Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dubes Indonesia di Tiongkok Singgung Potensi Blockchain untuk Ekonomi

Dok. IDN Times/Istimewa
Dok. IDN Times/Istimewa

Shanghai, IDN Times - Popularitas blockchain yang kian meningkat membuat Blockchain Global kembali membuka salah satu pusat pelatihan dan pembelajaran, kali ini di kota Shanghai, pada 9 September 2018. Dengan dibukanya satu blockchain centre tersebut berarti Blockchain Global sudah memiliki delapan fasilitas di seluruh dunia.

1. Blockchain Global diawali oleh sekelompok pemuda di Australia

Dok. IDN Times/Istimewa
Dok. IDN Times/Istimewa

Pembukaan blockchain centre di salah satu kota tersibuk di Tiongkok tersebut diawali dengan kata sambutan oleh pendiri sekaligus CEO Blockcentre Shanghai, Sam Lee. Dalam sambutannya, ia menceritakan bahwa bisnis blockchain yang dijalaninya bermula di Melbourne, Australia.

Saat itu, ia dan beberapa pemuda bertujuan ingin membagikan informasi tentang teknologi blockchain melalui platform pesan instan. Tak disangka, dari permulaan yang sederhana itu, kini Lee bisa mengembangkan bisnisnya hingga ke sejumlah lokasi di dunia.

2. Teknologi blockchain dinilai sebagai masa depan industri bisnis global

Dok. IDN Times/Istimewa
Dok. IDN Times/Istimewa

Meski begitu, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu blockchain. Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun, yang turut diundang saat acara pembukaan menilai bahwa teknologi blockchain merupakan masa depan industri bisnis dunia, termasuk Indonesia.

Ini juga disadari oleh Blockchain Global yang ingin agar semakin banyak warga Tiongkok belajar tentang pasar keungangan digital serta segala teknologi yang terkait dengannya. 

Blockchain sendiri merupakan sebuah teknologi pencatatan atau pembukuan yang terdistribusi dengan basis internet. Istilah yang kerap digunakan pada industri keuangan saat ini Distributed Ledger Technology. 

Pada dasarnya teknologi ini adalah sebuah sistem pencatatan atau pembukuan data digital yang tersingkronisasi dan disepakati bersama untuk direplikasi serta didistribusikan secara geografis melintasi multi situs, negara dan institusi. 

Oleh karena itu prinsip teknologi blockchain ini adalah sistem desentralisasi di mana masing-masing pengguna memiliki akses data yang sama yang telah disepakati dengan pengguna lainnya dan tidak ada sentralisasi data atau pusat data.

3. Duta Besar Indonesia melihat masyarakat Indonesia juga perlu mulai mempelajari tentang blockchain

Dok. IDN Times/Istimewa
Dok. IDN Times/Istimewa

Mayoritas negara Asia Tenggara sendiri masih belum begitu familiar dengan blockchain. Sejauh ini, baru Singapura dan Malaysia yang dianggap melek terhadap teknologi keuangan digital tersebut. Apalagi CEO Blockchain Singapura juga turut diundang datang ke acara pembukaan blockchain centre di Shangai.

Menurut Duta Besar Djauhari, ini seharusnya mendorong Indonesia untuk mulai mempelajari blockchain serta segala seluk-beluk teknologinya secara aktif. Salah satu inisiatif yang bisa dilaksanakan adalah dengan mengadakan forum internasional di Bali mengenai blockchain dengan menghadirkan para ahli dibidangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rosa Folia
EditorRosa Folia
Follow Us

Latest in Business

See More

Warren Buffett Pegang Lebih Banyak Cash dari The Fed, Tanda Bahaya?

21 Nov 2025, 06:04 WIBBusiness