Gejolak Global Jadi Momentum Perluas Pasar Produk Halal

- Indonesia harus memperkuat dan memperluas pasar ekspor produk halal untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional.
- Ekspor produk halal Indonesia mencapai 41,42 miliar dolar AS pada Januari 2024, tetapi masih tergolong kecil dibandingkan potensi besar yang dimiliki.
- Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas ekspor produk halal dengan mengadopsi pendekatan yang lebih agresif dan strategis, seperti Malaysia.
Jakarta, IDN Times - Ketidakpastian global yang dipicu oleh perang dagang antarnegara besar bisa menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk memperkuat dan memperluas pasar ekspor produk halal. Kondisi ini membuka peluang bagi pelaku usaha nasional untuk mencari pasar baru dan mengurangi ketergantungan terhadap pasar tradisional.
Kepala Center for Sharia Economic Development (CSED) Indef Nur Hidayah menegaskan, Indonesia memiliki kekuatan industri halal yang harus dioptimalkan dan memperluas jangkauan ekspor dan memperkuat daya saing ekonomi syariah nasional.
"Indonesia sejatinya memiliki momentum tepat untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor halal, terkait situasi ketidakpastian global akibat perang dagang yang saat ini terjadi," ujar Nur Hidayah dalam diskusi publik Indef bertajuk Dampak Perang Dagang Bagi Ekonomi dan Keuangan Syariah, Sabtu (26/4/2025).
1. Ekspor produk halal Indonesia capai 41,42 miliar dolar AS

Ekspor produk halal Indonesia tercatat mencapai 41,42 miliar dolar AS pada Januari 2024. Meski angka tersebut menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, laju ekspor produk halal dinilai masih tergolong kecil dibandingkan potensi besar yang dimiliki Indonesia di sektor ini.
Ia menjelaskan pencapaian tersebut mencerminkan perlunya langkah strategis untuk memperkuat peran industri halal sebagai motor utama dalam diplomasi ekonomi nasional. Apalagi Indonesia memiliki keunggulan kompetitif di berbagai subsektor halal yang belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal di pasar global.
"Pencapaian ini tentu saja menjadi sebuah kekuatan yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar dan produk halal," kata Nur Hidayah.
2. Bisa tiru Malaysia perluasan pasar ekspor produk halal

Nur menyebut seharusnya Indonesia bisa meniru strategi Malaysia sebagai negara yang agresif memperluas pasar halal, baik sebelum maupun sesudah kebijakan tarif resiprokal Presiden Trump diberlakukan.
Ia menjelaskan bahwa Malaysia termasuk negara yang berhasil mendukung visi Halal Industry Masterplan 2030.
"Malaysia memperluas ekspor ke Asia Timur, Timur Tengah, Afrika, serta memperkuat hubungan dagang dengan China, India, dan Asia. Mereka juga memanfaatkan berbagai kemudahan yang diberikan oleh negara lain untuk mengakses pasar baru dengan tarif yang lebih rendah dan berfokus pada industri yang bernilai tinggi," urai Nur Hidayah.
3. Indonesia harus buka peluang pasar ekspor produk halal

Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, dinilai memiliki peluang besar untuk memperluas ekspor produk halal dengan mengadopsi pendekatan yang lebih agresif dan strategis.
Apalagi kawasan Afrika Sub-Sahara sebagai pasar potensial karena pertumbuhan kelas menengah yang mendorong konsumsi produk halal. Selain itu, kawasan Timur Tengah juga menunjukkan peningkatan permintaan terhadap kosmetik dan fesyen syariah.
"Tak lupa Asia Selatan dan Tengah dengan ekspansi industri halal lokal yang membuka peluang ekspor baru, sehingga ada beberapa rekomendasi strategis yaitu pengembangan roadmap ekspor halal non-food and beverage yang berfokus pada sektor fashion, kosmetik, dan bioteknologi," tambahnya.