Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erick Lapor ke Jokowi: Bio Farma Siap Produksi 77 Juta Dosis Vaksin

Bio Farma ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Bio Farma ( ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir membeberkan peran Bio Farma sebagai perusahaan yang menaungi holding BUMN kesehatan atau farmasi di depan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Selain sebagai induk, Bio Farma tetap memiliki tugas untuk menjaga bisnisnya tetap berjalan sedemikian rupa. Salah satunya membuka peluang baru dalam industri vaksinasi.

"Bio Farma kita harapkan harus membuka peluang baru dalam industri vaksinasi di mana kita cukup ketinggalan, karena itu kita sekarang bekerja sama dengan berbagai pihak apakah mengembangkan vaksin mRNA atau protein rekombinan yang hari ini memang masih terus kita jajaki," tutur Erick kepada Jokowi saat acara Groundbreaking Rumah Sakit Internasional Bali, Senin (27/12/2021).

1. Bio Farma disiapkan untuk menekan impor vaksin tahun depan

ilustrasi vaksin LSD. (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi vaksin LSD. (IDN Times/Aditya Pratama)

Erick pun kemudian berharap tugas untuk Bio Farma tersebut bisa menjadi strategi pemerintah dalam menekan angka impor vaksin tahun depan.

"Alhamdulillah khusus untuk vaksin Bio Farma sudah masuk uji klinis kemarin tanggal 13 Desember dan tentu kita harapkan dengan uji klinis kesatu, kedua, dan ketiga kita juga bisa menekan impor vaksin di tahun depan," ucap dia.

Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenku) pada Juli lalu menunjukkan bahwa Indonesia telah mengimpor 143,66 juta vaksin COVID-19. Lebih rinci, jumlah itu terdiri dari tiga juta dosis vaksin produksi Sinovac yang siap pakai atau sudah jadi, lalu ada juga 115,5 juta vaksin Sinovac dalam bentuk bulk.

Lalu, Indonesia juga sudah mengimpor 6,25 juta dosis vaksin produksi Sinopharm, 14,9 juta dosis vaksin produksi AstraZeneca, dan empat juta dosis vaksin Moderna.

2. Bio Farma siap produksi lebih dari 70 juta vaksin mulai pertengahan 2022

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kedua kiri) dan Rektor Unpad Rina Indiastuti (ketiga kanan) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di gedung RSP Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Bio Farma menyerahkan peminjaman Mobile Laboratorium BSL 3 pertama di Indonesia kepada Universitas Padjadjaran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Swab Test melalui RT-PCR pas
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) didampingi Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan Bio Farma Sri Harsi Teteki (kedua kiri) dan Rektor Unpad Rina Indiastuti (ketiga kanan) meninjau Mobile Laboratorium Bio Safety Level (BSL) 3 di gedung RSP Fakultas Kedokteran Unpad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/6/2020). Bio Farma menyerahkan peminjaman Mobile Laboratorium BSL 3 pertama di Indonesia kepada Universitas Padjadjaran yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Swab Test melalui RT-PCR pas

Bio Farma, lanjut Erick, telah siap memproduksi lebih dari 70 juta dosis vaksin. Hal tersebut rencananya bakal dimulai pada pertengahan 2022.

"Kita siap memproduksi 77 juta (dosis) untuk langkah awal yang bisa mulai Insya Allah di bulan Juli dan ini tentu kita kembangkan lagi ke vaksinasi yang lain ke depannya," kata Erick.

3. Holding BUMN farmasi dibentuk pada Februari 2020

Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir (Tangkapan layar YouTube Bio Farma)
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir (Tangkapan layar YouTube Bio Farma)

Sebelumnya diberitakan, pemerintah resmi membentuk holding BUMN farmasi dengan PT Bio Farma sebagai induknya. Sementara PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk menjadi anggota holding yang baru saja diresmikan tersebut.

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan holding farmasi ini dapat memberikan angin segar untuk industri farmasi karena dapat menekan bahan baku impor sebesar 15 persen.

"Kita selama ini kan sebagian besar bahan baku obat impor hingga 90 persen. Dengan holding BUMN ini kita bisa mengurangi impor (hingga) 75 persen," ujarnya pada awal 2020.

Dia menuturkan jika nanti industri farmasi tak lagi bergantung pada impor, bahan baku obat atau active pharmaceutical ingredients (API) harganya akan turun. Hal itu pun akan membuat produk farmasi bisa lebih murah.

"Diharapkan masing-masing dari perusahaan ini, akan memberikan kontribusi pada ketahanan farmasi nasional, sehingga harga produk farmasi bisa lebih murah, karena adanya penurunan harga API dan masyarakat akan lebih mudah mendapatkan produk farmasi," kata Basyir.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us