RI Pacu Impor Minyak AS Mulai Desember demi Kesepakatan Tarif Trump

- Bahlil serahkan urusan impor tanpa lelang ke Menko Perekonomian.
- Perpres disiapkan agar Pertamina bisa impor tanpa lelang.
- Indonesia pacu kemitraan di sektor energi dan investasi.
Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan Indonesia akan segera mengimpor minyak dari Amerika Serikat (AS). Indonesia mengimpor komoditas minyak dan gas bumi (migas), terutama minyak mentah dan liquefied petroleum gas (LPG) dari AS sebagai bagian dari kesepakatan tarif resiprokal antara kedua negara.
Pembelian energi senilai sekitar 15 miliar dolar AS dari Negara Paman Sam tersebut menjadi imbalan agar AS menurunkan tarif impor produk unggulan Indonesia.
"Kalau LPG kan sudah berjalan, kemudian minyak kemungkinan besar di Desember ini sudah bisa ada yang start dari sana," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/11/2025).
1. Bahlil serahkan urusan impor tanpa lelang ke Menko Perekonomian

Ketika awak media menanyakan apakah impor minyak dilaksanakan tanpa proses lelang seperti yang sempat diutarakan oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto, Bahlil tidak memberikan konfirmasi.
"Coba tanya ke Pak Airlangga kalau gitu," jawabnya saat dikonfirmasi apakah impor minyak dilakukan tanpa lelang.
2. Perpres disiapkan agar Pertamina bisa impor tanpa lelang

Pemerintah menyiapkan aturan baru yang memungkinkan PT Pertamina membeli minyak dari AS tanpa proses tender atau lelang. Tujuannya mempercepat pengadaan barang dan mempermudah transaksi antara Indonesia dan AS.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan rancangan peraturan presiden (perpres) yang disiapkan tersebut menjadi bagian dari kesepakatan tarif resiprokal yang tengah difinalisasi kedua negara.
“Kami sedang membuat peraturan peesiden yang mengizinkan Pertamina membeli langsung tanpa tender atau bidding dari perusahaan AS,” ujar Airlangga dalam US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin (17/11/2025).
3. Indonesia pacu kemitraan di sektor energi dan investasi

Indonesia berkomitmen meningkatkan impor energi dari AS dengan nilai hingga 15 miliar dolar AS. Hal itu sebagai upaya menyeimbangkan neraca perdagangan sekaligus menjadi imbal balik atas penurunan tarif yang diberikan AS.
Selain itu, ada juga proyek investasi dari perusahaan Indonesia di AS untuk mengembangkan blue ammonia, salah satu solusi energi ramah lingkungan yang akan diproduksi di negara tersebut.
“Total nilai investasi yang diperkirakan dari proyek-proyek ini mencapai 10 miliar dolar AS. Ini termasuk investasi untuk membeli kilang serta proyek energi bersih, seperti blue ammonia yang akan diproduksi di AS,” kata Airlangga.


















