Daftar Startup yang Dapat Suntikan East Ventures di Paruh Awal 2024

Jakarta, IDN Times - East Ventures, sebuah perusahaan venture capital (VC) yang terbuka pada seluruh sektor (sector-agnostic) dan pelopor investasi startup Indonesia dan Asia Tenggara, kembali menyuntikkan dana segar bagi sederet usaha rintisan alias startup di Tanah Air.
Hingga semester pertama atau akhir kuartal II-2024, tercatat ada empat startup yang mendapatkan seri pendanaan dari East Ventures. Siapa saja mereka dan bagaimana profil mereka hingga dipercaya mendapatkan pendanaan?
Yuk simak deretan startup-nya berikut ini dan semoga kamu terinspirasi ya.
1. Jejakin

Pada 13 Mei 2024, Jejakin, perusahaan climate tech asal Indonesia yang berfokus pada pengembangan platform manajemen karbon, berhasil mendapatkan pendanaan baru senilai 2,7 juta dolar AS. Pendanaan ini akan dialokasikan untuk berbagai area utama, termasuk penelitian dan pengembangan teknologi, pertumbuhan pasar, dan lain-lain.
Investor yang terlibat termasuk PT ITM Bhinneka Power, bersama dengan perusahaan venture capital dan korporasi terkemuka lainnya di Asia Tenggara seperti Indogen Capital, SMDV, dan East Ventures.
Didirikan pada 2018 oleh Arfan Arlanda, Sudono Salim (Chief Growth Officer), Andreas Djingga (Chief Operation Officer), dan Haris Iskandar (Chief of Sustainability and Climate Change), Jejakin hadir dengan visi untuk memberdayakan bisnis dan individu dalam memberikan dampak positif bagi lingkungan. Para founders percaya bahwa kontribusi kolektif dari perusahaan dan individu sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim.
Jejakin menawarkan solusi berbasis Artificial Intellegence (AI) dan Internet of Things (IoT) yang membantu para perusahaan mencapai target emisi nol mereka untuk menjawab tantangan akan perubahan iklim.
Perusahaan ini menyediakan tiga produk utama: CarbonIQ, CarbonAtlas, dan CarbonSpace. CarbonIQ, platform akuntansi karbon, membantu bisnis dalam menghitung jejak emisi operasional mereka dari semua cakupan (Scope 1, Scope 2, dan Scope 3), sementara CarbonAtlas adalah platform pemantauan yang menggunakan berbagai macam teknologi penginderaan jauh dari satelit, sensor IoT, dan aplikasi seluler untuk memverifikasi kredibilitas program iklim yang dijalankan oleh bisnis melalui pemeriksaan lapangan.
2. Runchise

Runchise, sebuah startup manajemen restoran dan waralaba kuliner yang berbasis di Indonesia, mendapatkan pendanaan baru sebesar 1 juta dolar AS pada 7 Mei 2024. Pendanaan itu didapatkan dari investor sebelumnya, yakni East Ventures dan Genesia Ventures.
Dengan pendanaan baru ini, fokus utama perusahaan tetap pada pengembangan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan profitabilitas para restoran. Selain itu, Runchise akan memprioritaskan investasi dalam kegiatan branding dan ekspansi untuk memperluas jangkauan perusahaan ke lebih banyak kota, memberdayakan lebih banyak bisnis untuk berkembang.
Runchise didesain berdasarkan pemahaman yang komprehensif tentang proses bisnis dan pengoperasian restoran, menghadirkan platform yang berpusat pada pengguna (user-centric) dengan ekosistem end-to-end. Dengan platform online atau berbasis cloud, Runchise memastikan seluruh informasi dari gerai restoran terhubung secara transparan, akurat, dan konsisten ke dalam satu platform.
Saat ini, solusi Runchise mencakup operasional front-store, fungsi back-office, integrasi dengan platform pengiriman makanan online, dan keterlibatan pelanggan (customer engagement). Selain itu, dengan integrasi machine learning, Runchise mampu memberikan prediksi penjualan harian untuk setiap outlet.
Didirikan pada 2022, oleh Daniel Winoto (Co-Founder dan Chief Executive Officer) dan Ivana Widjaja (Co-Founder dan Chief Operation Officer), Runchise telah berhasil membantu ratusan brand dalam meningkatkan dan menyederhanakan proses mereka, terutama dalam memperluas operasi mereka ke beberapa lokasi.
3. PathGen

Pada 19 April 2024, PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler, mengumumkan pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia, grup perusahaan yang dinamis dan inovatif yang berfokus pada penyediaan solusi mutakhir di berbagai industri.
Pendanaan ini akan dialokasikan untuk pengembangan beberapa area utama, seperti Penelitian dan Pengembangan (R&D), pemanfaatan teknologi, perluasan pasar, dan lainnya.
PathGen didirikan pada 2020 oleh Dr. Susanti (Co-Founder dan Chief Executive Officer) dan dr. Michael Rampangilei (Co-Founder dan Chief Operating Officer) yang bergabung pada tahun 2023. Mereka percaya bahwa deteksi penyakit secara dini dan akses terhadap pengobatan yang lebih presisi merupakan hal yang krusial untuk mencegah terjadinya komplikasi kesehatan, tapi sayangnya belum semua orang bisa melakukannya.
PathGen menyediakan solusi diagnostik molekuler yang dapat diakses dan diandalkan untuk mengidentifikasi risiko berdasarkan riwayat keluarga, menentukan prognosis (prakiraan kemungkinan terkena suatu penyakit), dan memprediksi respons pengobatan. PathGen sedang mengembangkan serangkaian alat pengujian genetik molekuler untuk berbagai jenis kanker, seperti kanker kolorektal, paru-paru, serviks, dan nasofaring.
PathGen juga mengembangkan diagnostik molekuler melalui pengembangan teknologi mutakhir seperti Next-generation sequencing (NGS) untuk kanker dan penyakit lainnya. NGS telah merevolusi genomik yang memungkinkan analisis genom berukuran besar secara cepat dan hemat biaya, dan pada saat yang bersamaan, memfasilitasi pembuatan profil penyakit secara komprehensif.
PathGen telah mencatat beberapa pencapaian, termasuk kemitraan strategis dengan perusahaan bioteknologi, BioFarma, untuk memproduksi dan mendistribusikan produk perdananya, BioColoMelt-Dx, sebuah alat diagnostik molekuler untuk kanker kolorektal. Pada tahun 2022, produk ini diluncurkan sebagai kit diagnostik molekuler pertama di Indonesia yang sudah teruji dan diproduksi secara lokal. Saat ini, BioColoMelt-Dx telah tersedia di rumah sakit kanker besar di Indonesia, antara lain Pusat Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
4. Mesh Bio

Mesh Bio, startup deep tech di bidang kesehatan berbasis di Singapura yang menghadirkan transformasi manajemen penyakit kronis melalui analisis prediktif. Pada 30 Januari 2024, Mesh Bio mengumumkan bahwa mereka telah meraih pendanaan seri A sebesar 3,5 juta dolar AS yang dipimpin oleh East Ventures. Putaran pendanaan ini turut diikuti oleh Elev8, Seed Capitals, dan beberapa investor lainnya.
Pendanaan ini memungkinkan Mesh Bio untuk menawarkan teknologi digital twin atau kembar digital kepada para penyedia layanan kesehatan, serta memperluas penerapan solusi ini di Hong Kong dan Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Filipina.
Investasi baru ini diterima tiga bulan setelah Mesh Bio mendapatkan persetujuan peraturan dan melakukan uji coba penerapan salah satu teknologi digital twin mereka dengan sistem kesehatan masyarakat di SIngapura yang menandakan peluang besar dalam meningkatkan hasil kesehatan pasien dengan penyakit kronis.
Pada Oktober 2023, Mesh Bio menerima persetujuan dari Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (Health Sciences Authority/HSA) untuk memasarkan HealthVector® Diabetes sebagai perangkat lunak dari alat medis. HealthVector® Diabetes saat ini dalam tahap uji coba implementasi di beberapa rumah sakit, antara lain: Singapore General Hospital (SGH), Tan Tock Seng Hospital (TTSH), serta beberapa poliklinik terpilih untuk potensi penerapan klinis.
Mesh Bio didirikan pada tahun 2018 oleh Andrew Wu (Co-Founder dan Chief Executive Officer) dan Arsen Batagov (Co-Founder dan Chief Technology Officer). Putaran pendanaan sebelumnya mencakup putaran pendanaan awal sebesar 1,8 juta dolar AS pada Oktober 2021.