Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gawat! 22.500 Buruh Pabrik Sepatu Kena PHK

Ilustrasi PHK. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 22.500 buruh di pabrik alas kaki atau sepatu telah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena penurunan permintaan di pasar luar negeri. Sebab, dunia sedang mengalami pelemahan ekonomi.

"Sementara ini angka di kita ada kisaran 22.500 tenaga kerja (yang terkena PHK)," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri kepada IDN Times, Rabu (2/11/2022).

1. PHK massal kemungkinan berlanjut hingga awal 2023

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Firman mengatakan, rata-rata pabrik alas kaki yang berorientasi ekspor sudah kehabisan order, yang mana order yang masuk sudah diselesaikan pada November hingga Desember ini.

"Jadi, kemungkinan di Desember itu semua industri kita yang orientasi ekspor akan mengalami penurunan demand (permintaan), dan itu artinya untuk 2023, kita masih akan mengalami penyusutan demand," ujarnya.

Dia menjelaskan beberapa pabrik sejak awal semester II-2022 sudah mengalami penurunan order sekitar 40 sampai 50 persen. Itu akan berlanjut sampai tahun depan, setidaknya orderan akan terpangkas hingga 50 persen sampai semester I-2023.

"Kalau tidak ada support dari pemerintah mungkin akhir tahun (2022), awal tahun (2023) akan terjadi PHK cukup masif ya," jelas Firman.

2. Permintaan ekspor sempat ekspansif sejak awal 2020 hingga pertengahan 2022

Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebenarnya, ekspor alas kaki posisinya sedang ekspansif sejak pandemik 2020. Jadi, saat itu industri sepatu masih bisa tumbuh positif walaupun hanya 1 digit, yakni 8,9 persen. Kemudian di 2021 terjadi pertumbuhan 23,8 persen.

Pertumbuhan positif itu berlanjut sampai setidaknya semester I-2022, yang mana ekspor produk alas kaki pada Agustus masih tumbuh ekspansif di angka 36,2 persen.

"Kemudian di tengah-tengah tahun, di awal semester II mulai bulan Juli itu kita sudah mulai ada beberapa pabrik yang mengalami penurunan cukup ekstrem, penurunan demand sehingga kemudian sudah terjadi PHK di medio Juli sampai bulan ini ya," jelasnya.

3. Buruh pabrik tekstil juga sudah banyak yang dirumahkan dan tak diperpanjang kontrak

Ilustrasi pabrik. (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa mengatakan, dampak ancaman resesi global yang diproyeksikan terjadi pada tahun depan sudah mulai dirasakan pada tahun ini. Akibat terpukulnya perekonomian dunia, industri yang mengandalkan pasar ekspor seperti tekstil terkena getahnya. Akhirnya, banyak karyawan yang dirumahkan.

"(Jumlah karyawan) dirumahkan, itu laporan ke asosiasi di kisaran 45 ribu, per September kemarin," katanya kepada IDN Times, Rabu (26/10/2022).

Pada praktiknya, karyawan tidak hanya dirumahkan, ada pula yang kontraknya tidak diperpanjang atau dengan kata lain mengalami hal yang sama seperti pemutusan hubungan kerja.

"Ada beberapa anggota bilang istilahnya mereka bukan bicara mem-PHK tapi tidak memperpanjang kontrak karyawan, ya istilahnya mungkin sebetulnya similar aja ya dengan di-PHK," ujar Jemmy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us