Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dewan Ekonomi Nasional Ungkap Keuntungan RI Jadi Anggota BRICS

Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu (dok. PLN)
Intinya sih...
  • Indonesia bergabung dengan BRICS untuk seimbangkan partisipasi internasional.
  • Indonesia dapat berperan sebagai jembatan antara negara berkembang dan isu-isu multilateral.
  • Indonesia tidak perlu khawatir terkait hubungan dengan AS dalam konteks keanggotaan BRICS.

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu menyatakan keputusan Indonesia menjadi anggota penuh BRICS akan menyeimbangkan partisipasi Indonesia dalam forum internasional yang melibatkan negara maju dan berkembang.

BRICS adalah kelompok kerja sama ekonomi yang terdiri dari lima negara dengan pertumbuhan ekonomi besar, yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Tujuannya memperkuat kerja sama di antara negara-negara berkembang.

"Jadi, mungkin bisa dilihat positifnya kalau ada isu-isu yang terkait dengan negara sedang berkembang, kita punya kelompok yang bisa memperjuangkan baik di BRICS-nya maupun di forum-forum lain, forum-forum multilateral yang lain. Itu pertama," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip Rabu (8/1/2025).

1. Indonesia bisa tekan ketergantungan pada dolar AS

ilustrasi uang (unsplash.com/Vitaly)

Mari menyatakan Indonesia dapat berperan sebagai jembatan antara kepentingan negara berkembang dan isu-isu multilateral yang perlu diperjuangkan bersama mempelajari agenda BRICS dalam upaya dedolarisasi melalui penggunaan mata uang selain dolar AS.

Hal itu dilakukan melalui pengembangan sistem transaksi dengan menciptakan alternatif bagi sistem pembayaran global yang didominasi oleh SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication).

Menurutnya, meskipun volume transaksi non-dolar saat ini masih kecil, Indonesia telah memulai inisiatif seperti Local Currency Settlement (LCS) yang memungkinkan perdagangan langsung dengan negara mitra, seperti China, menggunakan mata uang lokal.

"Jadi sebetulnya proses-proses itu sudah berjalan. Apakah BRICS akan membantu untuk itu dipercepat, mungkin akan perlu waktu ya. Karena kenyataannya dolar masih dominan di dalam transaksi maupun di dalam memegang aset," ujarnya.

2. Indonesia tak perlu khawatir terkait hubungan dengan AS

Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. (unsplash.com/Kristina Volgenau)

Mari menegaskan Indonesia tidak perlu khawatir terkait hubungannya dengan AS dalam konteks keanggotaan BRICS. Sebab, Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif, yang memungkinkan kerja sama dengan berbagai pihak tanpa mengganggu kepentingan negara lain.

"Bahkan kita ingin juga bisa bertindak sebagai jembatan ya antara negara sedang berkembang dengan negara maju," tuturnya.

3. DEN akan mempelajari lebih lanjut manfaat keanggotaan

Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu (tengah) bersama anggota DEN usai pelantikan di Istana Kepresidenan, Selasa (5/11/2024). (IDN Times/Ilman Nafi'an).

Dewan Ekonomi Nasional yang dipimpin Luhut Binsar Pandjaitan itu perlu mempelajari lebih lanjut manfaat keanggotaan dalam BRICS, termasuk potensi pendanaan pembangunan melalui New Development Bank (NDB).

Mari menekankan pentingnya menetapkan kementerian yang akan memimpin koordinasi keanggotaan Indonesia di BRICS. Selain itu, Mari mencatat BRICS tidak mewajibkan iuran anggota, tetapi aspek anggaran ini perlu dipertimbangkan untuk persiapan di masa depan.

"Ini hal-hal yang harus kita pelajari dari segi manfaat lainnya," tambah mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us