Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Optimalkan Penjualan di E-commerce, Insight Real Time Jadi Kunci

CEO Shoptik Fahmi Baihaqi
CEO Shoptik, Fahmi Baihaqi (dok. Shoptik)
Intinya sih...
  • Risiko bagi pelaku usaha yang tidak mengandalkan insight real time
  • Kehadiran platform Shoptik
  • E-commerce tulang punggung ekonomi digital Indonesia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perilaku konsumen Indonesia bergerak semakin cepat seiring penetrasi internet yang terus meningkat. Data terbaru dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2025 menunjukkan, Shopee menjadi platform paling banyak diakses dengan 53 persen pengguna aktif, diikuti oleh Tokopedia dan TikTok Shop.

Konsumen kini lebih rasional dan data-driven, melakukan riset produk melalui media sosial, membandingkan harga di marketplace, dan memilih platform dengan penawaran terbaik sebelum melakukan pembelian.

"Dalam pasar yang semakin volatil, insight real-time menjadi senjata utama bagi pelaku usaha. Lonjakan permintaan yang dipicu tren viral atau kampanye influencer dapat muncul dalam hitungan jam," kata CEO Shoptik, Fahmi Baihaqi, dikutip Selasa (18/11/2025).

1. Risiko bagi pelaku usaha yang tidak mengandalkan insight real time

ilustrasi e-commerce (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi e-commerce (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Lebih lanjut Fami menjelaskan, pelaku usaha yang mengandalkan laporan bulanan atau analisis lambat berisiko kehilangan momentum.

Insight real-time memungkinkan bisnis menyesuaikan harga dan stok antar wilayah, memantau performa kanal penjualan secara bersamaan, dan merespons perubahan tren lebih cepat dibanding kompetitor.

Seiring kompleksitas pasar yang meningkat, automasi analitik muncul sebagai keunggulan kompetitif baru. Pelaku usaha yang mengotomasi pemantauan kompetitor, kampanye iklan, dan sinyal tren dari berbagai platform bisa membuat keputusan lebih cepat dan efisien.

“Keputusan bisnis yang tepat hanya dapat diambil berdasarkan data yang akurat dan menyeluruh,” ujar Fahmi.

2. Kehadiran platform Shoptik

ilustrasi e-commerce (pexels.com/AS Photography)
ilustrasi e-commerce (pexels.com/AS Photography)

Oleh karena itu, platform seperti Shoptik yang mengubah kumpulan data terpisah menjadi insight yang dapat langsung dijalankan pun hadir. Insight tersebut bisa dilakukan mulai dari riset produk hingga strategi pemasaran lintas kanal.

Dengan kemampuan analitik real-time, kata Fahmi, Shoptik membantu penjual dan jenama merespons pasar dengan cepat, mengoptimalkan stok dan harga, serta menemukan peluang produk baru sebelum pesaing.

"Di tengah persaingan e-commerce yang ketat, mengandalkan intuisi atau laporan lama bukan lagi cukup. Insight real-time bukan hanya alat bantu melainkan kebutuhan strategis untuk bertahan dan tumbuh," ujar dia.

3. E-commerce tulang punggung ekonomi digital Indonesia

IMG-20251113-WA0014.jpg
Country Director Google Indonesia, Veronica Utami (IDN Times/Pitoko)

Di tengah masih berlangsungnya ketidakpastian ekonomi dunia akibat konflik geopolitik global, pertumbuhan yang melambat, dan beberapa faktor lainnya, Indonesia mencatatkan pertumbuhan dari sisi ekonomi digitalnya pada tahun ini.

Hal tersebut tercantum dalam laporan e-Conomy SEA (SouthEast Asia) 2025 yang dirilis oleh Google hasil kolaborasi dengan Temasek dan Bain & Company.

"Ekonomi digital Indonesia sendiri tumbuh sebesar 14 persen dibandingkan tahun lalu, artinya Indonesia masih tetap menjadi ekonomi digital paling besar se-Asia Tenggara dan GMV-nya (Gross Merchandise Value) sekarang mencapai hampir 100 miliar USD," kata Country Director Google Indonesia, Veronica Utami dalam pemaparan laporan di kantor Google Indonesia, Jakarta, Kamis (13/11/2025).

Veronica menambahkan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tidak lepas dari seluruh sektor kunci yang turut mencatatkan kenaikan hingga dua digit.

Adapun sektor e-commerce menjadi kontributor terbesar terhadap total GMV di Indonesia sepanjang tahun ini.

"Sektor e-commerce ini tetap menjadi kontributor terbesar bagi GMV di Indonesia dan tumbuh lebih dari 14 persen mencapai 71 miliar USD. Ini adalah akselerasi signifikan dari tahun ke tahun dibandingkan tahun sebelumnya dan ini didorong oleh pesatnya pertumbuhan video commerce," tutur Veronica.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us

Latest in Business

See More

BEI Targetkan Ada 555 Perusahaan IPO Tahun Depan

19 Nov 2025, 00:01 WIBBusiness