Daftar 4 Orang Terkaya Indonesia dari Pertambangan

Jakarta, IDN Times - Industri pertambangan merupakan salah satu sektor utama yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Negara tersebut kaya akan sumber daya alam seperti batubara, nikel, emas, dan tembaga, yang menjadi komoditas ekspor andalan.
Beberapa pengusaha berhasil memanfaatkan potensi tersebut dan menjadi sosok terkaya di Indonesia berkat bisnis pertambangan mereka. Berikut adalah daftar orang terkaya Indonesia yang kekayaannya berasal dari sektor pertambangan!
1. Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong, pengusaha kelahiran Singapura, dikenal sebagai raja batu bara dan pendiri Bayan Resources, salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia. Menurut data terbaru Forbes, kekayaannya diperkirakan mencapai lebih dari 25,7 miliar dolar AS.
Selain di sektor batu bara, dia mengendalikan Metis Energy, perusahaan energi terbarukan di Singapura, dan memiliki saham di The Farrer Park Company serta Samindo Resources.
Low juga mendukung SEAX Global, pengembang sistem kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia. Dia memulai kariernya di perusahaan konstruksi milik ayahnya sebelum pindah ke Indonesia pada 1972 untuk meraih peluang lebih besar.
2. Garibaldi Thohir

Garibaldi Thohir, CEO sekaligus pemegang saham utama Adaro Energy, memimpin salah satu eksportir batu bara terbesar dunia. Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai 3,3 miliar dolar AS.
Kariernya dimulai dengan mengakuisisi Allied Indocoal dalam kemitraan dengan perusahaan Australia, sebelum membeli Adaro bersama mitranya pada 2005. Selain di sektor tambang, Thohir mendirikan WOM Finance pada 1997 untuk pembiayaan sepeda motor dan masih mendistribusikan motor Honda.
Dia juga memiliki saham di Merdeka Battery Materials, produsen bahan baterai kendaraan listrik yang IPO pada 2023 dengan nilai 620 juta dolar AS. Keluarganya turut mengelola bisnis restoran dan hotel.
3. Kiki Barki

Pengusaha batu bara Kiki Barki mendirikan Harum Energy pada 1995 dan mencatatkannya di bursa pada 2010. Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai 1,3 miliar dolar AS.
Saat ini, perusahaan dijalankan oleh putra sulungnya, Lawrence Barki, sebagai presiden komisaris, dan putra bungsunya, Steven Scott Barki, sebagai komisaris. Selain Harum Energy, Kiki juga memiliki tambang batu bara swasta Tanito Harum.
Keluarga Barki turut melebarkan sayap ke sektor nikel melalui kepemilikan saham di Nickel Industries, perusahaan yang terdaftar di Australia, dengan aset berupa satu tambang nikel dan dua pabrik besi kasar nikel di Indonesia.
Di generasi selanjutnya, cucunya, Nathan Barki, menjadi pemegang saham minoritas di Medco Energi Internasional dan Amman Mineral Internasional, yang bergerak di sektor minyak, gas, serta tambang emas dan tembaga.
4. Theodore Permadi Rachmat

Theodore Rachmat, atau Teddy, mendirikan Triputra Group pada 1998, yang kini bergerak di sektor agribisnis, manufaktur, dan pertambangan. Dia juga memiliki saham minoritas di Adaro Energy, di mana dia menjabat sebagai wakil presiden komisaris.
Kariernya dimulai di Astra International, perusahaan otomotif milik pamannya William Soeryadjaya, sebelum menjadi CEO. Dan menurut perkiraan Forbes, kekayaannya mencapai 4 miliar dolar AS.
Anak-anaknya turut melanjutkan kiprah bisnis keluarga: Ariano sebagai wakil presiden direktur Adaro Energy, dan Arif Patrick, salah satu pendiri Triputra Agro Persada, setelah bekerja di General Electric selama tujuh tahun.