DPR Tolak Impor Kereta Bekas, Segera Panggil Direksi KAI

Jakarta, IDN Times - Komisi VI DPR RI bakal memanggil direksi PT KAI dan PT KCI terkait rencana impor kereta bekas dari Jepang untuk operasional KRL Jabodetabek. KCI adalah anak perusahaan dari KAI yang mengoperasikan KRL Jabodetabek.
"Kita rencana akan memanggil PT KAI dan Commuter Line (PT KCI) soal impor kereta bekas," kata Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade dalam rapat kerja dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Rabu (15/3/2023).
Sebenarnya, Komisi VI DPR RI sudah menjadwalkan pertemuan dengan KAI dan KCI. Hanya saja, direksi perusahaan sedang melakukan kunjungan ke Jepang.
1. DPR melihat KAI dan KCI melakukan kesalahan

Anggota Komisi VI DPR RI itu berpandangan, kekurangan kereta untuk operasional KRL Jabodetabek adalah kesalahan KAI dan KCI. Seharusnya mereka jauh-jauh hari memesan kereta dari PT INKA.
"Ini kesalahan mereka, mereka tahu 2023 harus diganti, seharusnya mereka bikin perencanaan pesan jauh-jauh hari dengan INKA. Itu alasannya sekarang 'INKA gak bisa' ini kan bukan pabrik kacang goreng, hari ini pesan besok datang," katanya.
Dia mengaku sudah mengingatkan KAI jika butuh kereta untuk memesan kepada INKA. Sebab, INKA sudah mampu memproduksinya.
2. DPR tak setuju impor kereta bekas

Andre juga menyayangkan rencana impor kereta bekas yang sudah berusia tua, yakni produksi tahun 1994. Padahal Indonesia merupakan salah satu negara besar yang menjadi anggota G20.
"Ini bayangkan kita akan impor kereta bekas tahun 1994, usianya 28 tahun yang lalu, 29 tahun yang lalu. Masa kita negara masuk G20 mau kasih rakyat kita barang tua umur 28-29 tahun," ujarnya.
3. Alasan KCI baru ajukan usulan tambah kereta sekarang

Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga, mengungkapkan alasan di balik upaya PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang baru mau impor kereta bekas Jepang baru-baru ini.
Alasan utamanya adalah kondisi pandemik COVID-19 tiga tahun lalu yang membuat banyak sektor usaha terpuruk, termasuk KCI.
"Buat KCI agak berat karena kemarin masih Corona sehingga baru sekarang dia berani mengajukan usulan kebutuhan," ucap Arya kepada awak media di Bandung, Senin (6/3/2022) malam.