Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Ancam Naikkan Tarif Besar-Besaran terhadap Produk China

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Shealeah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Shealeah Craighead, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Hubungan dagang AS-China kembali memanas setelah Trump mengancam kenaikan tarif besar-besaran terhadap produk China.
  • China perketat kontrol ekspor tanah jarang yang penting bagi industri teknologi tinggi, menyebabkan ketegangan dan pembatalan pertemuan dengan Xi Jinping.
  • Kebijakan tarif besar masih menjadi inti strategi ekonomi Trump meskipun berpotensi meningkatkan biaya bagi konsumen.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali mengancam akan menaikkan tarif impor secara besar-besaran terhadap produk asal China. Pada Jumat (10/10/2025), dia menuding Beijing melakukan tindakan yang sangat bermusuhan setelah membatasi ekspor tanah jarang, mineral penting bagi sektor industri AS. Pasar saham Wall Street langsung merosot diawal perdagangan akibat ketegangan baru ini.

Trump menyampaikan pandangannya melalui akun Truth Social.

“Saya tidak pernah menyangka akan sampai pada titik ini, tetapi mungkin, seperti hal-hal lain, waktunya telah tiba,” tulis Trump.

Ia menambahkan bahwa kebijakan baru yang sedang dipertimbangkan termasuk kenaikan besar tarif atas produk-produk China dan sejumlah langkah balasan lain yang dinilai perlu.

1. Hubungan dagang yang mereda kini kembali memanas

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Hubungan Washington dan Beijing sempat membaik sepanjang musim panas setelah kedua pihak menyetujui penurunan drastis tarif tinggi yang sempat diberlakukan awal tahun ini. Trump sebelumnya menaikkan tarif terhadap barang-barang China hingga puncak 145 persen pada musim semi, sementara China membalas dengan tarif 125 persen untuk ekspor AS.

Kekhawatiran terhadap dampak ekonomi global memicu pembicaraan pejabat kedua negara yang akhirnya menghasilkan gencatan sementara. Tarif AS untuk produk China kemudian turun menjadi 30 persen, dan tarif China terhadap barang AS menjadi 10 persen. Sejak Mei, kedua negara menjalankan gencatan dagang rapuh setelah sepakat menurunkan tarif tiga digit yang hampir menghentikan perdagangan bilateral.

Empat bulan lalu, Trump menyebut hubungan kedua negara sangat baik setelah menandatangani kesepakatan penurunan tarif. Ia menulis bahwa kerja sama yang berjalan selama enam bulan terakhir membuat langkah terbaru Beijing terasa mengejutkan. Pejabat dari kedua negara terus menggelar pertemuan setelahnya untuk membahas isu seperti TikTok, produk pertanian, serta perdagangan teknologi tinggi dan tanah jarang. Trump juga mengklaim bahwa sejumlah negara telah menghubungi Washington karena khawatir terhadap meningkatnya permusuhan dagang tersebut.

2. China perketat kontrol ekspor tanah jarang

Enam oksida unsur tanah jarang, yaitu praseodimium, serium, lantanum, neodimium, samarium, dan gadolinium. (Peggy Greb, US department of agriculture, Public Domain, via Wikimedia Commons)
Enam oksida unsur tanah jarang, yaitu praseodimium, serium, lantanum, neodimium, samarium, dan gadolinium. (Peggy Greb, US department of agriculture, Public Domain, via Wikimedia Commons)

China merupakan produsen terbesar tanah jarang di dunia dan menyumbang lebih dari 90 persen pasokan global untuk bahan olahan dan magnet tanah jarang. Sebanyak 17 elemen ini sangat penting bagi berbagai industri, mulai dari pembuatan mobil listrik hingga mesin pesawat dan semikonduktor. China kini menguasai sekitar 70 persen dari seluruh pasokan mineral tanah jarang dunia yang menjadi fondasi teknologi tinggi modern.

Beijing baru-baru ini memperluas pengawasan ekspor dengan menambahkan lima material baru ke daftar pengendalian. Langkah serupa pada April lalu sempat menyebabkan kekurangan pasokan global sebelum akhirnya diselesaikan melalui jalur diplomatik.

Dilansir dari CNBC, Kementerian Perdagangan China (MOFCOM) menyebut entitas asing kini wajib memperoleh lisensi untuk mengekspor produk yang mengandung lebih dari 0,1 persen tanah jarang asal China atau yang diproduksi menggunakan teknologi ekstraksi, pemurnian, pembuatan magnet, dan daur ulang dari China.

Aturan baru itu akan berlaku mulai 1 Desember 2025.

“Saya selalu merasa bahwa mereka telah menunggu, dan sekarang, seperti biasa, saya terbukti benar! Tidak ada cara China boleh diizinkan untuk memegang dunia sebagai ‘tawanan’, tetapi itu sepertinya telah menjadi rencana mereka sejak lama, dimulai dengan ‘Magnet’ dan elemen lain yang telah mereka kumpulkan secara diam-diam ke dalam posisi monopoli, sebuah langkah yang cukup jahat dan tidak bersahabat, setidaknya,” tulis Trump di Truth Social.

Trump menyebut kebijakan tersebut sebagai bukti bahwa China berupaya menggunakan kendali atas mineral penting untuk menekan negara lain secara ekonomi.

3. Pertemuan dengan Xi Jinping terancam batal

Sekretaris Jenderal Partai Komunis China, Xi Jinping (Press Service of the President of the Russian Federation / Roman Kubanskiy, This file comes from the website of the President of the Russian Federation and is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 License, via Wikimedia Commons)
Sekretaris Jenderal Partai Komunis China, Xi Jinping (Press Service of the President of the Russian Federation / Roman Kubanskiy, This file comes from the website of the President of the Russian Federation and is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 License, via Wikimedia Commons)

Dilansir dari The Guardian, pertemuan yang dijadwalkan antara Trump dan Presiden China, Xi Jinping, di Korea Selatan bulan ini kemungkinan besar batal. Trump menyebut tidak ada alasan untuk melanjutkan rencana tersebut di tengah meningkatnya ketegangan.

“Ini benar-benar mengejutkan, tidak hanya bagi saya, tetapi juga bagi semua pemimpin dunia bebas. Saya akan bertemu dengan Presiden Xi dalam dua minggu, di APEC, di Korea Selatan, tetapi sekarang sepertinya tidak ada alasan untuk melakukannya,” tulis Trump.

Ia menambahkan bahwa belum berbicara langsung dengan Xi karena tidak ada urgensi untuk melakukannya.

Dilansir dari BBC, selain memperketat ekspor tanah jarang, China juga meluncurkan penyelidikan monopoli terhadap Qualcomm, perusahaan teknologi asal AS, yang berpotensi menunda akuisisi besar di sektor chip. Pemerintah China turut mengumumkan biaya pelabuhan baru untuk kapal-kapal yang terkait dengan AS, termasuk yang dimiliki atau dioperasikan oleh perusahaan Amerika.

“Mereka menjadi sangat tidak bersahabat, dan mengirim surat ke negara-negara di seluruh dunia bahwa mereka ingin memberlakukan kontrol ekspor pada setiap elemen produksi yang berkaitan dengan Tanah Jarang, bahkan jika itu tidak diproduksi di China,” tulis Trump.

Kebijakan tarif besar masih menjadi inti dari strategi ekonomi Trump. Ia meyakini bahwa tarif tinggi terhadap impor akan memperkuat ekonomi AS dan menambah pendapatan triliunan dolar bagi pemerintah federal. Namun, para ekonom mencatat kebijakan semacam itu sering kali meningkatkan biaya bagi konsumen karena beban tarif diteruskan ke harga barang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Purbaya Tegaskan Pasar Modal Harus Bersih dari Saham Gorengan

11 Okt 2025, 14:30 WIBBusiness