt 2025, 14:07 WIBBusiness