Diamuk Petani, Polandia Setop Impor Biji-bijian Ukraina hingga 30 Juni

Jakarta, IDN Times - Otoritas Polandia mengatakan pihaknya melarang impor biji-bijian dan makanan lainnya dari Ukraina. Hal itu menanggapi para petani yang protes akibat beredarnya gandum Kiev hingga menimbulkan kerugian.
Pemimpin partai yang berkuasa, Jaroslaw Kaczynski, menyebut pedesaan Polandia dihadapi momen krisis dan terpaksa untuk bertindak melindungi para petaninya.
“Hari ini, pemerintah telah memutuskan sebuah peraturan yang melarang impor biji-bijian, tetapi juga puluhan jenis makanan lainnya, ke Polandia,” kata Kaczyński pada Sabtu (15/4/2023), berbicara pada konvensi partai di Polandia timur, dikutip dari Reuters.
1. Larangan impor biji-bijian dari Ukraina berlaku hingga 30 Juni 2023

Melansir Associated Press, Polandia mengumumkan larangan impor berlaku hingga 30 Juni. Aturan itu mencakup larangan impor gula, daging, telur, susu dan produk susu lainnya. Serta buah-buah-buahan dan sayuran.
Sebelumnya, para petani di negara-negara tetangga Polandia juga mengeluh soal beredarnya biji-bijian Ukraina di wilayah mereka. Sebab, itu menyebabkan harga gandum lokal jatuh.
“Meningkatnya impor produk pertanian dari Ukraina menyebabkan gangguan serius di pasar negara kita, kerusakan besar pada produsen dan keresahan sosial,” kata Menteri Pertanian Polandia, Robert Telus, kepada rekan-rekannya dari Bulgaria, Republik Ceko, Rumania, Slovakia, dan Hungaria minggu ini, dilansir Associated Press.
Oleh karena mereka semua adalah anggota Uni Eropa, Telus mengatakan blok tersebut harus segera mengambil tindakan guna menangani masalah itu.
“Kami tidak dapat menerima situasi di mana seluruh beban menangani peningkatan impor terutama ditanggung oleh petani dari negara kami,” ujar Telus.
2. Petani salahkan pemerintah atas jatuhnya harga biji-bijian Polandia
Situasi tersebut merupakan dampak dari perang Rusia-Ukraina. Setelah Rusia memblokir jalur laut ekspor tradisional, Uni Eropa (UE) langsung mencabut bea atas gandum Ukraina. Hal itu untuk memfasilitasi pengirimannya ke Afrika dan Timur Tengah.
Alih-alih dikirim ke Timur Tengah dan Afrika seperti yang direncanakan UE, biji-bijian Ukraina yang transit di Polandia justru beredar dipasaran dan membuat harga gandum lokal menurun.
Otoritas Polandia berusaha menyalahkan UE atas situasi tersebut. Akan tetapi, beberapa serikat pekerja dan politisi oposisi menuduh perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah sebagai penyebab anjloknya harga gandum lokal.
3. Petani Polandia merugi hingga Rp3,4 triliun

Para kritikus menduga perusahaan yang terafiliasi itu membeli biji-bijian Ukraina yang murah dan berkualitas rendah. Kemudian, korporasi itu menjualnya ke pabrik roti dan pasta sebagai produk Polandia dengan berkualitas tinggi.
Anggota serikat Solidaritas petani, Tomasz Obszanski, mengatakan sekitar 3 juta ton biji-bijian Ukraina yang seharusnya dikirim ke Afrika, diterima oleh para pedagang begitu tiba di Polandia. Dia pun menuduh beberapa perusahaan telah meraup keuntungan besar dari situasi tersebut.
Pemimpin AgroUnia, Michael Kolodziejczak, memperkirakan kerugian para petani Polandia ditaksir mencapai $2,3 miliar (sekitar Rp3,4 triliun).