Didorong Danantara, Garuda Cetak Kinerja Positif di Semester I-2025

Jakarta, IDN Times - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus mempercepat transformasi di tengah tantangan operasional yang cukup berat. Sepanjang semester I-2025, maskapai pelat merah ini mencatat peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional, didukung penuh oleh Pemerintah melalui BPI Danantara.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengungkapkan serangkaian langkah strategis yang dijalankan telah memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan.
"Di tengah beratnya tantangan perawatan armada pasca-PKPU yang masih menjadi beban pada semester I-2025, Garuda Indonesia Group mampu mencatat produktivitas yang lebih tinggi meski dengan jumlah pesawat operasional lebih sedikit," kata Wamildan dalam keterangannya, Kamis (9/10/2025).
1. Ada kenaikan pendapatan per pesawat

Peningkatan kinerja tersebut tercermin dari naiknya pendapatan per pesawat. Rata-rata, pendapatan setiap armada Garuda Indonesia yang beroperasi tumbuh 1,3 persen menjadi 15,88 juta dolar Amerika Serikat pada periode Januari–Juni 2025. Sementara itu, Citilink membukukan pertumbuhan lebih tinggi, yakni 4,4 persen menjadi 11,47 juta dolar AS per pesawat.
"Aspek lain yang menunjukkan perbaikan adalah pendapatan dari penerbangan charter, yang meningkat 15,66 persen menjadi 205,84 juta dolar AS. Di sisi lain, Garuda juga berhasil menekan beban usaha dari 1,53 miliar dolar AS menjadi 1,50 miliar dolar AS," ujar Wamildan.
2. Kewajiban keuangan jangka panjang pasca restrukturisasi masih menekan laporan keuangan

Meski menunjukkan tren positif, profitabilitas masih menjadi tantangan utama. Kewajiban keuangan jangka panjang pasca-restrukturisasi masih menekan laporan keuangan.
Salah satu kendala besar adalah armada yang belum dapat dioperasikan (grounded), namun tetap menjadi beban perusahaan. Untuk mengatasi keterbatasan armada tersebut, Garuda Indonesia Group bersama Danantara telah mengaktifkan kembali lima armada Airbus A320 Citilink hingga awal Oktober 2025.
"Secara bertahap, kami menargetkan dapat merestorasi hingga 15 armada Citilink sampai akhir 2025," ujar Wamildan.
3. Berbagai strategi perbaikan terus dilakukan

Strategi perbaikan terus dioptimalkan, termasuk melalui restrukturisasi rute dengan fokus pada rute-rute yang lebih menguntungkan (profitable).
"Dengan berbagai langkah perbaikan dan dukungan penuh dari Danantara, kami menargetkan posisi ekuitas Garuda Indonesia dapat kembali positif di akhir tahun ini," tutur Wamildan.
4. Danantara suntik Garuda Indonesia

Melansir data keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan menyuntikkan dana ke PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
BPI Danantara akan mendukung proses restrukturisasi Garuda Indonesia yang dilaksanakan melalui anak usahanya, PT Danantara Asset Management (Persero), dengan penyetoran modal tunai senilai 1,44 miliar dolar AS. Dana tersebut akan disetorkan melalui pengambilan bagian atas saham yang diterbitkan dalam private placement.
Sebanyak 29 persen dari dana penambahan modal tersebut akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan operasional perseroan, termasuk pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat.
Sementara itu, 37 persen dari dana hasil penyetoran akan dialokasikan untuk peningkatan modal pada Citilink Indonesia, dalam rangka pembiayaan modal kerja dan operasional anak usaha tersebut, yang juga mencakup biaya perawatan dan perbaikan pesawat.