Gojek Bisa Jadi Koperasi Digital, Lebih Layak dari Koperasi Merah Putih

- Danantara bisa membentuk platform transportasi digital bisnis model koperasi. Contoh nyata adalah co-op Ride di AS.
- Koperasi transportasi digital jauh lebih layak dibanding koperasi merah putih karena lebih feasible secara ekonomi dan bisnis.
- Penduduk perkotaan semakin besar, mencapai 59% pada awal 2025 dan diperkirakan mencapai 70% pada tahun 2045.
Jakarta, IDN Times - Guru besar Universitas Paramadina sekaligus Pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini mengemukakan gagasan terkait koperasi transportasi digital di tengah inisiasi pemerintah berupa koperasi merah putih.
Didik merujuk pada keberhasilan Gojek sebagai contoh bisnis digital yang sukses besar. Namun, di balik kesuksesannya tersebut, Didik menilai model bisnis Gojek saat ini hanya menguntungkan perusahaan dan meninggalkan masa depan pengemudi selaku stakeholders utamanya.
"Dalam ideologi pemerintahan sekarang, yang menjalankan sistem sosialisme pasar, Gojek akan lebih baik dibangun dan ditransformasikan menjadi koperasi. Para driver tersebut nanti menjadi pemilik entitas bisnisnya, yakni koperasi. Platform dan aplikasinya dijalankan oleh pengurus koperasi," tutur Didik dalam catatannya yang diterima IDN Times, Selasa (10/6/2025).
1. Danantara bisa membentuk platform transportasi digital bisnis model koperasi

Selain Gojek, Didik menilai pemerintah lewat Danantara juga bisa membuat platform transportasi digital dengan bisnis model koperasi. Hal itu nantinya bakal dimiliki oleh ratusan ribu atau jutaan pengemudi motor dan mobil.
Contoh nyata gagasan tersebut adalah co-op Ride, sebuah platform ride-sharing berbasis koperasi yang ada di New York, Amerika Serikat (AS). Platform tersebut dimiliki dan dikelola oleh para pengemudi, bukan milik perusahaan besar teknologi seperti Uber atau Lyft.
"Ini lebih sesuai dengan ideologi pemerintah pada saat ini," kata Didik.
2. Koperasi transportasi digital jauh lebih layak dibanding koperasi merah putih

Menurut Didik, gagasan koperasi transportasi digital ini jauh lebih layak dibandingkan ide koperasi merah putih.
"Koperasi merah putih tetap penting untuk memajukan pedesaan, tetapi koperasi transportasi digital ini akan lebih feasible secara ekonomi dan bisnis karena masyarakat perkotaan juga lebih banyak jumlahnya dibandingkan masyarakat pedesaan sekarang," kata Didik.
3. Penduduk perkotaan semakin besar

Pernyataan Didik tersebut berangkat dari semakin banyaknya penduduk perkotaan. Pada awal 2025, penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan mencapai 59 persen.
Dengan demikian, ada sekitar 167 juta penduduk Indonesia hidup dan tinggal di kota.
"Kecenderungan peningkatan penduduk perkotaan akan semakin besar dengan peningkatan pertumbuhan urbanisasi yang cukup pesat. Bahkan pada tahun 2045, perkitaan penduduk wilayah perkotaan dapat mencapai 70 persen," ujar Didik.