Data Ekonomi AS Bikin Rupiah KO di Level Rp15.767,5 per Dolar

- Rupiah melemah 99 poin pada pembukaan perdagangan, Jumat (22/3/2024), di level Rp15.767,5 per dolar AS.
- Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, proyeksikan rupiah melemah ke level Rp15.680 per dolar AS dipengaruhi data ekonomi AS yang membaik dari ekspektasi pasar.
- Data klaim tunjangan pengangguran dan indeks manufaktur di wilayah Philadelphia lebih bagus dari ekspektasi pasar mendorong rebound pergerakan dolar AS yang melemah karena hasil rapat moneter The Fed.
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah pada pembukaan perdagangan, Jumat (22/3/2024). Mata uang Garuda mengawali perdagangan di level Rp15.767,5 per dolar AS.
Berdasarkan Bloomberg, rupiah melemah 99 poin atau 0,63 persen dibandingkan penutupan Kamis (21/3/2024) di level Rp15.668,5 per dolar.
1. Data ekonomi AS membaik picu rupiah melemah
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan pergerakan rupiah hari ini diproyeksi melemah seharian ke level Rp15.680 per dolar AS. Hal ini dipengaruhi oleh data ekonomi AS yang membaik dari ekspektasi pasar.
"Hari ini, potensi penguatan rupiah ke arah Rp15.600 per dolar AS dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp15.680 per dolar AS," kata Ariston.
2. Dolar AS berbalik arah menguat
Dia menjelaskan data klaim tunjangan pengangguran, ll indeks manufaktur di wilayah Philadelphia, l PMI manufaktur versi S&P, dan penjualan rumah existing, hasilnya lebih bagus dari ekspektasi pasar.
"Hasil ini mendorong rebound pergerakan dolar AS yang melemah karena hasil rapat moneter The Fed. Dolar AS bergerak menguat terhadap nilai tukar lainnya," ujar Ariston.
3. The Fed beri sinyal pemangkasan suku bunga di semester II
Sebelumnya, The Fed dalam penjelasan hasil rapatnya kemarin menyatakan keputusan pemangkasan akan tergantung dari data-data terbaru.
Data-data yang membaik di atas bisa kembali mendorong kenaikan inflasi sehingga hasil tersebut bisa menahan The Fed untuk melakukan pemangkasan.
"Ini bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar. Namun, hasil The Fed yang memberikan sinyal pemangkasan cukup dalam di semester kedua dan tahun depan, mungkin masih bisa memicu minat pelaku pasar untuk masih ke aset berisiko dan bisa mendorong penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS," tutur Ariston.