Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Disentil DPR Soal Mafia Alkes, Holding BUMN Farmasi: Kita Tak Terlibat

Anggota Fraksi PDIP Aria Bima (IDN Times/Auriga Agustina)
Anggota Fraksi PDIP Aria Bima (IDN Times/Auriga Agustina)

Jakarta,IDN Times - Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima juga menyoroti masalah mafia alat kesehatan. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan BUMN Farmasi, ia meminta penjelasan terkait praktik impor alkes ini.

Dia meminta BUMN Farmasi menjelaskan secara transparan proses pengadaan dan distribusi alat kesehatan agar tidak ada celah buat mafia.

"Nah ini tolong nanti ikut dijelaskan dari direktur holding (BUMN Farmasi) ada, upaya pencegahan ini seperti apa supaya masyarakat transparan bahkan dituduhkan juga itu berkolaborasi dengan politisi," ujarnya.

1. DPR meminta BUMN Farmasi menyiapkan langkah antisipasi untuk menghindari mafia

IDN Times / Auriga Agustina
IDN Times / Auriga Agustina

Aria meminta BUMN Farmasi menyiapkan langkah antisipasi untuk menghindari mafia. Apalagi, menurutnya, sangat tidak etis jika ada yang memanfaatkan situasi di tengah bencana wabah virus yang terjadi di dalam negeri ini.

"Rapat ini menginginkan adanya jawaban kepastian dari direktur holding mengenai bagaimana usaha untuk mengatasi ini yang tentunya diturunkan ke masing-masing anak perusahaannya," katanya.

2. Holding Farmasi BUMN membantah terlibat praktik mafia alat kesahatan

IDN Times / Auriga Agustina
IDN Times / Auriga Agustina

Menanggapi hal itu Direktur Utama Bio Farma selaku Induk Holding Farmasi Honesti Basyir, memastikan Holding Farmasi Badan Usaha Milik Negara tidak terlibat dalam praktik mafia alat kesehatan.

"Nah apa-apa yang kami lakukan untuk BUMN, kita tidak mungkin melakukan itu," katanya, Selasa (21/4).

Kendati begitu dia tak menampik hal semacam itu mungkin saja dilakukan oleh oknum di luar BUMN di tengah pandemik virus corona.

3. Anggota holding, Kimia Farma tak menaikkan harga saat pandemik

Antrean warga di Apotek (IDN Times/Umi Kalsum)
Antrean warga di Apotek (IDN Times/Umi Kalsum)

Honesti menjelaskan bahwa BUMN memiliki dua fungsi, yaitu agent of development dan perusahaan yang dituntut untuk memperoleh keuntungan. Namun di tengah pandemik ini pihaknya tidak memanfaatkannya dengan menaikkan harga.

Sebagi contoh kata dia, Kimia Farma masih menjual masker dengan harga terjangkau, Rp2.000 per lembar, sementara pihak lain, sudah menjual di kisaran harga Rp10.000.

"Itu untuk menjaga semua orang bisa mendapat suplai masker yang cukup," ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Umi Kalsum
Auriga Agustina
Umi Kalsum
EditorUmi Kalsum
Follow Us